33

676 43 1
                                    

Tekan bintangnya ⭐















Happy reading everyone
🤗🤗🤗









"KAU AKAN TAMAT ZIA, HAHAHAHA." ucap Azura dengan tawa bahagianya melemparkan bola sihir itu ke arah Alina.

"Berhenti!" ucap Alina dengan nada lemahnya.

Menundukkan kepalanya bertumpu pada lengan kanannya, sedangkan lengan kirinya ia gunakan untuk menekan dadanya tepatnya di area jantung yang terasa sangat sakit.

Semua tiba-tiba berhenti, pohon dengan daun-daunnya yang bergoyang tiba-tiba berhenti, air terjun yang jatuh dengan derasnya dari atas tebing tiba-tiba berhenti, air sungai yang mengalir tiba-tiba berhenti, burung-burung yang terbang tiba-tiba berhenti, semua manusia dan makhluk hidup lainnya yang tengah melakukan aktivitasnya secara tiba-tiba berhenti mendadak menjadi layaknya patung, bukan hanya itu tapi waktu di seluruh dunia beserta isinya berhenti tak bergerak sama sekali tepat setelah Alina mengucapkan kata 'berhenti'

Alina yang tak merasakan apapun langsung mendongakkan kepalanya dan yang pertama dilihatnya adalah semua benda mati dan benda hidup yang berada di sekelilingnya terdiam layaknya sebuah patung.

Neo dan Dreko terlihat seperti patung dengan ekspresi wajah panik dan sedihnya, sedangkan Azura terlihat seperti patung dengan mulut yang terbuka karena tertawa jahat sebelumnya.

"Elemen waktu?.....apa aku sudah.....hah ini.... tapi bagaimana bisa?" gumam Alina menatap sekelilingnya dengan tatapan tak percaya serta bingung.

"Ck, bodolah! Daripada aku berpikir tentang elemen waktu lebih baik aku memulihkan energi ku."

Alina memposisikan tubuhnya dengan duduk seperti lotus dan mulai bermeditasi, cahaya biru bercampur putih juga ungu mulai muncul mengelilingi Alina. Tak lama hanya beberapa menit saat merasakan ada aliran energi yang masuk dalam tubuhnya dan dirasa sudah cukup Alina membuka kedua matanya. 

Alina bangkit kemudian membentangkan kedua tangannya mengadah ke atas dan tak lama sebuah cahaya putih keluar membentuk sebuah bola raksasa yang dikelilingi lingkaran berupa butiran salju dan serpihan es yang lancip.

Alina masih memejamkan kedua matanya fokus mengeluarkan aliran sihir putih supaya bola yang dibuatnya semakin besar dan terbukti bola itu semakin besar menyamai bola raksasa milik Azura. 

Bersamaan dengan senyum miringnya Alina membuka kedua matanya menatap remeh ke arah Azura, namun tatapan serta senyumannya tak bertahan lama saat pohon dengan daun-daunannya yang semula diam layaknya patung kembali bergerak, awan-awan yang juga semula diam perlahan bergerak.

Semuanya bergerak!

"ALINA AWAS!"

"HAHAHAHA!"

Azura juga kembali bergerak dengan tawa jahatnya yang menggema. 

Dengan cepat Alina melemparkan bola sihir buatannya ke arah bola sihir buatan Azura namun sayang bola sihir milik Alina meleset melewati bola milik Azura dari atas hingga bola milik Azura itu terbang dengan sangat cepat ke arah Alina.

BRUAKK

DUARRR

Begitupun dengan bola sihir milik Alina yang terbang dengan sangat cepat menuju Azura

BRUAKK

DUARRR

Kedua gadis itu sama-sama terpental menabrak lima pohon besar sekaligus dan sama-sama jatuh tersungkur di atas tanah.

Sang Ratu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang