Tekan bintangnya ⭐ 😉
Happy reading everyone
🤗🤗🤗
Seorang gadis cantik terlihat bersandar di atas dahan sebuah pohon besar yang melengkung. Rambut hitam panjangnya berterbangan terhembus angin. Bibir mungil bewarna merah alami itu bergumam dengan mata yang senantiasa fokus pada setiap baris kata dalam buku di tangannya.
"Permata merah delima? Apa aku harus mendapatkannya agar sihir hitamku bisa bisa bangkit? Aku rasa tidak perlu, tapi terlalu membosankan hanya berdiam diri dalam Ruang Tara."
Gadis cantik yang tak lain adalah Alina itu tampak berpikir keras. Menimbang-nimbang antara diam di zona nyamannya atau keluar untuk mendapatkan kekuatan yang lebih hebat lagi.
"Baiklah aku akan mendapatkannya," ucap Alina dengan senyum miringnya.
"Permata tunggu aku, aku akan datang."
Ibuuu?!!!
"Astaga! Apa yang telah kalian lakukan?" Alina bertanya pada balita bertubuh gempal yang berlari riang ke arahnya.
Memijit pangkal hidungnya, Alina merasa pusing menghadapi kelakuan bayinya. Willy menatap Alina tanpa rasa bersalah, tatapan penuh binar kebahagiaan dan senyum lebarnya yang menggemaskan membuat Alina hanya mampu menarik nafas panjang.
"Ibu, lihat, Willy dapat beesaaaar!" adu Willy dengan mengangkat sedikit ikan besar dalam pelukannya.
Penampilan putra tampannya itu seperti anak telantar. Baju dengan kualitas terbaik yang dikenakan Willy basah dan kotor, rambut panjang Willy acak-acakan dan terdapat dedaunan basah di atasnya. Willy yang berlari ke arah Alina tampak sedikit kesulitan karena memeluk seekor ikan berukuran jumbo.
"Dari mana Willy mendapatkan ikan sebesar ini?" tanya Alina lembut dengan senyum profesional seorang ibu.
"Memancing. Paman Dreko mengajak Willy memainkan permainan lelaki sejati, dan akhirnya setelah sekian lama bersabar Willy dapat ikan juga," jawab Willy antusias.
Balita berbau amis itu terus berceloteh riang tidak menyadari tatapan menusuk sang ibu yang dilayangkan pada sosok pria di belakangnya. Dreko, pria itu fokus pada ikan dalam toples di pelukannya, ia berpura-pura tak menyadari tatapan Alina padanya.
"Wah, Willy! Bagaimana bisa kamu mendapatkan ikan sebesar ini? Ikan ini akan terasa sangat enak jika dipanggang," Neo datang dan langsung mengambil ikan dalam pelukan Willy.
"Willy mau ikan panggang!" Willy menjawab dengan penuh semangat, ia sangat setuju dengan rencana memanggang ikan.
"Eh, apa ini?" Neo mengetuk ringan toples kaca yang dipegang Dreko.
"Hahahaha, kau mendapatkan ikan itu, Dreko? Hahaha, untuk apa ikan sekecil itu? Tulangnya bahkan lebih banyak daripada dagingnya. Kau perlu belajar banyak pada keponakan kecilku, dia mendapatkan ikan yang besar dan kau.... Kau, hahaha, kau dapat hahaha," ejek Neo diiringi dengan tawa lepasnya.
"Memangnya kenapa? Yang penting aku dapat ikan!"
"Ikan sekecil itu? Hahahaha."
"Ikan ini untuk pelihara bukan untuk dimasak!" Dreko pergi dengan hati yang dongkol.
"Dia pikir pemancing bisa memilih ikan yang memakan umpannya? Untung-untung aku masih dapat ikan! Masih ada yang mau makan umpanku!" gerutu Dreko semakin merapatkan pelukannya pada toples berisikan buah dari kesabarannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Ratu [END]
FantasyFollow sebelum membaca... Bukan terjemahan Alina Dfeger, pemimpin organisasi gelap yang terlempar ke zaman kuno di sebuah kekaisaran yang bahkan tidak tercatat oleh buku sejarah dunia atau negara manapun. Menempati tubuh... Alina Zivanka Geraldine...