Tekan bintangnya ⭐ 😉
Happy reading everyone
🤗🤗🤗Di saat semua orang akan ketakutan saat berhadapan dengan para tetua dan lima keluarga besar pulau Baxia di ruang pengadilan, lain halnya dengan gadis cantik tak punya kesopanan yang duduk manis di tengah ruangan dengan buah pir ditangan kanannya, ditambah dengan dua pria dengan tingkatan ilmu bela diri tak terdeteksi yang setia berdiri di sampingnya dengan tatapan datar lurus ke depan.
Ya, dia Alina, yang memilih untuk mengikuti tiga prajurit yang mengganggu acara makannya ketimbang meladeni rasa keingintahuan mendalam dari dua pria gilanya, setelah tak sengaja mengucapkan kata-kata mutiara khas dunianya dulu.
"Nyonya, tolong tunjukkan sedikit kesopanan Anda, ini pengadilan bukan pertunjukan! "
"Apa yang ingin kau lakukan, bodoh!" bisik Aldirk menahan Zero yang akan menyerang tetua hakim.
"Dia sudah berani menghina istriku!" geram Zero dengan nada rendahnya.
"Istri pasti bisa mengatasinya sendiri, kau tau kan sebagai selir yang baik kita tidak boleh mengacaukan acara istri dan tidak boleh bertingkah kecuali atas perintahnya."
"Bagaimana kau bisa mendalami peran selir dengan sangat baik?"
"Aku belajar dengan melihat rakyat ku. Di Kekaisaran ku kau tidak akan bisa menemukan pria dengan dua wanita karena rata-rata mereka memiliki lebih dari 7 wanita yang hanya satu wanita dengan pangkat nyonya utama dan tanpa ragu mereka saling menjilat— "
"Menjilat apa?"
"Apa terlalu lama berpisah dengan ragamu kau semakin bodoh?! Menjilat yang aku katakan dalam arti kiasan yang berarti melakukan sesuatu untuk mendapatkan pujian, tahta, dan lainnya."
"Oh, berarti selama ini kau menjilat ku? Anjing yang mengerikan!"
"Sialan, sebenarnya kau paham tidak apa yang aku katakan?!... Jika kau mengatakan selama ini aku menjilat Alina bisa dibenarkan karena aku memang melakukan sesuatu bahkan merendahkan mu untuk mendapatkan perhatian istriku!" marah Aldirk, memberikan satu pukulan pada pipi kanan Zero.
"ALDIRK!!!!!"
"Maaf, sayang. Aku hanya bercanda," Aldirk menyatukan kedua tangannya meminta maaf pada Alina sebelum berlari dan menerjang Zero dengan beberapa pukulan membabi buta.
"Ini semua salahmu! Beraninya kau menjebakku!"
Tak seperti sebelumnya yang hanya diam mengalah, kali ini Zero menghindar hingga keluar dari ruang pengadilan dan barulah membalas pukulan Aldirk dengan sama beruntalnya.
Ledakan dan api ada dimana-mana, orang-orang berhamburan menjauh dari pasar yang semula damai, sebelum dua pria dengan tanpa perasaan nyaris menghancurkan seluruh pasar. Di antara keduanya sama-sama tidak ada yang ingin mengalah ditambah dengan kekuatan mereka yang seimbang justru malah berdampak pada lingkungan tempat mereka beradu.
"Singkat saja, berapa yang harus aku bayar untuk menyelesaikan semua ini?" ucap Alina megambil perhatian semua orang yang semula syok menyaksikan adegan bisikan berujung penghancuran dinding bagian kanan dan memperlihatkan sebagian pasar yang sudah dilahap api dan jangan lupakan dua sosok menawan yang bertarung di atasnya.
Berdecak kesal saat tak mendapati jawaban dari orang-orang serakah di depannya, Alina mengangkat tangannya mengeluarkan elemen airnya dan mengarahkannya pada dua pria yang tengah fokus menyerang hingga keduanya sama-sama basah kuyup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Ratu [END]
FantasyFollow sebelum membaca... Bukan terjemahan Alina Dfeger, pemimpin organisasi gelap yang terlempar ke zaman kuno di sebuah kekaisaran yang bahkan tidak tercatat oleh buku sejarah dunia atau negara manapun. Menempati tubuh... Alina Zivanka Geraldine...