10

3.4K 160 3
                                    

Tekan bintangnya sebelum lanjut ⭐😉



Happy Reading Everyone
🤗🤗🤗









Di paviliun anggrek, suasana cukup menegangkan dimana Putra Mahkota yang sejak pertama kali bertemu dengan Alina sudah jatuh cinta pada Alina, sekarang menjadi sangat marah karena semenjak dua hari dua malam Alina menghilang dari paviliunnya begitu saja.

Semua prajurit dari istana maupun dari kediaman perdana menteri sudah dikerahkan untuk mencari Alina namun hasilnya tetap saja sama, Alina menghilang tanpa jejak.

"KALIAN TIDAK BECUS! HANYA MENCARI SATU GADIS SAJA TIDAK BISA!" bentak Putra Mahkota pada barisan prajurit di depannya yang menunduk takut.

Perdana menteri, nyonya Desina, selir Raisa, Delana, dan Devina serta semua orang yang berada di depan paviliun anggrek hanya diam melihat Putra Mahkota yang sedari tadi memaki-maki prajurit yang berbaris di depannya.

"Hormat hamba Putra Mahkota, Perdana Menteri dan keluarga. Putra mahkota, hamba baru ingat, Nona Alina memiliki ruang rahasia di bawah tanah mungkin saja Nona Alina berada disana," ucap salah satu prajurit yang tiba-tiba datang.

"Mengapa kau tidak bilang dari tadi?" tanya Putra Mahkota menatap tajam prajurit itu.

"Men-jawab Pu-tra Mahkota, hamba dari perjalanan mencari tabib untuk menyembuhkan nyonya Devina," jawab prajurit itu takut.

"Antarkan aku ke ruang bawah tanah yang kau maksud," ucap Putra Mahkota datar.

"Baik, Putra Mahkota," jawab prajurit itu kemudian berjalan dibelakang Putra Mahkota sembari menunjukkan jalan menuju ruang rahasia Alina.

"Di bawah sini tempatnya, Putra Mahkota, tapi hamba tidak tahu bagaimana cara masuk ke dalamnya dulu hamba ingat saat pelayan Yuri memanggil hamba ke sini untuk membantu mencari Nona Alina yang masuk ke dalam ruang bawah tanah, tetapi tidak juga segera kembali," ucap prajurit itu menunjuk lantai kayu yang berada di tengah-tengah pintu.

"Cepat panggil pelayan itu! " titah putra mahkota yang langsung dilaksanakan oleh dua prajurit yang ditunjuknya.

"Baik, Putra Mahkota," jawab dua prajurit kompak kemudian berbalik untuk memanggil Yuri yang sedang dihukum cambuk serta menanti hukum mati karena telah lalai menjaga nonanya, yaitu Alina.

Tak lama dua prajurit tadi kembali sambil menyeret Yuri yang nampak sangat lemah.

"Hamba menghadap, Putra Mahkota," ucap Yuri lemah dan bertekuk lutut di hadapan Putra Mahkota.

"Cepat katakan bagaimana caranya untuk masuk dalam ruang bawah tanah milik Nona Alina?" tanya Putra Mahkota yang hampir serupa dengan bentakan.

Pintu masuk Ruang bawah tahan yang dulunya dimasuki dengan cara didobrak sudah Alina perbaiki karena prajurit-prajurit perdana menteri berulang kali datang untuk mencari harta berharga di dalamnya.

"Me-meja tar-rik me-ja it-itu," jawab Yuri terbata sambil menunjuk ke arah sebuah meja kecil yang berada di samping kanan pintu, setelah itu Yuri langsung tak sadarkan diri. Menerima hukum cambuk hingga ratusan kali berhasil membuat tubuh ringkihnya semakin lemah.

Melihat isyarat tangan Putra Mahkota untuk menarik meja di sebelah pintu, salah satu prajurit langsung bergegas untuk menarik meja itu dan setelah ditarik tiba-tiba lantai yang dipijak Putra Mahkota menjadi anak tangga yang menurun ke sebuah ruangan bawah tanah yang gelap.

Tanpa menyia-nyiakan waktu lagi Putra Mahkota langsung menuruni anak tangga itu diikuti Perdana Menteri, Nyonya Desina dan Selir Raisa dibelakangnya.

"Apa yang kalian lakukan disini?" suara selembut sutra mengalihkan pandangan Putra Mahkota yang tadinya mengamati ukiran-ukiran unik disekitarnya.

Sang Ratu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang