27

2.5K 113 3
                                    

Tekan bintangnya ⭐😉




Happy reading everyone
🤗🤗🤗












Di bawah pohon rindang seseorang duduk dengan nyamannya, ditemani secangkir teh yang masih berasap dan sebuah buku bacaan di atas tangannya.

Di bawah pohon rindang seseorang duduk dengan damai. Semilir angin yang menerbangkan anak rambutnya sedikit mengganggu, tangan lentiknya terangkat menyelipkan anak rambut itu ke telinga. Sepasang mata dengan iris gold itu menatap fokus pada setiap goresan tinta yang terukir rapi di atas buku di tangannya kanannya.

"Paman?" 

"Hm?" Tanpa menoleh, dia hanya bergumam untuk membalasnya.

"Paman, lihat ibu!"

Pandangan Neo beralih dari buku menatap seorang anak kecil yang mengganggu waktu santainya. Sepasang mata yang berkedip dan menatapnya polos itu tidak bisa membuatnya marah. Pandangan Neo mengikuti arah yang ditunjuk Sang balita.

Pemandangan Alina yang mengguncang bahu Dreko dengan background puluhan pohon tumbang yang terbakar menyambutnya.

"Ibu kenapa, paman?"

"Otaknya hilang," jawab Neo singkat sebelum kembali fokus pada buku bacaannya.

"Otak bisa hilang?" gumam balita, nampaknya ia berpikir keras mencerna jawaban singkat Sang paman.

"Dimana hilangnya? Willy mau bantu cari!" lanjut Sang balita penuh dengan semangat.

"Kalau saja tahu tempat hilangnya tidak akan jadi hilang, begitu saja masih bertanya, dasar ikan buntal!" Dreko yang baru datang duduk di sebelah Neo setelah menyahuti pertanyaan balita bertubuh gempal itu.

"Paman, Willy bukan ikan buntal!" Dreko meminum teh dengan nikmat mengabaikan protesan balita di depannya.

Bibir merah mungil balita itu nampak melengkung ke bawah, kedua matanya siap untuk menumpahkan tetesan air asin. Dengan kedua kaki mungilnya ia berlari kencang ke arah Sang ibu.

"Aku terkadang ragu dia keturunan serigala putih legendaris," ucap Dreko menatap Sang balita yang mengadukan tingkahnya tadi pada Alina.

Willy, balita berpipi chubby nan menggemaskan itu adalah hewan kontrak legendaris serigala putih yang dibawa Alina dari hutan kegelapan. Dalam waktu dua hari, bayi merah yang memangis kencang itu berubah menjadi balita yang sangat menggemaskan. Willy memiliki iris mata yang bewarna sama dengan Alina, bahkan fitur wajah keduanya terbilang mirip. Orang-orang tidak akan menduga bahwa Willy bukanlah anak kandung Alina.

"Apa yang kau lakukan pada putraku?!" Alina bertanya dengan nada tingginya pada Dreko.

"Memangnya apa yang aku lakukan? Aku bahkan tidak menyentuhnya," jawab Dreko membela diri.

"Paman menyebutku ikan buntal!" sahut Willy tidak terima.

"Kau kan memang ikan buntal, lihatlah pipimu itu, masih untung aku tidak memanggil mu babi,"

"Sudah-sudah, biarkan saja pamanmu itu, sayang, lebih baik Willy menemani ibu saja." Alina melerai.

"Menemani kemana?"

"Menemani membuat ramuan, ibu yakin pasti kali ini ibu akan berhasil membuatnya," ucap Alina penuh percaya diri.

"Ah, ibu, sebenarnya Willy ada janji dengan kupu-kupu. Willy mau menangkap mereka jadi... dada ibu," Dalam sekejap Willy berlari kencang hingga akhirnya menghilang dari pandangan Alina.

Sang Ratu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang