Chapter 190 - Putri dari Helene

65 6 0
                                    

Anak laki-laki itu mengayuh sepedanya menaiki bukit menuju pintu tempat Odette dengan sabar menunggu. Pipi-pipinya merah merona karena dinginnya udara, dan dia memberikan koran kepada Odette dengan senyum lelah.

“Terima kasih.” Odette memberikan dua telur hangat yang baru direbus kepada anak itu. Anak itu menundukkan kepalanya sebelum mengayuh sepedanya menuju rumah berikutnya.

Odette memegang koran seperti memegang surat cinta, lalu kembali masuk ke townhouse. Napasnya terlihat di udara dingin musim dingin. Begitu berada di dalam rumah, dia menutup matanya dan mengucapkan doa singkat sebelum membuka koran itu.

Hari ini, halaman depan dipenuhi dengan artikel yang memuji upaya heroik Mayor Klauswitz. Odette duduk di kursi berlengan di depan perapian dan mulai membaca koran tersebut. Pertempuran di Trosa semakin sengit dari hari ke hari. Momentum militer Berg, yang sebelumnya memegang inisiatif, mulai melambat setelah berhasil merebut sebuah benteng besar milik Lovita. Perang mengalami perubahan besar ketika Ethar, sekutu Lovita, bergabung dalam pertempuran.

Front Laut Utara terkena pukulan berat, setelah bala bantuan dari Ethar tiba, armada laut yang ditempatkan di Lovita berhasil mengamankan jalur suplai melalui blokade. Namun, jalur ini dengan cepat diblokir kembali, dan garis depan didorong lebih jauh ke selatan. Hal ini memicu kepanikan di seluruh kekaisaran, karena mereka khawatir akan kemungkinan invasi musuh ke daratan mereka.

Beruntung, armada Berg berhasil mengamankan Laut Utara dan melindunginya dari serangan pasukan musuh. Serangan besar-besaran mereka berhasil merebut kembali garis darat utama dan membuka kembali jalur suplai yang krusial.

Namun, Odette tidak bahagia. Bukan karena perkembangan perang, melainkan karena dia terus melihat nama Bastian di mana-mana. Setiap hari, selebaran baru dicetak dan dibagikan. Setiap hari, poster-poster baru dipasang. Setiap hari, surat kabar dipenuhi artikel tentang kepahlawanan Bastian.

Mayor Bastian Klauswitz, pahlawan Laut Utara.

Dulu, Bastian hanya dikenal sebagai cucu pedagang barang rongsokan, seorang bajingan yang memakan ayahnya sendiri, dan anak manja yang duduk di atas singgasana rongsokan dan darah, kini dia menjadi penyelamat kekaisaran. Bahkan kalangan elit sosial, yang dulu menolak Bastian, kini memuji-mujinya.

Kemarin, sebuah acara amal diadakan di gedung opera, untuk mengumpulkan dana membangun kapal perang baru bagi Armada Laut Utara. Odette menatap foto Bastian lama sekali.

“Kau masih berada di atas papan catur,” ucap Odette, dengan nada kesedihan yang terselip dalam suaranya. Dia tidak ingin mendengar nama Bastian diucapkan oleh mereka yang pernah memfitnah dan mencemoohnya. Dia pun berbalik dan pulang ke rumah, menyadari bahwa hari itu akan menjadi hari yang sulit lagi.

“Nyonya, Anda bangun pagi sekali,” kata seorang pelayan, memasuki ruangan untuk mengerjakan tugas paginya. Anak-anak anjing itu langsung berlarian di sekeliling kakinya, mencoba menjatuhkan gadis malang itu.

Odette meletakkan surat kabar itu, menahan keinginan untuk melemparkannya ke dalam perapian. Sebaliknya, dia membiarkannya jatuh ke lantai, tempat anak-anak anjing segera mulai menyerang kertas itu. Lalu, dia memberi tahu pelayan itu tentang tugasnya hari ini.

“Countess Trier akan datang nanti, jadi pastikan makanan yang disukainya sudah disiapkan.”

“Baik, Nyonya. Jangan khawatir. Saya sudah paham betul selera Countess,” jawab pelayan itu sambil mengangguk, mengibas-ngibaskan bulu duster di sudut-sudut ruangan. Sebelumnya, dia adalah pelayan di rumah Countess sebelum bekerja sebagai pelayan rumah ini.

Odette tidak menginginkan pelayan, tetapi Countess Trier menganggap rumah itu terlalu besar untuk diurus oleh satu orang saja, jadi dia memberinya seorang pelayan. Odette berjuang untuk menerima kehadiran orang lain, tetapi sebenarnya dia tidak punya pilihan. Akhirnya, Odette menerima dengan syarat bahwa dia akan mengurus gaji pelayan itu sendiri.

Bastian - OdetteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang