Tekan bintangnya ⭐😉
Happy reading everyone
🤗🤗🤗
Ibu kota Benua Tengah nampak sangat ramai. Pedagang dengan kiosnya berjajar rapi di sepanjang jalan. Tak sedikit pula yang berjalan mendekati para pelancong sembari menawarkan dagangan mereka. Benua Tengah yang terkenal dengan keindahan pemandangan dan kuliner khasnya yang beraneka ragam menjadi daya tarik tersendiri untuk para pelancong.
Alina yang sudah memaafkan kedua prianya itu terlihat sangat gembira menjajal setiap dagangan yang menggugah selera. Ia aktif berpindah dari kios satu ke kios lainnya untuk menikmati setiap makanan yang didagangkan. Aldirk dan Zero tentu hanya bisa pasrah membayar dan membawakan jajanan Alina yang hanya dimakan segigit disetiap jenisnya. Kebiasaan buruk Alina yang hanya ingin memuaskan lapar mata.
"Apa ibu kota memang seramai ini atau sedang ada perayaan?" tanya Alina disela-sela menunggu antriannya.
"Mereka akan menyambut cahaya," jawab Zero setelah menelan daging tusuk di mulutnya.
"Cahaya?"
"He'em. Puncak pesta perayaan cahaya akan diadakan esok."
"Aku mau lihat!" ucap Alina antusias.
Pasti lebih banyak pedagang lagi di acara puncak perayaan, pikir Alina
"Sayang, ayo pulang," rengek Aldirk menggoyangkan lengan Alina.
"Kenapa?"
"Sudah seharian kita berjalan-jalan, aku takut kamu kelelahan," jawab Aldirk menatap dalam Alina.
"Halah, bilang saja kalau kau sudah lelah. Dasar lemah!" sahut Zero dihadiahi tatapan tajam oleh Aldirk.
"Bukan seperti itu, sayang. Aku benar-benar takut kamu kelelahan. Sedari pagi tadi kita terus menjelajah ibu kota, pasti sangat melelahkan," jelas Aldirk.
"Benar juga, puncak perayaan masih esok hari aku harus mengumpulkan tenaga lebih banyak karena puncak perayaan pasti lebih ramai," gumam Alina setuju dengan usulan Aldirk untuk beristirahat.
"Satu tempat lagi, setelah itu kita pulang," putus Alina.
"Baiklah, tempat mana?"
⚔️🗡️⚔️🗡️⚔️
Aldirk dan Zero menatap datar ke arah sosok yang sangat dicintainya itu. Mereka pikir tempat yang dimaksud Alina adalah tempat wisata dengan pemandangan malamnya yang indah, tapi ternyata sebuah rumah makan.
Apa Alina belum kenyang?
Ya, tentu saja belum. Dia hanya mencicipi segigit setiap jajanan yang ia beli dan Aldirk serta Zerolah yang menghabiskan jajanan-jajanan itu akhirnya.
Rumah makan yang menjadi tujuan Alina merupakan rumah makan terbesar di ibu kota Benua Tengah. Rumah makan dengan tiga tingkat yang dihiasi ornamen emas. Lentera-lentera kecil dipajang sedemikian rupa hingga Rumah makan itu terlihat paling terang dari yang lainnya. Bangsawan-Bangsawan dan orang kaya silih berganti menikmati hidangan khas yang disajikan. Tidak ada rakyat biasa yang wara-wiri di sekitar maupun di dalam rumah makan karena rumah makan itu khusus untuk orang-orang kaya. Setiap pojok luar rumah makan di jaga oleh dua orang pria kekar. Benar-benar rumah makan yang memberikan fasilitas keamanan dan kenyamanan terbaik dari rumah makan lainnya. Tentu pantas kenapa rumah makan itu selalu ramai dikunjungi.
Lima jenis hidangan berbeda tersedia di depan Alina. Dengan semangat ia mengunyah setiap hidangan yang terasa sangat cocok di lidahnya. Kedua pria tampan didepannya hanya memandanginya sembari tersenyum kecil. Sesekali kedua pria itu menatap tajam setiap pria lain yang menatap Alina.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Ratu [END]
FantasyFollow sebelum membaca... Bukan terjemahan Alina Dfeger, cucu tersayang dari pimpinan organisasi gelap tiba-tiba terbangun di tempat kuno setelah rune aneh dari langit menimpanya. Terbiasa hidup sebagai 'nona muda' membuatnya kesulitan saat menempat...