46

400 25 1
                                    

Tekan bintangnya ⭐😉





Happy reading everyone
🤗🤗🤗















"Orang jatuh cinta benar-benar menyebalkan!"

Alina terus menggerutu hingga secara tiba-tiba ia sudah berada di ruangan luas dan sangat mewah yang berada di istana pribadi Kaisar.

"Aku tidak mengizinkan mu masuk ke dalam istana ku, Selir!"

"Ma-af, Baginda Kaisar. Hamba hanya sudah tidak sabar membagi berita menyenangkan ini kepada Kaisar," jawab Zivanka menunjukan gulungan kertas di tangan kanannya.

"Aku tidak peduli, sekarang pergilah, aku tidak ingin menemui siapapun!"

"Tap-tapi-"

"Pergi!"

"Hamba mohon Baginda, sebentar saja. Saya akan segera pergi setelahnya," mohon Zivanka perlahan menggenggam tangan Kaisar yang mengepal kuat.

"Yang Mulia?" suara lembut dan tegas mengalihkan perhatian kedua pasang suami istri itu untuk menatap ke sumber suara.

Selir Agung Azura dengan ekspresi kebingungan menatap Zivanka dan Zero. Melihat drama pasangan didepannya ingin sekali Azura tertawa puas, dia sangat senang saat musuhnya itu bersedih. Dia akan lebih senang lagi kalau musuhnya itu mati.

"Maaf, sepertinya hamba mengganggu Baginda Kaisar."

"Lupakan saja, Kau sudah siap?"

"Hamba hanya ingin mengembalikan kalung ini. Sepertinya Baginda meninggalkannya di kediaman hamba semalam."

"Untukmu saja."

"Terimakasih, Baginda. Saya berjanji akan menjaganya dengan nyawa saya taruhannya."

Kalung dengan liontin giok berbentuk kepala naga yang menganga. Kalung dari guru Zivanka yang ia berikan kepada Zero sebagai bentuk cintanya dan sekarang dengan gampangnya ia berikan kepada Azura. Musuh seperguruannya, sekaligus orang yang gemar mencari masalah dengannya.

Zivanka menutup mulutnya tak percaya. Kali ini dia benar-benar sangat kecewa. Selain dari orang yang sangat ia hormati kalung itu merupakan simbol keberhasilannya dalam menuntut ilmu, kalung itu juga simbol kekuatannya yang tak terkalahkan, kekuatannya yang terhebat dari murid-murid seperguruan.

"Aku akan menemanimu bersiap."

"Tunggu, Baginda! Hamba belum ... "

"Aku tidak ingin mendengarnya. Pergilah dari kediaman ku dan kembali ke kediaman mu!"

"Hamba berjanji akan kembali setelahnya. Hamba mohon Yang Mulia."

"Persetan! Jika kau tidak ingin pergi, aku yang pergi." Dengan tanpa berperasaan Zero menepis tangan Zivanka yang kembali ingin menahannya.

Brukkhh

Akkhhh

Entah tepisan Zero yang terlalu kuat atau memang Zivanka yang lemah membuat Zivanka terjatuh dan naasnya perut sedikit buncitnya itu sempat membentur ujung meja sebelum benar-benar jatuh di atas lantai marmer yang keras.

Teriakan kesakitan dan permohonan Zivanka diabaikan begitu saja oleh Zero. Dengan tanpa belas kasih ia menggandeng Azura dan menggiringnya keluar kediaman meninggalkan Zivanka yang menyedihkan.

Alina yang tersadar dari syoknya segera berlari menghampiri Zivanka. Alina melupakan satu hal penting. Dia adalah roh, jiwa tanpa jasad yang dibawa ke masa lalu. Dia tidak bisa menyentuh Zivanka. Kekuatannya pun tidak berguna.

Sang Ratu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang