Setelah menerima laporan dari Seungho, Minho segera bergegas kembali ke mansion, perasaannya campur aduk antara cemas dan marah. Dia sebenarnya ingin segera memberitahu orang tuanya, tetapi mengingat mereka sedang dalam rapat penting, dia memutuskan untuk menundanya dan menanganinya sendiri dulu.
Begitu sampai di mansion, Minho langsung menuju kamar Seungri, tanpa membuang waktu. Dia membuka pintu dengan hati-hati, melihat Eunji yang duduk di samping tempat tidur Seungri, mengawasinya dengan penuh perhatian. Seungri tampak lebih tenang, wajahnya yang sebelumnya pucat kini sedikit lebih berwarna berkat oksigen dan sedatif yang diberikan Eunji.
"Eunji, bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Minho, suaranya penuh kekhawatiran.
Eunji berdiri dari kursinya, menghampiri Minho dengan wajah serius namun tenang. "Dia sudah lebih baik sekarang, Minho-ssi. Saya memberikan oksigen untuk membantu pernapasannya dan sedatif ringan agar dia bisa tidur. Seungri terlalu cemas dan emosional, jadi ini cara terbaik untuk menenangkan dia," jelasnya.
Minho mengangguk, perasaannya sedikit lega namun masih dipenuhi rasa khawatir. Dia mendekat ke tempat tidur Seungri dan duduk di tepi ranjang, perlahan mengusap rambut putih adiknya yang lembut. Minho tahu bahwa Seungri sering mengalami kesulitan, tapi melihatnya dalam keadaan seperti ini selalu membuat hatinya terasa berat.
Setelah beberapa saat, Minho mengalihkan pandangannya ke Seungho yang berdiri di dekat pintu, menunggu instruksi lebih lanjut. "Seungho, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Seungri bisa sampai menangis separah ini?" tanyanya dengan nada yang lebih serius.
Seungho menelan ludah sebelum menjawab, berusaha mengingat setiap detail dari kejadian kemarin. " Hyung-nim, kemarin Seungri pergi keluar bersama teman-temannya. Saya tidak tahu pasti apa yang dia lakukan dia hanya bilang akan mengerjakan tugas dan saya harus menjawab itu jika ada yang bertanya tentang dia, tapi tadi malam, dia menelpon saya dan meminta untuk dijemput dari apartemen temannya."
Minho mengernyitkan keningnya, mencoba menyusun potongan-potongan informasi di kepalanya. "Dari apartemen siapa? Sehun atau Daesung?" tanyanya, menebak berdasarkan kebiasaan Seungri yang biasanya hanya pergi dengan dua sahabatnya itu.
Seungho menggeleng pelan. "Bukan, Hyung-nim. Jika saya tidak salah dengar, dia menyebut nama Jiyong."
Mendengar nama Jiyong, Minho langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres. Meskipun Minho tahu tentang kedekatan Seungri dengan Jiyong, insting pelindungnya segera mengambil alih. "Jadi, dia berada di apartemen Jiyong tadi malam?" Minho bertanya dengan nada lebih tegas.
Seungho mengangguk pelan. "Ne, hyung-nim. Ketika saya menjemputnya, Seungri-ssi terlihat sangat berbeda... Dia terlihat sangat sedih, seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat. Tapi dia tidak mengatakan apa-apa kepada saya."
Minho duduk lebih tegak, hatinya terasa semakin berat. Ada sesuatu yang jelas-jelas salah, dan dia tahu itu ada hubungannya dengan Jiyong. Tapi dia tidak ingin langsung menyimpulkan tanpa bukti lebih lanjut.
"Jadi, kau tidak tahu apa yang terjadi di antara mereka?" tanya Minho lagi, mencoba menggali lebih dalam.
"Tidak, hyung-nim. Saya hanya mengantar Seungri-ssi pulang, dan dia tertidur di perjalanan. Saya tidak berani membangunkannya karena dia terlihat sangat lelah dan... jujur, dia tampak sakit," jawab Seungho, suaranya penuh dengan penyesalan karena tidak bisa berbuat lebih banyak.
Minho terdiam sejenak, pikirannya berputar-putar mencoba memahami situasi ini. Dia menghela napas dalam, memutuskan untuk tidak terlalu banyak menekan Seungho, mengingat Seungri juga tidak banyak bicara padanya.
"Baiklah, Seungho. Terima kasih atas informasinya. Kau bisa pergi sekarang, tapi tetap berjaga-jaga. Kalau ada sesuatu, aku akan segera memanggilmu," ucap Minho akhirnya, mencoba menyusun rencana apa yang harus dilakukan selanjutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rebellious
FanfictionStep into the world of the Lee family, where Seungri, the rebellious son with a heart condition, finds solace in art and freedom. Follow his journey as he balances family expectations with his own desires, leaving a trail of drama and breathtaking a...