"Morning, Anna! Kelihatan lebih segar hari ini," sapa Niko yang baru keluar dari mobilnya dengan senyumnya yang lebar.
"Morning, Nik! kopi pagi ini lumayan bantu," balasku sambil mengangkat cangkir kopiku.
Saat kami hendak ingin masuk ke dalam gedung niko menyikut tanganku pelan dan mengisyaratkan padaku untuk melihat ke arah yang dia tunjuk.
Aku menolah ke arah pria tinggi berambut hitam dengan sedikit kelabu mengenakan kemeja hitam celana levis dengan luaran jaket kulit coklat serta kacamata hitamnya yang berjalan menuju gedung kami.
Aku tertegun sejenak melihat Sam dengan penampilan yang berbeda dari biasanya. "Morning, Sam," sapaku, berusaha tetap santai.
"Hey, pagi, Anna, Niko," jawab Sam dengan senyum ramah. "Sudah siap buat rapat lagi?"
"Siap, Mr. Manager," goda Niko sambil tertawa kecil.
Sam tertawa. "Jangan panggil aku begitu, Nic. Let's get inside and start the day."
Saat kami hendak berjalan masuk ke gedung kantor, Sam tiba-tiba berhenti dan menghadap ke arahku. Kami hampir bertabrakan, dan aku terkejut melihat keseriusan di wajahnya.
Sam mendekat padaku "Kenapa kamu gak pergi ke kantor pagi ini sama aku, Anna?" tanya Sam.
Aku mencari-cari alasan. "Oh, aku cuma mikir, kamu mungkin sibuk, jadi aku gak mau ngerepotin..."
"Gak merepotkan, kok," Sam memotong. "Apa kamu menghindariku karena masalah semalam?"
Aku merasa bersalah dan mencoba menghindari tatapannya. "Bukan begitu, Sam. Aku cuma... ya, mungkin sedikit canggung."
Sam menghela napas dan tersenyum kecil. "Well, next time, kita pergi bareng. Gak ada alasan untuk menghindar."
"So we are cool okay?" ujar Sam memastikanku dan mengangkat kedua alisnya menunggu jawabanku, aku mengangguk meresponnya.
"Okay cool, ayo masuk, jam kantor sudah mau mulai" ujar Sam.
Kami melanjutkan perjalanan, Setibanya di lantai kami, kami memasuki ruangan kerja masing-masing untuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan dibahas di rapat.
Rapat dimulai dan Sam memimpin dengan penuh percaya diri. Dia menjelaskan setiap detail proyek dengan jelas dan lugas, membuat semua orang yang ada di ruang rapat terfokus padanya.
Aku tak bisa mengalihkan pandanganku dari Sam. Caranya berbicara, gerakannya, bahkan saat dia diam membaca lembar per lembar berkas yang sedang dia baca, semuanya terlihat begitu mengesankan. Ada sesuatu yang berbeda tentang Sam hari ini—mungkin pakaiannya, mungkin auranya, aku sendiri tidak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Sam
RomanceAnna Wijaya, seorang wanita berusia 27 tahun yang ceria dan bersemangat, baru saja pindah ke sebuah apartemen di Jakarta. Di seberang lorong, tinggal tetangga barunya yang misterius, yang dikenal sebagai Samuel Hennessy. awalnya, Anna hanya mengangg...