(Our)Love Ending (KaiWenHun)

859 101 7
                                    

Reccomended Song : Not Afraid Anymore - Halsey

Love Story - Lyn (di dnger pas bagian akhir-akhir. Insiden Wendy*spoiler*)

Typo Everywhere!

Enjoy

.

Pertarungan berdarah itu berhenti saat gadis itu mengarahkan mulut pistol ke arah salah satu pemuda di sana. Mata gadis itu berair dan menahan tangis sedangkan kedua tangannya menopang kuat pistol tersebut. Sehun diam di tempat saat mulut pistol itu terarah padanya, sorot mata putus asa Wendy tergambar jelas di hadapannya. Bahkan gadis itu enggan menatapnya dan hanya menatap ke bawah matanya.

"Oh?Sudah memutuskan sayang?"

Wendy menggertakkan gigi kala panggilan menjijikkan itu terdengar oleh telinganya. Emosinya memuncak dan ia menatap sengit ke arah pemuda yang sudah merampas semuanya. Merampas hidup dan dirinya.

Merampasnya dari orang yang ia cintai.

Langkah santai di bawa Kai menuju Wendy, melirik dari ekor mataya Wendy melepaskan salah satu belati dari pinggangnya dan mengarahkannya ke arah Kai berjalan. Tapak pemuda itu berhenti dan menatapnya geli.

"Jangan coba-coba menyentuhku apalagi mendekatiku, iblis."Desis Wendy geram bukan kepalang. Kai tertawa lepas memegangi perutnya dan menatap Wendy dengan pandangan bahwa ia sudah melontarkan lolucon paling lucu di dunia.

"Tapi, aku sudah menyentuhmu sayang."Ucap Kai penuh penekanan. Wajah Wendy memerah karena amarah.

Sehun mendengarnya. Wendy melirik wajah Sehun yang datar namun kedua mata hitamnya menggelap seiring kalimat Kai terngiang di kepalanya. Amarahnya sudah mencapai ubun-ubun dan dengan satu kokangan pistol Wendy mengarahkannya ke arah kaki pemuda brengsek tersebut. Gerakan yang terlalu cepat dan konstan membuat Kai tak bisa bergerak.

Lalu dengan 2 kali kokangan Wendy berhasil melobangi bahu dan perut bagian bawah Kai. Pemuda itu terduduk dengan menggeram marah, beberapa anak buahnya hendak meraup Wendy namun ia mengarahkan belati mengkilat itu pada siapapun yang mendekatinya.

"Itu untuk mulut, akal dan perbuatan busukmu padaku!"Raung Wendy penuh amarah. Ia merasakan jika tubuhnya sudah mata kotor dan ia tidak tahu harus dengan apa ia membersihkannya.

Ah.

Bunuh diri?Mungkin saja.

Kai hendak berdiri saat satu tembakan kembali melayang ke arah kaki kirinya. Membuat ia kembali terduduk dan tersujud menghadap Wendy. Beberapa pistol siap menembak ke arah Wendy, beberapa laser sudah mengerubungi bagian vitalnya, siap menembak. Wendy maju perlahan ke arah Kai terduduk.

"Aih-aih- Aku lupa betapa terlatihnya kau, sayang. Berkat ajaran si albino sok itu?"Kai terbatuk darah dan terengah dengan nafasnya. Ia masih sempat menyeringai di hadapan mautnya. Wendy memang tidak berdaya di hadapan Kai saat itu namun ia lebih memilih mati daripada di kuasai oleh pemuda brengsek tersebut.

Ia lebih baik mati daripada melihat Sehun menderita karenanya.

Yah, mungkin dengan kematiannya Sehun bisa menemukan gadis dan hidup baru.

Serta cinta yang baru.

Basement hotel terbengkalai tersebut nampak memanas. Hanya keheningan dan batuk Kai yang tak henti. Sehun masih berdiri mematung di sana , melihat kobaran amarah Wendy yang membumbung di mata birunya.

Kesedihan, terluka dan ketidaberdayaan gadis itu bergemelut menjadi satu. Menciptakan sesuatu yang lebih bahaya dari sekedar pembalasan dendam.

Kai sudah merusak sesuatu dalam diri Wendy secara permanen.

Ours[FINISHED]Where stories live. Discover now