Chapter 33 - Kenaikan Keuntungan

26 1 0
                                    

Angin menyapu  ruangan, menarik tepi tirai , membuatnya menari dengan lembut.

Odette bangkit dari tidurnya, matanya berkedip-kedip saat melihat renda yang bergetar tertiup angin. Dia berbaring di sana sejenak, mendengarkan irama pasang surut ombak di luar, menelusuri pola rumit tirai yang ditenun  menari di udara. Perlahan, rasa kantuk yang mengganggu pikirannya pun sirna, tergantikan oleh rasa damai.

Tempat perlindungannya, sebuah ruangan yang menghadap ke hamparan laut yang berkilauan. Dindingnya dicat dengan warna biru yang menenangkan, dan seprainya selembut awan. Saat Odette menikmati suasana tenang, matanya membola menyadari keberadaanya. Sebuah sensasi yang menjalari dirinya setiap pagi, momen penemuan kembali yang tak pernah gagal menggugah jiwanya.

Dengan gerakan lambat dan hati-hati, dia bangkit lantas bersandar di kepala ranjang, tatapannya menyapu sekeliling kamar tidur yang terasa asing. Semuanya bermandikan cahaya hangat dan menenangkan, seolah ruangan itu sendiri meminta untuk dijelajahi.

Kamar itu dipenuhi warna gading dan emas, desain anggun yang mewah, tetapi mempunyai kesan tidak berlebihan. Ke mana pun pandangannya tertuju terdapat barang-barang indah dan mahal yang menarik perhatian. Perabotan dipenuhi hiasan dan dibuat cermat dengan dekorasi yang rumit dan halus. Seolah-olah mereka bersaing memperebutkan tempat, masing-masing berteriak-teriak untuk menjadi pusat perhatian.

Saat Odette menyadari semuanya, dia merasa seperti tamu tak diundang yang tersandung ke dalam istana.

"Nyonya,” seru sebuah suara, diiringi irama lembut ketukan di pintu.

“Ya, masuklah,” perintah Odette dengan sigap merapikan pita di ujung kepang rambutnya.

Pintu berderit terbuka, memperlihatkan pelayan yang menyajikan teh pagi. Di belakangnya ada seorang pelayan muda, lengannya penuh dengan koran pagi yang segar. Gemerisik kertas dan dentingan cangkir porselen bercampur di udara, seolah menciptakan simfoni kerumahtanggaan.

Saat Odette mengatur napas, seolah-olah di sihir sebuah meja muncul di samping tempat tidurnya yang besar. Aroma bergamot yang kaya memenuhi udara saat secangkir teh panas dituangkan secara seremonial. Odette menghirup aromanya yang menenangkan, merasakan kekhawatirannya sirna seiring dengan setiap tegukannya.

“Terima kasih, Dora,” Odette tersenyum lembut, mengungkapkan rasa terima kasihnya.

Kepala pelayan menjawab dengan membungkuk anggun, gerakannya seanggun penari, sebelum keluar dari kamar dengan tenang. Pelayan muda, yang tadinya tertinggal di belakang, dengan cepat melangkah maju untuk mengambil tempatnya di samping Odette.

“Terima kasih juga, Molly. Kau melakukan pekerjaan yang luar biasa,” Saat dia berbicara, wajah gadis itu berseri-seri karena gembira, matanya bersinar karena bangga.

Setelah menikmati seteguk teh, Odette dengan hati-hati meletakkan cangkirnya sebelum meraih koran. Halaman-halamannya masih hangat setelah disetrika, kerenyahan dan kerapiannya merupakan bukti ketelitian staf rumah tangga. Selama tiga minggu terakhir, Odette telah memberikan sinyal tak terucapkan bahwa dia siap menerima pekerjaan dan laporan.

“Nyonya, sesuai instruksi Anda, meja makan sudah ditata di teras. Harap tinjau menu dan pengaturan tempat duduk sekali lagi untuk memastikan semuanya beres.”

Dora menyelesaikan laporan tentang pengeluaran rumah tangga dan jadwal liburan para pembantunya, lalu melanjutkan dengan memaparkan agenda pesta makan malam itu. Saat Odette menyisihkan korannya, pelayan itu menyerahkan rencana yang tertata rapi.

Sejak hari pernikahan, kehidupan dipenuhi dengan banyak undangan dan acara, tetapi akhir pekan kali ini memiliki daya tarik tersendiri.

Mantan teman sekelas Bastian di akademi militer menjadi tamu kehormatan, petugas yang sama yang menemaninya ke rumah judi pada malam yang menentukan itu. Mereka pernah bertemu di pertemuan sosial dan pernikahan sebelumnya, tetapi interaksi mereka sebatas basa-basi belaka. Pertemuan kali ini akan berbeda sejak pertama kali mereka berkumpul dengan tujuan untuk berinteraksi satu sama lain.

Bastian - OdetteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang