Leave (WenHun)

7.9K 267 23
                                    


"Promise?"

"Promise!!"

.

Dentingan piano mengalun lembut, sebuah tangan lentik tengah memainkan tuts-tuts dengan nada berbeda.Ruangan bernuansa coklat kini dipenuhi dengan melodi klasik dan menyejukkan.Gadis dengan rambut tergerai indah sedang duduk di kursi piano, menutup matanya tenang dan menyenandungkan sebuah lagu dari mulut kecil dan manis tersebut.

Sebuah lagu yang selalu ia mainkan setiap malam dan pagi.Lagu yang membuat senyum dan tangis berpadu di wajahnya.Malam yang sunyi dan kelam membuat hatinya merindukan seseorang.Pagi yang berkicau dan cerah membuat candunya bangkit akan suatu momen.Gadis itu tak pernah bosan dan jemu memainkan melodi itu setiap hari dan setiap saat.

Ia menunggu.

Gaun putih melekat pada tubuh mungil nya.Jepit bunga dengan paduan warna pink blossom dan putih menjalin apik rambutnya.Kulit putih, seputih susu dan putih nya salju pertama.Bibir yang tersapu oleh lipblam peach terlihat manis dan cantik, bulu mata lentik dan kelopak mata yang terukir indah itu kini sedang mengatup.Hidung yang tinggi dan mancung.Gadis itu kini tampak seperti sebuah lukisan terindah dan tercantik di dunia .

Tiba saatnya, sang butiran kristal jatuh dari bendungan di pelupuk mata.Kristal itu mengalir lembut di pipi putih dengan semburat merah dan sampai di dagu lancip sang gadis, kemudian jatuh perlahan menyentuh lantai.Tangannya tak pernah berhenti untuk memainkan alunan musik.Kemudian, beberapa butiran kembali jatuh dan jatuh, membasahi lantai serta baju miliknya.

Tik.

Dalam jentikan jari.Gadis itu sudah berada di sebuah dimensi lain.Menemukan dirinya di sebuah rumah bergaya victoria dahulu.Bangunan putih bersih itu terlihat luas dengan pilar-pilar besar yang menyangga, bak sebuah kastil.Gadis itu menatap dengan sendu pintu depan yang terlihat seperti gerbang raksasa.Dengan ragu, kaki jenjang gadis itu melangkah pelan, menyeret gaunnya yang jatuh ke bawah.Jari lentiknya mendorong pintu besar itu perlahan dan bunyi 'kriet' kecil mengawali terbukanya pintu.Menampakkan bagaimana suasana di dalam bangunan tersebut.

Gadis itu terdiam dan menatap teliti ke dalam.Sebuah keluarga tengah bermain ceria di ruang tamu yang besar dua kali lipat dari kamar tidurnya.

Namun matanya terfokus pada satu titik.Titik dimana seorang pemuda tengah memangku seorang bayi mungil dan tampan layaknya sang ayah yang sedang bercanda ria bersamanya.

'Tak berubah.Tampan dan hangat seperti dulu.'

Gadis itu berjalan perlahan memasuki rumah tersebut.Sebuah senyuman mengembang di wajahnya cantiknya, menampakkan bahwa ia bahagia sekarang.

Perlahan namun pasti.Gadis itu berusaha mencapai sang pemuda.Tapi, semua langkahnya hancur dan berhenti saat suara wanita lain memasuki gendang telinganya.Memanggil sang pemuda dengan penuh cinta dan sayang.Gadis itu menolehkan pandangannya dari sang pemuda dan menatap arah suara wanita tersebut yang berasal dari tangga.

Tegak dengan anggun seorang gadis yang mungkin satu tahun lebih tua darinya dengan menggenggam sebuah tangan kecil serta menuntunnya turun perlahan dari tangga.Kemudian, sang anak berlari mengahmpiri sang pemuda dengan teriakan 'ayah' yang menggemaskan, disusul dengan senyum sang ibu dari anak.

Tangan nya yang tadi hendak meraih pemuda yang disebut 'ayah' oleh anak kecil tadi menghentikan aksinya dan memilih menggenggam angan kosong.Sesuatu terasa ingin buyar dan pecah di dalam lubuk hatinya.Tapi, ia harus kuat.

Gadis tadi sudah duduk tepat di samping pemuda yang 'dulu' ia cintai.Pemuda tersebut mengecup bibir gadis itu sesaat dan membuat gadis lain berada disana ingin segera pergi dari sana.

Ours[FINISHED]Where stories live. Discover now