home

33 4 0
                                    

Pagi di Lee Mansion terasa hangat dan tenang. Sinar matahari yang lembut masuk melalui jendela kamar Seungri, membangunkannya dari tidur nyenyaknya. Mata Seungri perlahan membuka, merasakan kehangatan pagi yang menyelimutinya. Sebelum sempat bangun sepenuhnya, Eunji sudah masuk dengan senyum khasnya.

“Selamat pagi, Seungri-ssi. Waktunya bangun dan minum obat,” ucap Eunji dengan lembut, mengatur obat-obatan pagi Seungri di meja samping tempat tidur.

Seungri mengerang pelan, masih merasa sedikit berat untuk sepenuhnya bangun. “Iya, iya, aku bangun,” gumam Seungri sambil bangkit dari tempat tidur.

Eunji membantu Seungri duduk dengan nyaman sebelum memberikan obat-obatannya. “Jangan lupa minum semuanya ya, Seungri-ssi. Setelah ini, kamu bisa turun untuk sarapan bersama yang lain.”

Seungri mengangguk, menelan obat-obatannya dengan seteguk air. Setelah memastikan Seungri minum semua obatnya, Eunji tersenyum dan berkata, “Aku akan meninggalkanmu sekarang. Nanti kalau ada apa-apa, panggil saja, oke?”

Setelah Eunji keluar, Seungri menghabiskan beberapa menit untuk mengumpulkan nyawanya. Hari ini terasa spesial—sarapan bersama keluarganya, sesuatu yang sudah lama tidak mereka lakukan. Terakhir kali mereka semua berkumpul untuk sarapan mungkin sebelum orang tuanya pergi untuk perjalanan bisnis, dan sebelum dia masuk rumah sakit tentunya.

Ketika akhirnya siap, Seungri turun ke lantai bawah dan menuju ruang makan, di mana keluarganya sudah berkumpul. Lee Min Jung, eommanya, langsung menyambutnya dengan senyum lebar.

“Seungri, sayang! Ayo sini, eomma sudah siapkan kesukaanmu,” panggil Min Jung dengan hangat. Dia berdiri dan memeluk Seungri erat, mencium pipinya seperti biasa.

“I really missed you, honey,” ucapnya dengan nada penuh kasih sayang.

Seungri tersenyum kecil, merasa nyaman dalam pelukan sang eomma. "me too, eomma," balasnya lembut.

Setelah itu, Seungri beralih ke appanya, Lee Byung Hun, yang duduk dengan tenang di ujung meja. Byung Hun menganggukkan kepala dan tersenyum tipis saat Seungri mendekat.

“Bagaimana perasaanmu hari ini, Seungri?” tanyanya, suaranya dalam dan penuh perhatian.

“Lumayan, appa,” jawab Seungri, menghampiri ayahnya untuk memberikan pelukan singkat. “Lebih baik daripada saat di rumah sakit.”

“Syukurlah,” Byung Hun menepuk pundak Seungri dengan lembut. “Kamu harus istirahat yang cukup di rumah. Jangan terburu-buru kembali ke aktivitasmu yang biasa. Appa akan urus semuanya soal kuliahmu, jadi kamu bisa fokus untuk pulih.”

Seungri hanya bisa mengangguk meski di dalam hatinya ada perasaan tak nyaman. Dia tahu betapa overprotective keluarganya bisa menjadi, dan meskipun itu berasal dari cinta, kadang terasa mengekangnya.

Dia lalu beralih ke Minho, yang terlihat tenggelam dalam tablet di tangannya, kemungkinan besar terkait pekerjaan. Seungri menyeringai kecil dan dengan iseng menyenggol bahu Minho, mencoba mengalihkan perhatiannya.

“Hyung, kau bahkan bekerja saat sarapan?” goda Seungri, sambil duduk di kursinya.

Minho sedikit tersentak dan mengangkat pandangannya dari tablet, melihat adiknya dengan senyum tipis. “Ada meeting pagi ini yang harus aku urus, jadi aku harus menyiapkan beberapa hal,” jawab Minho.

“Jangan terlalu memaksakan diri, Seungri. Ambil hari ini untuk istirahat. Hyung bisa bantu kalau ada yang perlu diurus.”

Seungri menahan diri untuk tidak mengeluh, meskipun hatinya memberontak. Rasanya seolah-olah dia tidak diizinkan untuk kembali ke kehidupan normalnya, padahal dia tahu betul betapa banyak yang perlu dia kejar di kampus. Tapi dia hanya mengangguk lagi dan berusaha terlihat setuju.

Rebellious Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang