12

3.1K 151 1
                                    


Tekan bintangnya dulu ⭐😉





Happy reading everyone
🤗🤗🤗






"Ehem, Putra Mahkota? Apa anda baik-baik saja?" tanya Perdana Menteri menatap Putra Mahkota yang sedari tadi melamun saat memeriksa ruang bawah tanah di paviliun anggrek.

"Hah, ya, aku baik-baik saja, " jawab Putra Mahkota sedikit gelagapan setelah tersadar dari lamunannya.

"Apa kau menemukan sesuatu, Perdana Menteri? Ku rasa tidak ada yang aneh di ruangan ini, semua buku-bukunya hanya bertuliskan tentang sejarah kekaisaran, ramuan, serta tentang pengobatan."

"Saya juga tidak menemukan apapun Putra Mahkota, hanya buku-buku tentang pengobatan saja," jawab Perdana Menteri menggelengkan kepalanya.

"Emm, ngomong-ngomong mengapa Nona Alina berada di paviliun anggrek ini, harusnya putra-putri mu berada di paviliun yang dekat dengan kediaman mu? Bahkan kalau di teliti wilayahnya, paviliun anggrek ini sudah bukan bagian dari kediaman mu, Perdana Menteri?" tanya Putra Mahkota berjalan menaiki tangga keluar dari ruang bawah tanah yang berada di paviliun anggrek.

Setelah lebih dari tiga jam, Putra Mahkota dan Perdana Menteri memeriksa ruang bawah tanah di paviliun anggrek. Namun, hasilnya nihil, tak ada yang mencurigakan dan tak ada barang yang sangat berharga serta tak ada buku dari sang keturunan terpilih.

"Ka-karena ... Alina ... pernah melakukan kesalahan, Putra Mahkota, jadi saya mengasingkannya di paviliun anggrek ini yang jauh dari kediaman saya agar Alina bisa merenungi kesalahannya dan tak akan mengulanginya lagi," jawab perdana menteri gugup dan bingung mencari alasan.

Tidak mungkin bukan perdana menteri akan bilang kalau dulu dia malu memiliki putri buruk rupa dan tak memiliki tenaga dalam, apalagi ia juga tidak tahu apakah Alina putri kandungnya atau putri dari selirnya dengan laki-laki lain.

"Aku tidak akan menanyakan kesalahan apa yang diperbuat Nona Alina, tapi sampai kapan Nona Alina tinggal di paviliun anggrek ini? Keamanan disini sangat tak terjamin, apalagi Nona Alina memiliki kecantikan luar biasa apa kau tak takut jika ada yang menculik putri mu?"

"Hukuman yang diberikan untuk Alina adalah sampai ia menikah dan ikut dengan suaminya," jawab perdana menteri asal.

"Oh, lalu dimana Nona Alina sekarang? Sejak kesini aku tidak melihatnya," tanya putra mahkota.

"Mungkin sedang jalan-jalan, saya memberikan keringanan hukuman bagi Alina untuk jalan-jalan keluar kediaman agar kita bisa bebas memeriksa ruang bawah tanah dan seluruh ruangan di paviliun anggrek ini," jawab Perdana Menteri.

"Baiklah, tugas ku untuk mencari buku sang keturunan terpilih di seluruh kediaman mu sudah selesai, Perdana Menteri, aku akan segera kembali ke istana," ucap putra mahkota.

Sore hari kembali terjadi kehebohan di paviliun anggrek karena Alina belum juga kembali, Yuri yang sudah sembuh dan sehat terlihat sangat cemas sedari tadi sambil berdoa dalam hati agar nonanya itu segera kembali.

Bukan hanya keselamatan Alina yang belum pulang yang dicemaskan Yuri, melainkan hukuman apa yang menanti Alina karena membuat seorang Putra Mahkota kekaisaran menunggu sejak tadi.

Ya, Putra Mahkota setia menunggu kepulangan Alina sejak tadi, jika ditanya mengapa maka tanpa ragu putra mahkota akan menjawab,
"Aku hanya ingin berpamitan." Padahal keduanya tidak memiliki hubungan khusus.

Jawaban Putra Mahkota yang seakan menganggap Alina istimewa itu membuat semua orang mengira-ngira kalau Putra Mahkota jatuh hati pada Alina. Ada rasa bangga serta sedih yang secara bersamaan dirasakan oleh Perdana Menteri, bangga karena ada salah satu anaknya yang akan menjadi anggota kekaisaran yang berarti kedudukan Perdana Menteri akan semakin kuat dan sedih karena bukan anak kandungnya yang disukai Putra Mahkota melainkan anak dari hasil perselingkuhan selirnya.

Sang Ratu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang