34

717 39 0
                                    

Tekan bintangnya ⭐ 😉







Happy reading everyone
🤗🤗🤗


















AAAAAAAAAAAAA

"SIAPA KAU?!"

"APA YANG KAU LAKUKAN PADAKU, HA?!"

Suara pekikan yang terdengar sangat keras menjadi alunan pagi pertama yang didengar Zero, apalagi pekikan yang memekakkan telinga itu berasal tepat dari sampingnya.

"Tenanglah," ucap Zero dengan suara seraknya sambil menarik pinggang Alina agar kembali berbaring kemudian memeluk Alina dengan erat.

"Apa? Bagaimana aku bisa tenang, ha? Gadis baik-baik mana yang akan tenang saat terbangun dalam pelukan pria asing."

"Sekarang lepaskan aku, lepaskan! LEPASKAN-LEPASKAN-LEPASKAN!" ucap Alina diakhiri teriakan yang melengking tepat di dekat telinga Zero.

"Bisa diam?" tanya Zero disertai tatapan tajamnya yang menakutkan. 

"Tidak," jawab Alina menggeleng beberapa kali, kemudian langsung terdiam dan berbalik membelakangi Zero tepat saat iris matanya beradu tatap dengan iris gelap menakutkan milik Zero.

Merasa sudah cukup lama Alina diam pura-pura tertidur, dengan perlahan Alina membuka matanya kemudian memastikan bahwa pria asing yang berada di sampingnya benar-benar tertidur, setelah yakin Alina perlahan menjauhkan tangan Zero yang melingkar diperutnya.

Setelah berhasil lepas dari pelukan Zero, Alina turun dari ranjang dengan sangat pelan dan berhati-hati takut akan membangunkan Zero yang terlihat masih menutup kedua matanya.

"Yeah, akhirnya, akhh, rasanya tubuhku mau patah. Pria asing tidak punya sopan santun memeluk gadis perawan sembarangan, mana pelukannya gak kira-kira lagi," gumam Alina dengan suara yang sangat kecil nyaris tak terdengar. 

Alina mulai melangkahkan kakinya dengan pelan menjauh dari Zero sesekali menoleh ke belakang memastikan kalau Zero benar-benar masih tertidur.

"Sepertinya aku harus lebih berhati-hati, ternyata memang benar masih ada yang lebih hebat dariku. Belum sampai satu minggu aku sudah bertemu dengan dua pria sama-sama tidak punya sopan santun yang memiliki tingkatan ilmu bela diri tak terdeteksi," gumam Alina setelah benar-benar menjauh dari Zero.

"Tapi... tunggu-tunggu dia itu pria hebat bukan? Tidak mungkin aku bisa semudah ini lepas darinya, bahkan aku mengalami seratus satu kali kegagalan saat berusaha lepas dari pria beruban saat itu," ucap Alina menoleh ke belakang memastikan kalau Zero tidak menyusulnya.

"Pasti ada yang tidak beres," lanjut Alina

"Kau benar," ucap seseorang tepat berada di depan Alina.

"Kau... bagiamana bisa .....tadi disana lalu.... bagaimana.... " ucap Alina bingung melihat Zero yang berdiri didepannya dengan smirk dan tatapan datarnya.

Alina melangkah mundur perlahan masih dengan wajah bingungnya menjauh dari Zero begitupun dengan Zero dengan tatapan datarnya melangkah perlahan mendekati Alina.

Saat Zero semakin dekat dengan Alina. Alina langsung berlari kencang dengan elemen anginnya, Zero hanya tersenyum miring menyaksikan Alina yang lari ketakutan saat melihatnya, tiba-tiba Zero menghilang dan muncul tepat didepan Alina dengan cepat Zero memeluk Alina dan membawa Alina kembali ke atas ranjangnya yang tadi.

"HUAAA LEPASKAN AKU! LEPASKAN! JANGAN MEMELUK ORANG SEMBARANGAN LEPASKAN AKU!" teriak Alina memberontak dalam pelukan Zero.

Kruuukkkk krukkkk

Sang Ratu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang