56

1.2K 51 0
                                    

Tekan bintangnya ⭐😉








Happy reading everyone
🤗🤗🤗







Brugh

Tidak sampai satu detik, bibir yang saling bersentuhan itu dipaksa terlepas setelah salah satunya terkena pukulan hebat hingga terpental beberapa meter.

Greb

Tubuh kaku Alina seketika luruh dalam pelukan Alzero. Diiringi isak tangisnya Alina mengadu dengan suara yang tersendat-sendat. Kedua tangan mungil itu mencengkram erat jubah Alzero, berharap cengkraman itu bisa menghilangkan ketakutannya. Rahang Alzero mengeras, kekuatannya yang besar membantunya untuk mengetahui kejadian yang dialami sang istri sebelumnya.

"Di–dia, dia, dia membunuh. Willy, Al, Willy Dia, di–dia membunuhnya. Dia– huuuu."

"Maaf, lagi-lagi aku kecolongan," lirihnya menangkup kedua pipi Alina, menahan agar iris biru itu beradu dengan iris gelapnya.

Cup

Alzero menempelkan bibirnya dengan bibir mungil yang bergetar milik Alina. Tak hanya menempelkan, Alzero mulai melumat bibir mungil itu. Awalnya dengan lumatan yang lembut tapi detik berikutnya menjadi lumatan kasar yang ganas. Seakan Alzero berusaha menghilangkan bekas menjijikkan yang ditinggalkan Auriga.

"Sialan! Alina adalah milikku, milikku!"

Ditengah ganasnya Alzero yang mencumbu bibir Alina, Auriga mengeluarkan kekuatannya. Bibir pucat itu menggumamkan mantra hingga beberapa detik setelahnya ribuan manusia-manusia dengan tatapan yang kosong mengepung Alina dan Alzero.

"Kau telah masuk dalam perangkap, Alzero!"

Ketakutan? Panik? Marah? Bingung?

Tentu tidak, Alzero tetap fokus pada Alina. Lidah itu tak berhenti membelit dan beradu dengan lidah Alina, mengabsen deretean gigi rapi milik Alina. Tangan kanan yang kekar menahan tengkuk Alina, memperdalam ciuman sepihak yang sangat ganas. Alina yang syok, takut, dan bermacam-macam perasaan sebagai korban hanya mampu terdiam, terpaku, dan akhirnya pasrah saat rasa kantuk yang berat menyerangnya hingga kegelapan mengambil alih seluruh kesadarannya.

Cup

Kecupan terakhir sebelum kedua manik gelap itu menatap tajam Auriga. Aura-aura kegelapan menguar tajam dari tubuhnya.

"Hahaha Alina ada milikku. Di masa lalu, kini dan seterusnya! Dia adalah ratuku! RATU MILIK ALZERO!"

Alzero berubah dalam wujudnya yang sebenarnya. Kekuatan kegelapannya mengambil alih kesadarannya sebagai manusia. Manik gelap itu menjadi merah kemudian menyebar hingga seluruh isi matanya menjadi semerah darah. Tanduk hitam runcing tumbuh di kepalanya bersamaan dengan tubuhnya yang membesar. Gigi taring runcing memanjang hingga muncul dari sela-sela bibirnya yang menghitam.

GRUAAAARRRR

Inilah wujud Alzero yang sebenarnya. Wujud iblis yang mengerikan dengan tinggi yang setara tower 4 kaki. Alina yang tertidur lelap akibat sihir berada dalam genggaman tangan kanan sosok iblis itu.

Tak jauh dari sosok Alzero, Sang cahaya yang membelot juga menampilkan sosoknya yang sebenarnya. Cahaya terang muncul dari dalam tubuhnya. Wajah yang bersinar suci menampilkan smrik yang menawan. Simbol abstrak membentuk matahari terbang di atas kepalanya. Sosok suci yang mirip dengan sosok dewa yang diagungkan. Satu-satunya sosok manusia yang mampu mengalahkan iblis-iblis pendosa.

"Kau pikir hanya dirimu yang mendapat sosok kegelapan, Alzero? Aku juga mendapatkannya, sosokku yang agung."

"CAHAYA DIATAS CAHAYA. AKULAH SANG CAHAYA YANG AKAN MEMBINASAKAN IBLIS SEPERTIMU!"

Sang Ratu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang