Sudah tiga hari berlalu sejak kami melapor ke kantor polisi. Setiap kali bel apartemen berbunyi, Jojo langsung berlari ke pintu, berharap itu adalah ayah atau ibunya.
Hari ini tidak berbeda. Jojo sedang membantuku membuat kue dari resep yang kupelajari di internet. Tepat ketika aku menuang adonan ke loyang, bel berbunyi lagi. Jojo langsung berlari ke arah pintu.
"Kak Anna, biar aku yang buka!" serunya semangat.
Ketika bel berbunyi lagi, Jojo berlari menuju pintu. Namun, kali ini sebelum aku sempat membukanya, pintu sudah terbuka dari luar. Ternyata itu Sam, dan dia tidak sendiri—bersamanya ada Niko.
Niko langsung masuk dan duduk di ruang tamu dengan santai. "Aku kira kamu tiba-tiba mau liburan kemana ngajuin cuti seminggu. Ternyata buat ngurusin anak ini," ujarnya sambil menunjuk ke arah Jojo.
Jojo menatap Niko bingung. Aku tersenyum dan memperkenalkan mereka. "Jojo, ini Om Niko, teman baikku dan Sam. Nik, ini Jojo."
Jojo menyambut dengan suara pelan, "Namaku Jonathan, tapi orang tua aku panggil Nathan. Om Sam sama Kak Anna panggil aku Jojo."
Niko tersenyum hangat, lalu menyerahkan sebuah kantong besar yang dia bawa kepada Jojo. "Ayo, buka ini," katanya.
Jojo membuka kantong itu dengan antusias, dan matanya berbinar saat melihat sebuah PlayStation terbaru di dalamnya. "Boleh aku mainin ini, Kak Anna?" tanyanya dengan suara penuh harap.
Aku tersenyum dan mengangguk. "Boleh, tapi inget waktu mainannya, ya."
Jojo mengangguk dengan semangat, dan Niko membantu Jojo menyambungkan perangkat itu ke TV.
Sementara itu, Sam memperhatikannya dari kejauhan dan bertanya dengan nada heran, "Kenapa tiba-tiba kamu bawain PlayStation ke sini?"
Niko menjawab santai sambil tetap memasang kabel, "Aku denger dari Anna kalau anak ini masih tinggal di sini, belum tahu kapan orang tuanya balik. Jadi aku pikir, daripada dia bosen kalau kalian lagi kerja, mending aku bawain PlayStationku buat dia."
Sam hanya mengangguk sambil tetap memandang mereka.
Saat Niko dan Jojo mulai memainkan game bersama, Sam masuk ke dapur untuk memasak, aku menyusulnya, "Sam, kamu nggak perlu masak. I can handle dinner tonight." ujarku
Sam menoleh sambil tersenyum tipis. "Let me help, Anna. You've been handling a lot lately. Besides, you know I'm better at this than you."
Aku mendelik sambil tersenyum kecil. "Excuse me? I can cook too, you know."
Dia terkekeh. "Sure, but I remember the time you almost burned the pasta."
Aku memukul lengannya pelan. "That was one time, Sam. Fine, let's cook together."
Kami mulai memasak bersama sambil berbicara tentang hal-hal kecil. Di ruang tamu, aku mendengar suara tawa Jojo dan Niko yang sedang bermain PlayStation.
Setelah semuanya siap, Aku memanggil Niko dan Jojo ke meja makan, untuk makan bersama aku, Sam, dan Niko duduk di meja makan. Namun Jojo masih sibuk bermain game di ruang tamu.
"Jojo, ayo ke meja makan!" panggilku.
Namun, Jojo tidak bereaksi dan masih asik dengan gamenya. Sam mulai terlihat kesal dan berjalan ke ruang tamu. Tanpa berkata apa-apa, dia mematikan perangkat game itu.
Jojo menatap Sam dengan wajah kecewa, tapi tidak mengatakan apa-apa. Dia pun mengikuti Sam ke meja makan.
Namun, saat kami mulai makan, Jojo hanya menunduk dan tidak menyentuh makanannya. Aku berkata lembut, "Jojo, makan dulu, ya. Nanti kue yang tadi kita buat juga bisa dimakan habis ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Sam
RomanceAnna Wijaya, seorang wanita berusia 27 tahun yang ceria dan bersemangat, baru saja pindah ke sebuah apartemen di Jakarta. Di seberang lorong, tinggal tetangga barunya yang misterius, yang dikenal sebagai Samuel Hennessy. awalnya, Anna hanya mengangg...