grumble

75 15 59
                                    

"Morning, Anna..."

Aku memejamkan mata berkali-kali dan mengusap-usap mataku, mencoba mengumpulkan ingatan kenapa Sam bisa berada di kamar yang sama denganku.

"Jam berapa sekarang?" tanyaku dengan suara serak.

"Hampir jam 12," jawab Sam.

Aku terkejut. "Hampir jam 12 siang? Berarti kita gagal pergi ke lokasi proyek?" Aku ingin menyalahkan Sam karena tidak membangunkanku, namun tiba-tiba aku mengingat kejadian semalam. Terakhir yang ku ingat adalah aku dan Sam berciuman lagi di taksi karna aku menciumnya lagi. Membuat tubuhku membeku.

Sam, yang menyadari aku mengingat kejadian semalam, berkata, "Baguslah kalau kamu ingat, karena kita batal pergi ke lokasi proyek pagi ini." Nada bicaranya agak menyalahkanku, tetapi memang salahku. Aku menutup wajahku dengan selimut, menahan malu.

Ya Tuhan, apa yang kulakukan semalam? Aku kembali panik, memandangi sekitar dan mengira-ngira ada di mana aku sekarang, hanya bisa menunduk malu tanpa bisa berkata apa-apa setelah mengetahui aku berada di kamar Sam.

Sam yang mempesona dengan kaos hitam polos dan celana training abu-abunya memandangiku penuh arti dari kursi kerja di sudut ruangan.

"Why am I in your room?" tanyaku pelan.

Sam tersenyum kecil. "Karena aku nggak mungkin menggeledah tasmu untuk mencari kunci kamarmu," ujarnya santai. "Lagipula, kamu sendiri yang bilang..." Sam tiba-tiba menirukan suaraku dengan nada tinggi, "Aku nggak mau tidur sendirian."

Aku merasakan pipiku memanas, rasa malu makin menjadi. "Oh God, aku beneran ngomong gitu?" tanyaku dengan suara hampir berbisik.

Sam beranjak dari tempat duduk dan berbaring di sebelahku, aku menutup wajahku dengan bantal, namun Sam menyingkirkannya dan aku memberanikan diri untuk memandangnya.

Sam memandangku dan berkata, "Apa kamu ingat kejadian semalam?"

"Apa kita tidur bareng semalam?" tanyaku sambil menelan ludah.

Sam mengangguk, "And you kissed me so many times," katanya sambil memejamkan mata. Saat matanya terbuka, dia bertanya, "Apa kamu ingat?"

Walaupun aku ingin menangis karna malu aku mengangguk dan menutup wajahku lagi dengan selimut, memeriksa tubuhku ternyata aku masih mengenakan pakaian semalam.

Tapi apapun bisa terjadikan selama aku kehilangan kesadaran kan? Aku memberanikan diri memandang ke arah Sam dan bertanya, "Apa kita melakukan itu?"

Sam seperti paham maksudku dan memperjelas pertanyaanku, "Did we have sex? Maksudmu?" tanyanya

Lalu dia segera menyangkal, "Of course no Anna, Apa kamu pikir aku orang tua mesum yang mengambil kesempatan pada wanita yang sedang mabuk?" Sam terlihat sedikit tersinggung, namun suaranya tetap lembut.

Aku merasa sedikit lega, tapi masih ada rasa malu yang tersisa. "Maaf, aku cuma mau mastiin. Aku beneran nggak ingat apa-apa dari semalam."

Sam menghela napas dan berkata dengan lembut, "Dengan keadaan seperti itu, nggak mungkin aku biarkan kamu sendirian di kamarmu. Gimana kalau kamu jatuh dari tempat tidur? Terpeleset muntahanmu sendiri di kamar mandi, atau tidur di atas muntahanmu? Atau sleepwalking keluar dari kamar dengan keadaan memalukan? Terus viral di internet?"

Aku menunduk, merasa bersalah. "Aku tahu, Sam. Aku nggak tahu apa yang bakalan terjadi kalau bukan kamu yang ada di sana. Aku benar-benar minta maaf."

Aku duduk di ujung tempat tidur berdiam diri meratapi kebodohanku semalam. Sam juga duduk menghadapku yang sedang memunggunginya. "Kamu kenapa?" tanya Sam.

Dear SamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang