" Kau akan tetap menjadi selir putra mahkota putriku Alina karena dekrit kekaisaran sudah dibuat dan tidak bisa dibatalkan lagi " ucap perdana menteri membuat Alina langsung terdiam
"Inginku berkata kasar!" batin Alina
___________________________________
"Bukanya dekrit Kaisar harus melalui persetujuan saya dan distempel oleh saya? Saya merasa belum pernah setuju mengenai dekrit Kaisar itu, Perdana Menteri," tanya Alina.
"Itu jika kau tidak memiliki orang tua, Nona Alina, tapi kalau kau masih memiliki orang tua dekrit tentang perjodohan seperi ini harus membutuhkan persetujuan orang tuamu bukan persetujuan mu karena hidupmu hak orang tuamu," ucap penasehat Kaisar
"Perdana menteri tidak memiliki hak atas hidup saya karena saya juga tidak pernah mendapatkan hak saya sebagai anaknya," ucap Alina tegas.
"Maksudmu?" tanya Perdana Menteri menahan amarahnya.
"Seorang ayah memiliki hak atas anak-anaknya karena dialah yang memberikan makan, tempat tinggal, pakaian dan lainya untuk anaknya sedangkan Anda, Perdana Menteri, Anda tidak memberikan saya apapun bahkan dihari saya dilahirkan Anda justru membunuh ibu saya," ucap Alina dengan derai air mata yang membasahi kedua pipinya
Semua pasang mata langsung menatap perdana menteri meminta penjelasan
"Ti-dak bagiamana mungkin aku ingin membunuh anak ku sendiri," ucap perdana menteri gugup
"Putriku Alina tidak kah kau berbelas kasih pada ayahmu yang telah membesarkan mu? kenapa kau tega menuduh ayahmu yang tidak-tidak, apa karena kami telat memberimu uang bulanan? Maafkan ibu Alina ibu terlalu sibuk mengurusi masalah yang menimpa kakakmu dan juga menimpa keluarga kita," ucap Nyonya Desina dengan wajah sedihnya dan air mata palsunya.
"Kapan?..sejak kapan kalian mengirimi aku uang? Selama ini hiks aku hidup dalam kesendirian hiks, dalam sepi ditemani sunyi digelapnya malam. Sejak kecil aku dihina, dicaci dan dimaki semua orang, adakah yang membela ku? TIDAK ADA. Keluarga yang seharusnya menjadi pendukungku yang membela dan menyemangati ku menjadi benteng yang melindungi ku malah menjadi duri yang melemahkan ku menjadi penghalang kebahagiaan ku... Orang lain kira aku lahir sebagai putri dari pejabat istana aku akan menjadi nona muda yang bergelimang harta, nyatanya aku malah menjadi nona yang paling miskin paling dibenci dan paling dihindari semua manusia."
"Alina benar perdana menteri, selama ini ia hidup dengan uang harta saya. Sayalah yang seharusnya berhak atas hidup Alina," sahut seseorang mendekati Alina dan memeluknya, berusaha menenangkan putri pujaan hatinya.
Menteri kehakiman, seseorang yang pernah mencintai ibu Alina namun memilih mengalah karena cintanya lebih memilih kakaknya yang tak lain adalah perdana menteri. Menteri kehakiman juga tidak akan sudi jika putri gadis pujaannya itu menjadi selir putra mahkota. Alina harus menjadi istri putranya, lagi pula putranya juga cinta mati kepada Alina.
Tiba-tiba sebuah bola api meluncur ke arah Alina dan menteri kehakiman, tapi bukannya menghantam tubuh keduanya justru bola api itu berlalu dan mengenai permaisuri yang duduk di singgasana 30 meter di belakang Alina.
Bumm
Duarr
Kematian tak dapat terelakkan permaisuri terkena bola api itu yang menghanguskan tubuhnya, semua orang langsung menatap perdana menteri dengan tatapan membunuh.
Bola api itu berasal dari perdana menteri yang karena sangat geram dan murka mendengar ucapan Alina ditambah dengan ucapan adiknya membuat Perdana Menteri mengeluarkan elemen api yang berupa sebuah bola ke arah Alina, tapi naasnya menteri kehakiman membawa Alina untuk menghindar hingga bola itu terbang lurus tepat ke arah singgasana permaisuri.
"PERDANA MENTERI BERANINYA KAU MEMBUNUH PERMAISURI/IBU KU," bentak Kaisar dan Putra Mahkota kompak dengan aura kemarahan yang menguar.
"Ma-af Ka-ka-" ucap Perdana Menteri gemetaran.
BUMM
DuarrSebelum Perdana Menteri melanjutkan ucapannya sebuah bola api dan tanah menghantannya dan menghancurkan seluruh tubuhnya menjadi abu, bola api yang berasal dari putra mahkota dan bola tanah yang berasal dari Kaisar tidak hanya mengenai perdana menteri tapi juga mengenai kedua istrinya yaitu Nyonya Desina dan Selir Raisa membuat tubuh keduanya ikut hancur seperti tubuh perdana menteri.
Setelah menyerang perdana menteri, putra mahkota menyerang menteri kehakiman hingga pelukan menteri kehakiman pada Alina terlepas. Ruangan aula menjadi sangat kacau, beberapa orang memilih pergi ke luar setelah melihat kekacauan yang terjadi, apalagi aura yang dikeluarkan Kaisar benar-benar terasa mencekik.
Luca segera berlari ke arah Alina saat melihat putra mahkota menarik Alina dengan sihirnya. Sayangnya, Luca kalah kuat menghadapi serangan hewan kontrak Putra Mahkota yang berupa Singa.
Putra mahkota melempar serbuk hitam ke arah Alina hingga Alina diam tertunduk. Putra mahkota menggumamkan beberapa matra dengan mata terpejam erat, berusaha fokus di tengah-tengah kekacauan aula.
"Maukah kau menjadi milikku, Alina?" tanya putra mahkota meraih tangan Alina dan menciumnya.
Alina mendongak, menatap putra mahkota dengan iris matanya yang berwarna ungu. Tatapan matanya yang kosong dan perubahan warna iris itu membuat putra mahkota melebarkan senyumnya.
"Aku mau."
"Yang Mulia Putra Mahkota, saya mendapatkan bubuk baru dari wanita tua itu. Bubuk ini lebih ampuh jika Putra Mahkota langsung melemparkannya pada Nona Alina sembari membaca mantra." ujar seorang pria memberikan kain berisikan bubuk hitam dan sebuah kertas.
Tbc...
_____________________________________
Alina milik putra mahkota?
_____________________________________
Sekian di chapter ini...
Terimakasih sudah menyempatkan membaca, menekan vote dan juga mengisi kolom komentar.
See you ...😘👋
![](https://img.wattpad.com/cover/375533013-288-k657787.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Ratu [END]
FantasyFollow sebelum membaca... Bukan terjemahan Alina Dfeger, cucu tersayang dari pimpinan organisasi gelap tiba-tiba terbangun di tempat kuno setelah rune aneh dari langit menimpanya. Terbiasa hidup sebagai 'nona muda' membuatnya kesulitan saat menempat...