Keesokan paginya, Min Jung dan Byung Hun duduk bersama di ruang makan, menikmati sarapan bersama Minho dan Seungri. Atmosfer di meja makan terasa lebih hangat, terutama setelah percakapan panjang semalam.
Minho menatap Seungri dengan pandangan penuh kasih, tetapi ada sedikit kekhawatiran di matanya. "Bagaimana perasaanmu hari ini, Seungri?"
Seungri mengangguk pelan sambil menyuapkan roti panggang ke mulutnya. "Aku baik-baik saja, hyung. Thanks for ask."
Min Jung tersenyum lembut pada putra bungsunya. "Seungri, kami ingin berbicara denganmu tentang sesuatu."
Seungri menatap ibunya dengan sedikit ragu. "Emm... iya, eomma?"
Byung Hun meletakkan cangkir kopinya dan menatap Seungri dengan serius namun penuh kasih. "Kami telah mempertimbangkan untuk memotong masa hukumanmu. Kami tahu kamu telah berusaha keras beberapa minggu ini."
Mata Seungri melebar, ada harapan di sana. "Benarkah, appa?"
Min Jung mengangguk. "Iya, tapi dengan beberapa syarat. Kamu bisa keluar rumah dan bertemu teman-temanmu, tapi harus ada pengawasan dari Eunji atau bodyguard. Kami hanya ingin memastikan kamu tetap sehat dan aman."
Seungri tersenyum lebar, merasa lega dan bersyukur. "Terima kasih, eomma, appa. Aku janji akan berhati-hati."
Minho menatap adiknya dengan penuh kebanggaan. "Ingat, Seungri, kami semua hanya ingin yang terbaik untukmu. Jangan membuat kami khawatir lagi, oke?"
Seungri mengangguk penuh semangat. "Aku janji, hyung."
Min Jung merangkulnya dengan lembut, dan Byung Hun menepuk-nepuk bahunya dengan kasih.
"Eomma, appa, aku tahu aku sering membuat kalian khawatir," kata Seungri pelan. "I... I appreciate you guys listening," Seungri melanjutkan. "I know I haven't been the easiest person to deal with lately."
Min Jung tertawa pelan, tak sangka Seungrinya akan mengakui bahwa dia memang sesulit itu, kadang. "Let's just say you've kept us on our toes, haven't you?"
Seungri tersenyum canggung. "Yeah, well... I just want you to know that i understand why you're worried. Dan yah aku benar-benar mengerti sekarang kenapa kalian begitu khawatir."
Byung Hun meraih lalu merangkul anak bungsunya yang kini tampaknya sudah sangat dewasa itu, Byung hun meremas pundak Seungri pelan. "We just want what's best for you, son. We always have."
Min Jung mencium puncak kepala Seungri. "Kami percaya padamu, Seungri. Kamu anak yang kuat dan istimewa. Kami hanya ingin kamu tahu bahwa kami selalu ada untukmu."
Byung Hun mengangguk setuju, mengeratkan rangkulannya. "Kamu juga kebanggaan kami, Seungri. Jangan pernah ragu untuk meminta bantuan atau bercerita jika ada yang mengganggumu, you can reach us whenever and for whatever."
Seungri seperti meleleh di pelukan sang appa, "Terima kasih eomma, appa." gumamnya sambil memeluk Byung hun dengan erat.
Byung Hun terkekeh, lalu menarik istrinya juga untuk bergabung di pelukan hangat itu. Namun suara batuk membuyarkan mereka dan itu adalah Minho yang merasa tersisihkan.
"I'm the abandoned one here, now." ucapnya dengan nada serius yang dibuat-buat, seolah yang terbuang dan tersakiti.
Seungri tertawa dan menjulurkan lidahnya pada Minho, "Kau memang hanya figuran, hyung."
Minho beranjak menangkap adiknya tapi Seungri sudah terlanjur mengelak dan berlari menghindarinya. Dan jadilah kakak-adik itu kejar-kejaran. Kini ruang makan yang tadi masih dengan suasana sarapan pagi yang tenang memggema dengan suara tawa Seungri dan Minho.
Seungri tertawa terbahak-bahak. "Hyung, kamu lambat sekali!" Seungri berteriak sambil tertawa, sesekali melihat ke belakang untuk memastikan Minho masih mengejarnya.
"Kamu tunggu saja sampai aku menangkapmu!" Minho membalas dengan semangat.
Min Jung dan Byung Hun tersenyum melihat kedua putranya bermain-main seperti ini. Mereka jarang sekali melihat Seungri sebahagia ini.
"Okay, boys, that's enough! Nanti ada yang jatuh," kata Min Jung, mencoba menghentikan kehebohan mereka.
Namun Minho yang sudah berhasil menangkap Seungri dan memegangnya erat. "Nah, i got you!"
Seungri semakin tertawa terbahak-bahak sambil mencoba melepaskan diri. "Hyung, lepaskan aku, eomma!"
Minho tidak hanya memegangnya dengan erat, tetapi juga mulai menggelitiki Seungri. "Tidak sampai kamu minta maaf karena memanggilku figuran!"
Seungri berteriak sambil tertawa, mencoba melindungi dirinya dari serangan Minho. "Oke, oke! I'm so sorry! Hyung, you are the best hyung a sick guy could ask!"
Min Jung dan Byung Hun tertawa kecil melihat kehebohan itu. Min Jung mendekati mereka dan meletakkan tangan di lengan Minho. "Sudah Minho, lepaskan adikmu. Nanti dia benar-benar jatuh sakit kalau terlalu banyak tertawa. Lihat adikmu sudah terengah-engah seperti itu."
Minho akhirnya melepaskan Seungri, yang terengah-engah tetapi dengan senyum lebar di wajahnya. "Terima kasih, eomma. Hyung ini tidak tahu kapan harus berhenti."
Seungri akhirnya berhasil melepaskan diri dari Minho dan segera berlari ke arah Min Jung, memeluknya dengan manja sambil mencoba mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Minggu-minggu tanpa aktivitas berat membuatnya mudah lelah. Di benaknya, payah sekali dia karena selama berminggu-minggu tidak beraktivitas berat membuat dirinya kewalahan hanya karena berlari sedikit.
Min Jung tersenyum lembut dan membelai rambut putih Seungri dengan penuh kasih. "Sudah-sudah, kalian ini. Minho, biarkan adikmu bernapas. Seungri, jangan terlalu banyak berlari. Kamu baru saja mulai merasa lebih baik."
Minho tersenyum dan maraih seungri lagi lalu merangkul Seungri dengan erat. "We love you too much, Seungri-ah. Jangan lupa itu." Ucap Minho yang juga sedikit terengah-engah.
Seungri mengangguk pelan, merasa hangat dengan kasih sayang keluarganya. "Aku tahu, hyung."

KAMU SEDANG MEMBACA
Rebellious
FanfictionStep into the world of the Lee family, where Seungri, the rebellious son with a heart condition, finds solace in art and freedom. Follow his journey as he balances family expectations with his own desires, leaving a trail of drama and breathtaking a...