Bagian 62

110 4 0
                                    

"Kamu terlalu ikut campur urusan saya, Grizzel," geram Nando di dalam mobilnya. Menyaksikan keberanian yang kedua gadis ingusan ini coba-coba lakukan.

Melihat Arana berhasil kabur sementara temannya terbaring tidak sadarkan diri di pinggir jalan, tangan Nando mengepal keras. Mengutuk tingkah sok pintar mereka berdua.

"Arga, injak pedal gas mobil kamu tanpa mengerem sedikit pun lalu tabrak gadis itu. Setidaknya, buat dia koma selama berbulan-bulan di rumah sakit," titah pewaris utama Palma grup itu ke orang suruhannya.

Tak ada belas kasihan. Nando enggan memaafkan seseorang yang berani ikut campur ke dalam urusannya. Membuat semua hal yang telah dia rencanakan berantakan.

Sama-sama tidak punya belas kasihan sedikit pun, Arga mengiyakan tanpa berpikir panjang apakah gadis itu akan mati karena tertabrak mobilnya.

Satu ....
Dua ....
Tiga ....

Honda Civic keluaran terbaru itu lantas melaju sangat kencang membelah jalanan yang lengang lantas menghantam tubuh gadis belia yang tidak sadarkan diri tersebut. Menimbulkan suara benturan yang sangat keras. Kontan menyeret Grizzel hingga puluhan meter ke depan sana.

Nando menyeringai puas. Dia sangat mensyukuri otak cerdas yang telah Tuhan titipkan padanya sampai bisa menemukan ide secemerlang itu dalam menyingkirkan sesosok hama bernama Grizzel Anastasia.

"Hubungi Satya sekarang. Suruh anak buahnya yang masih sadar untuk mencari keberadaan Arana. Jangan sampai adik saya itu kabur semakin jauh dan membuat situasi makin runyam. Dan suruh Bram membereskan masalah yang gadis itu timbulkan. Jangan sampai ada yang curiga tentang kejadian hari ini."

****

"Kamu berniat kabur, Sayang?" Nando menarik dagu adik manisnya ini usai orang suruhannya itu berhasil membawa Arana ke hadapannya. "Kamu pikir Kakak sebodoh itu? Sama sekali tidak akan tau dimana keberadaan kamu?"

Tatapan mengintimidasi tak luput dia sematkan saat memandangi tawanan sekaligus budak seksnya ini. Seringai kembali mencuat di antara kuluman bibirnya.

"Bahkan, sampai ke lubang semut pun kakak akan mengejar kamu!"

Arana yang didorong hingga terduduk di lantai oleh orang-orang kepercayan Nando cuma mampu sedetik demi sedetik meneteskan air mata. Siapa yang tidak tahu gadis kecilnya itu terluka, akan tetapi mereka hanya diam sambil menonton.

Semua emosi yang sempat tertahan tadi telah dia luapkan. Menurut kalian berapa lama waktu yang dia butuhkan untuk menemukan seekor tikus kecil lemah dan tidak berdaya ini? Satu harian penuh? Dua setengah jam? Oh, tentu saja tidak!

Sekuat apa pun Arana ingin lari darinya cuma
lima belas menit waktu yang orang-orang suruhannya habiskan guna menyeret Arana pulang. Pekerjaan gampang yang menyulut emosi seorang Arnando Delicio memuncak setiap detik.

Muak berlama-lama seperti ini lantas saja Nando bangkit dari kursinya. Dia berjongkok di hadapan Arana lalu mengatakan, "Tindakan kakak sudah benar kan? Memang itu yang seharusnya Grizzel dapatkan. Sekarang giliran kamu yang akan menerima akibatnya!"

Entah yang sudah ke berapa kalinya Nando mencengkeram pergelangan tangan sang adik. Yang pasti dia takkan melepaskan gadis ini begitu saja!

Nando segera menyuruh Arana bangkit. Menyeret gadis itu ke ruang bawah tanah kemudian secepat kilat tangannya merobek pakaian tidur yang melekat di tubuh putri tercinta Setya ini.

Arana kembali memberontak, akan tetapi dia kalah tenaga justru kemarahan Nando semakin tersulut. Nafsunya pun ikut terbakar kala melihat Arana sudah tidak berbusana lagi.

Tanpa ada kekerasan, Nando mulai meraup bibir Arana. Tangan kanan serta kirinya membingkai wajah sang adik, seakan tidak mau melepaskan ciuman menuntut ini.

Arana meski lemas dia terus saja meronta. Tubuhnya tidak sudi dijadikan objek pelampiasan nafsu seorang Arnando Delicio.

Namun, yang didapatinya malah nafsu Nando yang semakin terpantik. Dia mengungkung badan perempuan ini dari atas. Jarinya aktif bergerilya menuju titik-titik sensitif Arana.

Tepat setelah foreplay singkat itu dia lakukan, Nando tanpa aba-aba langsung memompa inti tubuh Arana. Dia seperti orang kesetanan. Percintaan tersebut berlangsung cukup lama hingga sebuah ledakan muncul dan menyerang seluruh titik syaraf Nando.

Pelepasannya telah tiba. Dan semua benihnya itu dia keluarkan di dalam tanpa mempedulikan akibat dari kesalahan yang dia sengaja ini. Air mata Arana meluncur deras saat tahu Nando betul-betul merealisasikan ucapannya.

"Jangan salahkan kakak kalau setelah ini hubungan kita semakin terikat. Kamu sendiri kan yang memaksa kakak untuk mengambil keputusan seperti ini?" lirih Nando tatkala Arana memejam memikirkan takdir tidak beruntungnya.

****



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Brother Or Lovers [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang