Tekan bintangnya ⭐😉
Happy Reading everyone
🤗🤗🤗“Jangan menatapnya terlalu lama, sayang,” rajuk Zero yang langsung merebut Alina dari gendongan Aldirk.
“Kenapa? Apa kau takut kalah saing dengan ku?”
“Cih, wajahmu bahkan lebih buruk dari wajahku,” ucap Zero tak terima dengan tuduhan Aldirk.
Alina yang masih syok hanya mampu terdiam dan tiba-tiba menghilang meninggalkan dua orang yang masih saja berdebat tentang siapa yang paling tampan dan layak menjadi pendamping Alina.
“Gila” Mungkin itu yang berada dalam pikiran orang lain saat mendengar dan melihat perdebatan panjang mereka.
Kedua sosok yang sama persis saling berdebat siapa yang paling tampan?
Adakah yang mampu menjawabnya?“Aku benar-benar akan gila jika terlalu lama tinggal di dunia ini. Semua yang terjadi sama sekali tidak bisa di analogikan seolah semuanya mimpi yang mustahil terwujud di dunia nyata.”
Alina mengacak rambutnya frustasiDia yang terbiasa menganalogikakan semuanya tiba-tiba berada di dunia fantasi yang mustahil ada keberadaannya. Dunia yang tidak bisa diselesaikan dengan hukum-hukum fisika dan kimia, tidak bisa diteorikan seperti matematika. Dunia khayalan penuh ketidakmungkinan.
Alina awalnya berencana akan mendesak Zero untuk mengatakan semua masa lalunya karena hanya Zero yang selalu datang dalam mimpinya, setelah mengetahui semuanya Alina akan menyeleksi siapa yang pantas antara Aldirk dengan Zero yang bisa digunakan pion untuk kedepannya. Tapi siapa sangka, Aldirk yang ia kira tidak pernah terlibat dalam masa lalunya karena tidak pernah muncul dalam mimpinya ternyata bukannya tak muncul tapi ia yang tak menyadarinya, ia yang salah mengiranya.
Aldirk dan Zero, mereka memiliki wajah yang benar-benar sama persis tanpa celah. Yang Alina kira Zero berambut putih di dalam mimpinya ternyata adalah Aldirk.
“Ghrrrrr”
“Aaargghhh”
Geraman kesakitan berhasil mengalihkan perhatian Alina. Alina menoleh ke sumber suara hingga tatapannya terhenti pada sosok yang tertidur di atas ranjang kamarnya. Willy yang tertidur tanpa selimut terlihat sesekali berubah menjadi serigala putih yang transparan. Keringat membasahi seluruh tubuhnya, alisnya menyatu, bibirnya menipis, nafasnya tak teratur, tubuhnya bergerak gelisah. Tak tega membayangkan betapa sakitnya yang Willy rasakan Alina segera mendekatinya, mengusap lembut kepala Willy
“Demam, lagi?” gumam Alina dengan tangan yang terus mengusap kepala Willy.
Tak butuh waktu lama, Willy yang terlihat gelisah dalam tidurnya mulai tenang. Geraman dan teriakan kesakitan tak lagi terdengar, tergantikan dengan dengkuran halus dan nafas yang teratur.
“Sepertinya kau akan bisa berubah menjadi serigala sepenuhnya.”
Sebagai hewan kontrak legendaris serigala putih, Willy akan terus mengalami fase seperti ini jika sosok serigalanya belum bisa muncul sepenuhnya. Willy hanya butuh beberapa bulan untuk mendapatkan gigi taring, ekor, dan telinga serigalanya. Awal kejadiannya juga sama jadi Alina tidak panik dan cemas saat Willy demam dan mengerang kesakitan seperti tadi.
Setelah memastikan Willy benar-benar sudah baik-baik saja Alina berteleportasi ke taman Ruang Taranya. Alina ingin menjernihkan otaknya yang pusing dengan pikiran-pikirannya yang tak karuan.
Tapi sepertinya Alina salah jika ingin menjernihkan otaknya di taman Ruang Tara karena sekarang bukannya jernih otaknya tambah tak karuan melihat kloning-kloning Dreko dan Neo yang kembali ke raganya satu persatu. Mungkin jika kloningnya hanya berjumlah ratusan Alina tidak akan sejenuh itu tapi kloning yang mereka keluarkan lebih dari ratusan juta ribu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Ratu [END]
FantasyFollow sebelum membaca... Bukan terjemahan Alina Dfeger, pemimpin organisasi gelap yang terlempar ke zaman kuno di sebuah kekaisaran yang bahkan tidak tercatat oleh buku sejarah dunia atau negara manapun. Menempati tubuh... Alina Zivanka Geraldine...