Chapter 103 - Reputasi, Bahkan Tidak Bisa Dibeli Dengan Jutaan Dolar

55 3 0
                                    

"Apa aku harus melakukan ini?" kata Tira ragu-ragu.

Odette sedang melihat keluar jendela ketika berbalik untuk melihat Tira dan tunangannya, mereka kembali menatapnya dengan gugup.

"Ya, ini syarat agar kalian bisa menikah."

"Kami tidak bisa begitu saja pergi ke negara asing, Nick juga merasakan hal yang sama." Tira melihat ke arah Nick untuk mencari dukungan dan kepastian.

Odette menyesap tehnya, lalu dengan tenang berkata, "Apa Tuan Becker tidak bisa berbicara untuk dirinya sendiri?"

Wajah Nick memerah terang.

"Yah, saya ..."

Jam berbunyi saat Nick Becker kesulitan menemukan jawaban. Odette melihat sekeliling kafe kecil yang sepi, sebentar lagi akan dipenuhi orang-orang yang mencari makan siang. Odette memilih tempat di sudut yang sepi agar tidak terganggu.

"Saya baik-baik saja dengan ini," kata Nick, akhirnya mengumpulkan kepercayaan diri untuk menjawab. "Seperti yang Anda katakan, kami bisa pergi segera setelah menikah."

"Nick!" bentak Tira.

"Tidak apa-apa, Tira," Nick terkekeh, wajahnya kini tampak tegas.

"Memang tidak akan mudah, tapi saya yakin kita bisa melakukannya dengan baik, ditambah lagi saya punya sepupu yang tinggal di sana, kita bisa meminta bantuan jika diperlukan."

"Nick, kudengar orang tuamu menentang pernikahan ini, apa itu masih terjadi?"

"Syukurlah mereka akhirnya menerima Tira dan anak kami. Saya minta maaf atas kesusahan yang mungkin kami timbulkan karenanya." Nick menundukkan kepalanya dengan sopan.

Odette bisa melihat Nick adalah pria yang baik, dengan niat baik, dan meskipun masih muda, dia menunjukkan kebijaksanaan yang jauh melampaui usianya. Mungkin dia pernah bertindak impulsif di masa lalu, tetapi telah membuktikan dirinya cukup dapat dipercaya.

"Apa kalian punya rencana ketika bayinya lahir?" Odette memandang Nick.

"Tidak akan terlalu sulit menemukan pekerjaan, dengan pengalaman sebagai tukang kayu, rencananya saya ingin membangun bengkel sendiri suatu saat nanti. Bengkel ayah saya pasti akan diberikan kepada kakak, jadi mungkin lebih baik memikirkan untuk mandiri." Nick gugup saat berbicara, terjebak di bawah pengawasan Odette, tetapi dia berbicara tentang rencananya dan memberikan kesan seteguh pohon, sangat kontras dengan temperamen Tira yang lebih emosional.

"Saya pikir ini bisa menjadi kesempatan yang baik bagi kami, saya pikir ini bisa baik, terutama untuk Tira."

"Apa?" Tira berkata.

"Karena tidak ada yang akan mempermasalahkan asal-usulmu. Kau akan bisa lari dari diskriminasi dan prasangka yang telah mengganggumu sepanjang hidupmu, kita bisa memulai hidup yang benar-benar baru." Nick menatap mata Tira dengan menunjukkan kasih sayang dan kepedulian yang tulus.

Odette mengeluarkan sebuah amplop dari tas lalu menyerahkannya di atas meja kepada Nick dan Tira. Keduanya memandangnya seolah-olah itu adalah sesuatu yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

"Terima kasih karena telah membuat keputusan yang sulit. Ini seharusnya cukup untuk membantu kalian menemukan tempat tinggal yang sesuai, ada juga dua tiket," kata Odette.

"Oh Tuhan," kata Tira, matanya membelalak. Dia melihat ke dalam amplop dan menemukan dua tiket kapal menuju dunia baru, serta tanggal keberangkatannya.

"31 Oktober? Itu sangat cepat."

"Jadwalnya memang ketat, ada banyak yang harus dilakukan; menikah terlebih dahulu, lalu bersiap untuk imigrasi dan kelahiran anak."

"Kak, apa yang terjadi padamu? Apa kau malu padaku atau sesuatu? Apa kau pikir aku akan mencoreng reputasimu?"

Bastian - OdetteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang