35

1.9K 93 0
                                    

Tekan bintangnya ⭐ 😉




Happy reading everyone
🤗🤗🤗













"Akkhhhhhhh, sial!" teriak seorang pria dilanjutkan dengan mengusap wajahnya kasar.

"Bagaimana aku bisa kecolongan lagi dan lagi? " gumamnya lirih. 

"Tenanglah, Dreko. Dia akan baik-baik saja, aku yakin itu."

"Tidak ada yang baik-baik saja setelah Alina bertemu dengannya, Neo! Dia tidak bisa dianggap remeh apalagi setelah kekuatannya yang sekarang melampaui kekuatan Alina," bantah Dreko.

"Dan sekarang bahkan kita tidak bisa melacak keberadaannya, sialan sebenarnya siapa yang membawa Alina tanpa meninggalkan jejak sedikitpun?!" Lanjut Dreko kesal.

"Hanya ada satu orang yang tidak bisa kita lacak keberadaannya, apa mungkin Alina bersama orang itu?"

"Sepertinya–"

"Berhenti menduga-duga, paman. Seharusnya kalian mencari ibuku sampai ketemu bukan malah mengobrol asik di sini!" sela anak laki-laki berusia 5 tahun yang tak lain adalah Willy.

"Kau belum berpengalaman sehingga tidak mengetahui apapun Willy! Kau pikir aku bodoh hingga hanya berdiam diri disini dan membiarkan nonaku itu menghilang?" tanya Dreko sinis.

Semenjak Alina menghilang Dreko tidak bisa mengontrol emosinya sendiri, hidup bertahun-tahun bersama sisi negatif Alina membuatnya menjadi sosok kejam yang hanya akan jinak jika dihadapkan pada Alina. 

"Kau memang bodoh! Seharusnya kalian tidak mengurungku dalam ruang dimensi ini dengan begitu aku bisa membantu ibuku."

"Bagaimana kau membantu Nona Alina jika keluar dalam labirin tipis saja kau tidak mampu?! Kekuatan belum sempurna mu itu hanya akan membuat Nona Alina kerepotan!"

"Kekuatan ku memang belum sempurna, tapi setidaknya kekuatan ku akan berguna daripada kalian yang bahkan dengan kekuatan tertinggi pun hanya terdiam menyaksikan tanpa mampu berbuat apa-apa."

"Bisakah kalian diam! Ini salah ku yang mengurung mu dalam dimensi ini karena kau adalah hewan tersayang nonaku, kau yang nyatanya paling dilindungi nonaku bahkan saat dia merasakan ancaman kau yang di amankan terlebih dahulu. Aku yang salah!"

"Tidak, Neo, nyatanya kita semua yang bersalah. Lagipula kita tidak akan mampu melawan takdir yang sudah dituliskan, kita hanya bisa berusaha tanpa tau akan berhasil atau justru kebalikannya."

Willy dan Neo terdiam, dalam batinnya mereka membenarkan ucapan Dreko. Mereka tidak bisa menentang takdir yang sudah digariskan.

Tiba-tiba sosok-sosok yang mirip dengan Dreko juga Neo berdatangan dari berbagai arah, berhenti melingkari mereka bertiga dengan wajah datarnya tanpa emosi

"Kenapa kalian kembali sebelum menemukannya?" gumam Dreko menatap tajam kloning-kloningnya. 

Dreko juga Neo melakukan pecah raga untuk berbagi tugas dalam mencari keberadaan Alina

"Bodoh, Kau bisa mati jika melakukan pecah raga dalam jumlah yang banyak dan waktu yang lama. Tapi setidaknya jika kau mati aku tidak ingin merasa kesakitan," ucap salah satu kloning Dreko sebelum menyatu kembali dengan raga Dreko yang asli.

Willy terpaku menyaksikan kloning-kloning yang mulai memasuki raga aslinya. Awalnya dia berpikir kalau kedua pamannya itu hanya berleha-leha dan saling beradu argumen di pinggir danau Ruang Tara, tapi ternyata mereka telah mengirim kloning-kloning mereka sendiri yang jumlahnya bahkan mencapai ribuan itu.

Sang Ratu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang