Seungri terbangun perlahan, merasakan kehangatan di tangannya. Saat matanya membuka, dia melihat Minho duduk di kursi di samping tempat tidurnya, kepala tertunduk dengan mata tertutup, tertidur dalam posisi yang jelas-jelas tidak nyaman. Minho menggenggam tangannya dengan erat, seolah memastikan Seungri tidak akan kemana-mana.
Seungri terdiam sejenak, menatap wajah kakaknya yang tampak lelah. Di balik penampilannya yang selalu tegar, Seungri tahu betul seberapa besar beban yang harus ditanggung Minho. Mengurus semuanya, menjaga kesehatannya, dan memastikan bahwa dia selalu aman-itu semua pasti melelahkan. Perasaan bersalah sedikit menyeruak dalam hati Seungri. Dia tahu dirinya bisa sangat merepotkan, terutama ketika dia sakit seperti ini.
Namun, seiring dengan rasa bersalah itu, ada juga rasa manja yang mulai muncul dalam dirinya. Ketika Seungri dirawat di rumah sakit, dia selalu merasa lebih sensitive, lebih membutuhkan perhatian. Dan sekarang, yang dia inginkan hanyalah sedikit kenyamanan-dan, tentu saja, ponselnya.
Seungri melirik ke sekeliling kamar, mencari-cari keberadaan ponselnya. Tapi, dengan segala macam peralatan medis yang terpasang padanya-selang oksigen yang masih terpasang di hidungnya, monitor jantung yang terus berbunyi pelan, dan infus yang terhubung ke lengannya-gerakannya sangat terbatas. Dia mencoba sedikit menggerakkan tubuhnya, berharap menemukan ponselnya di meja samping tempat tidur atau mungkin di kursi di mana Minho duduk. Tapi, hasilnya nihil.
"Hyuung," panggilnya dengan suara pelan, ragu-ragu. Minho tidak langsung merespons. Seungri tahu kakaknya pasti sangat lelah. Tapi rasa manja yang tak terbendung mulai mendesaknya lagi. "Hyung," panggilnya lagi, sedikit lebih keras.
Minho tergerak sedikit, matanya membuka perlahan-lahan. Butuh beberapa detik baginya untuk sepenuhnya sadar dan mengingat di mana dia berada. Ketika pandangannya jatuh pada Seungri, dia langsung duduk tegak, meskipun jelas-jelas masih setengah mengantuk.
"Seungri, kau sudah bangun," katanya dengan suara serak, segera melepaskan genggaman tangannya dan mengusap wajahnya untuk mengusir kantuk.
Seungri mengangguk pelan, sambil menatap Minho dengan mata penuh harap. "Hyung, di mana ponselku?"
Minho menatapnya dengan sedikit skeptis. "Kau tidak perlu ponselmu sekarang, Ri. Kau harus istirahat."
"Tapi aku ingin memeriksa pesan dan berbicara dengan teman-temanku," Seungri merengek pelan, bibirnya cemberut seperti anak kecil yang tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. "Aku tidak bisa tidur lagi, dan aku bosan."
Minho menarik napas panjang, berusaha tetap tenang. Dia tahu bahwa Seungri akan mulai rewel ketika dia merasa lebih baik, dan itu adalah tanda bahwa adiknya mulai pulih. Namun, dia juga tahu bahwa memberikan ponsel pada Seungri sekarang hanya akan membuatnya tidak fokus pada istirahatnya.
"Seungri, kau baru saja keluar dari serangan yang cukup serius. Kau perlu istirahat penuh, bukan sibuk dengan ponselmu," kata Minho dengan tegas, meskipun ada nada lembut dalam suaranya. Dia tidak ingin terdengar terlalu keras pada Seungri, tapi dia juga harus memastikan adiknya mematuhi aturan.
Seungri mendengus kesal, matanya kembali menelusuri kamar, mencoba mencari tahu di mana Minho menyembunyikan ponselnya. "Hyung, tolong. Hanya sebentar saja. Aku janji tidak akan lama."
Minho menghela napas, merasa serba salah. Dia tahu seberapa keras kepala Seungri bisa menjadi, dan bahwa semakin dia menolak, semakin keras kepala Seungri akan memohon. Namun, Minho juga tahu bahwa ponsel hanya akan membuat Seungri lupa waktu dan akhirnya tidak beristirahat dengan benar.
"Seungri," kata Minho, mencoba memotong rengekan adiknya sebelum dia mulai. "Kau bisa mendapatkan ponselmu nanti. Untuk sekarang, kau harus fokus pada istirahatmu dan pemulihanmu. Dokter Kim tidak akan senang jika dia tahu kau terlalu banyak menggunakan ponsel."
![](https://img.wattpad.com/cover/363878722-288-k528320.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebellious
FanficStep into the world of the Lee family, where Seungri, the rebellious son with a heart condition, finds solace in art and freedom. Follow his journey as he balances family expectations with his own desires, leaving a trail of drama and breathtaking a...