Suprised Travel

68 30 26
                                    

Paginya aku bangun dan bersiap untuk ke bandara. Saat sedang menyiapkan sarapan pagiku sebelum berangkat, aku mendengar ketukan di pintu. Ternyata itu adalah Niko. Aku membuka pintu

"Morning Anna" ujar Niko dengan semangat.

"Kenapa kamu kesini, Nik? Kan aku mau berangkat" ujarku heran.

Niko menjelaskan, "Aku kesini buat nganter kamu ke bandara."

Aku menjawab, "Aku bisa pergi sendiri, kok."

Namun, Niko seperti mengabaikan ucapanku dan mengalihkan pembicaraan. "Bau apa ini? Harum banget? kamu manggang roti ya?."

"Iya aku manggang roti buat sarapan," jawabku sambil mengangguk.

Niko kemudian masuk ke apartemenku dan duduk di meja makan. "Boleh bagi sarapannya sedikit? Aku belum makan dari tadi malam, aroma roti panggangmu bikin aku laper banget," katanya dengan senyum lebar.

Aku menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Kamu ini, selalu aja ada alasan."

Aku menyiapkan piring tambahan dan membagikan sarapan pagiku kepada Niko. Kami makan bersama sambil bercanda, membuat suasana pagi itu lebih hangat dan santai. Setelah sarapan, aku merapikan dapur dan memastikan semua barang sudah siap untuk dibawa.

"Thanks, Anna. Sarapanmu buatanmu enak," kata Niko sambil membersihkan piringnya.

"Sama-sama. Sekarang, ayo kita berangkat sebelum telat, aku males lari-larian ke boarding gate" jawabku.

Kami meninggalkan apartemenku dan menuju mobil Niko. Perjalanan ke bandara berlangsung dengan obrolan ringan dan candaan, membuat suasana rileks. Sesampainya di bandara, Niko membantu mengurus bagasiku dan memastikan semua berjalan lancar.

Saat hendak pergi ke area keberangkatan, Niko menoleh ke kanan dan ke kiri seperti sedang mencari seseorang. Tiba-tiba terdengar suara dari belakang, "Here you are, Nic," ujar seseorang. Aku terkejut ternyata itu Sam.

"Sam, kenapa kamu disini?" tanyaku heran melihat Sam yang juga ada di bandara.

"Aku pergi ke Malaysia untuk kunjungan proyek sama Nicholas" jelas Sam. "And you?" tambah Sam bertanya

Aku melirik ke arah Niko, yang tersenyum lebar padaku melihat reaksiku. Kemudian, seketika Niko mengubah ekspresinya menjadi datar dan menjelaskan, "Aku gak bisa pergi ke Malaysia karena ada beberapa urusan yang enggak bisa ku tinggalin. So, kamu wakilkan aku untuk pergi nemenin Sam."

Wajahku tercengang dengan penjelasan Niko. Sepertinya dia sengaja membuat alasan ini agar aku bisa pergi dengan Sam. "Niko, kamu benar-benar..." gumamku, setengah kesal, setengah terkejut.

Niko hanya tertawa kecil dan berkata, "Nikmati perjalananmu, Anna. Kalian berdua pasti bakalan baik-baik aja."

Aku hanya bisa menghela napas dan menggelengkan kepala. "Okay, Nik. thanks buat kejutannya."

"Kejutan?" ujar Sam heran.

"Oh maksudnya, kejutan jalan-jalan ke luar negeri, soalnya beberapa waktu lalu aku bilang ke Niko aku pengen jalan-jalan keluar negeri" jawabku cepat beralasan.

Sam mengangguk dan tersenyum lembut padaku. "Jadi, kita akan pergi bersama. Semoga perjalanan ini menyenangkan"

Lalu aku mengangguk merespon ucapan Sam sambil berharap di dalam hati semoga tidak terjadi apapun di antara kami.

Aku dan Sam meninggalkan Niko yang melambai ke arah kami sambil tersenyum lebar seperti menggodaku, dan aku hanya membalas Niko dengan tatapan sinis namun Niko tidak memperdulikanku.

Kami melewati area keamanan dan berjalan menuju gerbang keberangkatan. Di pesawat, Sam duduk di sebelahku. Sepanjang penerbangan, Sam hanya memandangi jendela pesawat menikmati pemandangan awan-awan dan tidur tanpa mengajakku berbicara sedikitpun, sekali lagi sikapnya membuatku sedikit gelisah. Apa Sam tersinggung karena aku tidak membalas pesannya kemarin? Dan ucapan ramahnya di depan Niko tadi hanya untuk basa-basi agar Niko tidak khawatir.

Dear SamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang