Tekan bintangnya sebelum lanjut scroll ⭐😉
Happy Reading Everyone
🤗🤗🤗Tugas Sang rembulan telah usai, Sang matahari nampak malu-malu menjalankan tugasnya menampakkan sinarnya untuk menyinari alam semesta.
Neo terlihat tengah duduk di sebuah batu yang cukup besar di pinggiran kolam pemandian, menunggu Nonanya sejak dua jam yang lalu.
"Nona, matahari sudah terbit, ritual berendamnya sudah selesai," ucap Neo.
Tidak ada jawaban, namun ditengah-tengah kolam kemurnian muncul cahaya bewarna biru yang menyilaukan mata, air sekitarnya pun bergerak dan tak lama Alina keluar dari dalam kolam dengan perlahan.
Kain yang hanya menutupi batas dada dan lutut berganti menjadi gaun biru yang sangat indah dengan sulaman benang emas berbentuk bunga mawar, hanya ada jepit kecil yang menghiasi rambut terurainya, anting di kedua telinga, kalung liontin di leher jenjangnya, dan satu cincin mawar ungu di jari manis tangan kirinya.
Kulit wajahnya yang semula memiliki bintik bekas jerawat kini menjadi putih, mulus, dan bercahaya, bibirnya masih semerah buah persik yang menggoda, tatapan matanya tenang namun menghanyutkan.
Saat kaki kanan Alina kembali menyentuh daratan, seluruh isi ruang Tara berubah: pohon besar-besar berdaun hijau tua berubah menjadi hijau muda dan buah-buahan yang tadinya hanya satu warna yaitu emas sekarang menjadi bewarna-warni, seperti: emas, biru, dan ungu. Kupu-kupu dan burung berkeliaran entah dari mana asalnya, bunga-bunga dan tanaman langka muncul lebih banyak dengan tingkat kelangkaan yang berbeda-beda, sebuah kastil megah dari berlian biru dan permata tiba-tiba terbentuk di tengah-tengah ruang Tara.
Neo pun tiba-tiba berubah: yang tadinya bertelanjang dada dengan hanya sebuah selendang yang menggantung di bahu kanannya sekarang berubah menjadi sebuah jubah dengan corak warna merah dan perak, celana merah panjang yang tadi ia kenakan berubah warna menjadi merah dengan sulaman benang perak.
Kulit yang tadinya kuning langsat berubah seputih susu, hidung mancung dengan rahang kokohnya menambah tampang tegas di wajahnya, bibir tipis namun berisi nampak sangat menggoda, sepasang iris gold menatap kagum Sang Nona.
"Nona?" panggil Neo mendekat ke arah Alina yang nampak terpana menatap pantulan wajahnya di air.
"Neo sialan! Harusnya kau menemuiku sejak lama, jika tau sihir bisa dengan sekejap memuluskan kulitku aku tidak perlu repot-repot melakukan perawatan yang rumit!" ucap Alina masih tetap menatap lamat pantulan wajahnya di atas permukaan air danau.
"Mari ikuti saya, Nona. Saya akan menjelaskan hal-hal baru yang harus Anda ketahui."
Merasakan sang nona tidak mengikutinya, Neo berhenti melangkah dan berbalik.
"Untuk apa Anda memasukkan air itu ke dalam kendi?" tanya Neo menatap bingung kesibukan Alina yang memasukkan air kolam ke dalam beberapa kendi-kendi kecil yang entah muncul dari mana.
"Untuk dijual."
"Ha?"
"Ck, lihatlah aku berubah dalam semalam hanya karena berendam air kolam ini, itu membuktikan bahwa kolam ini memiliki air ajaib. Jika aku menjualnya aku akan kaya, hahahaha."
"Saksikanlah ... susuk tanpa tumbal, jeng-jeng-jeng!" ucap Alina penuh semangat sembari menunjukkan kendi kecil yang dia coret menggunakan batu hingga mengukir tulisan "susuk tanpa tumbal", nama merek pilihan Alina.
"Terserah!" ujar Neo pasrah, berbalik meninggalkan Alina yang tetap melanjutkan kegiatannya, mengisi kendi dengan air kolam.
Pasti sangat laris, pikir Alina. Tidak ada siapapun yang tidak ingin cantik, semua orang ingin sedap di pandang. Privilage good looking itu benar-benar nyata dan ketara.
"Kau Neo? Mengapa tampilan mu berubah?....lebih tampan,"
Setelah selesai dengan "susuk tanpa tumbal" nya, Alina menyusul Neo yang ternyata tak jauh dari kolam pemandian. Matanya terus menatap dengan intens sosok Neo yang seolah berubah menjadi dewa. Sosoknya benar-benar tampan dan memukau.
"Kalau pria tampan di tempat ini sudah pasti aku betah, tempatnya indah ketampanannya melebihi batas," batin Alina bahagia.
"Ehem ... ini karena kekuatan Anda sudah bangkit, tinggal belajar untuk mengendalikannya, dan setiap kekuatan keturunan terpilih yang bangkit maka ruang Tara ini akan menjadi lebih indah, megah, dan sangat nyaman," jawab Neo berusaha untuk tidak gugup saat ditatap dengan intens oleh Alina.
"Kau sepertinya tau banyak .... berapa usiamu dan sejak kapan kau tinggal di Ruang Tara ini?" tanya Alina.
"Umur saya baru 150 tahun, tapi saya memiliki kemampuan untuk bisa mengetahui tujuan hidup saya, yaitu mengabdi pada Sang keturunan terpilih, dan saya mendapatkan beberapa informasi dari buku yang saya baca. Saya tinggal di ruangan ini sejak 100 tahun lalu, mungkin saat saya menanti terciptanya keturunan terpilih dengan bertapa secara tiba-tiba saya masuk dalam ruangan ini," jawab Neo kurang yakin di akhir kalimatnya.
"Apa aku bisa keluar dari Ruang Tara?" tanya Alina.
Alina tidak kaget mendengar umur Neo yang sudah 150 tahun karena hewan kontrak memiliki umur yang sangat panjang, hewan kontrak hanya akan mati saat kalah bertempur atau saat sang pemilik mati dalam pertempuran.
"Bisa, Nona, Anda tinggal memegang liontin bulan sabit dan bintang di kalung Anda sambil membaca mantra," jawab Neo.
"Ini mantra nya. Saat Anda ingin masuk kembali ke Ruang Tara ini, Anda tinggal merapalkannya sembari memegang liontin kalung Anda," lanjut Neo setelah mengambil secarik kertas dari cincin ruangnya.
"Baiklah, terimakasih," ucap Alina mengambil kertas itu dari tangan Neo.
"Tapi tunggu dulu, apa kau itu hewan kontrak ku?" Tanya Alina.
"Benar, Nona, saya hewan kontrak Anda," jawab Neo.
"Bukanya untuk membuat kontrak harus melakukan pengikat darah," ucap Alina bingung.
"Ah, maaf, Nona, saya lupa melakukan kontrak dengan Anda. Meskipun tanpa kontrak kita sudah terikat secara batin, tapi untuk menguatkan batin kita harus melakukan ritual pengikat darah," ucap Neo merasa bersalah karena melupakan hal itu.
Tangan Neo terulur menarik tangan kanan Alina dan menggigit sedikit ujung jari Alina hingga mengeluarkan darah yang segera Neo sedot dan di telan.
"Saya merupakan hewan kontrak legendaris jadi cara mengontraknya beda yang biasanya dengan menyatukan darah ke dua pihak, jika saya hanya dengan meminum darah orang yang mengontrak saya, yaitu Anda," ucap Neo menjawab kebingungan Alina.
Alina mengangguk, kemudian membuka secarik kertas yang diberikan Neo dan membaca tulisan yang ada di dalamnya sambil memegang erat liontin dari kalung yang ia pakai.
Tidak ada cahaya yang keluar dari liontinnya namun tiba-tiba tubuh Alina menghilang begitu saja tanpa meninggalkan debu atau asap.
Tbc...
________________________________________
Sekian di chapter ini...
Terimakasih sudah menyempatkan membaca, menekan vote dan juga mengisi kolom komentar.
See you next chapter 😘👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Ratu [END]
FantasiFollow sebelum membaca... Bukan terjemahan Alina Dfeger, pemimpin organisasi gelap yang terlempar ke zaman kuno di sebuah kekaisaran yang bahkan tidak tercatat oleh buku sejarah dunia atau negara manapun. Menempati tubuh... Alina Zivanka Geraldine...