Last (WenHun)

1K 104 12
                                    

Reccomended Song : 1000x - Jarryd James ft Broods

.

Wendy tersenyum tipis sembari meraba pipi Sehun pelan. Jutaan memori seakan buyar keluar dari kepalanya, berputar seirama dengan detak jantungnya. Sedangkan Sehun menggenggam erat tangan gadis itu, mencegah pegangan itu lepas.

Bisingnya lantai dansa tak membuat kedua manusia itu terganggu. Bahkan para penari yang sedari tadi asik dengan tariannya pun enggan mengganggu mereka.

Kedua mata itu saling menatap.

"Aku akan tetap mencintaimu."Sahut Sehun parau. Paru-parunya seakn meledak menahan sesak. Dadanya bergemuruh dan kepalanya seakan kosong dan hampa. Bahkan ia hanya mampu memandang Wendy tanpa ingin waktu bergulir.

Gadis itu tersenyum lebih lebar dan mengangguk.

"Aku akan menemukanmu di kehidupan kedua , jika kesempatan itu ada."

Bulir-bulir air mata kini merembes keluar dari pelupuk mata Wendy. Hatinya tercabik tentu saja. Walaupun Sehun adalah pria yang sudah mencampakkannya berkali-kali, membuatnya terluka namun tak dapat di pungkiri pria itulah sumber kebahagiaannya bukan orang lain.

"Maafkan aku."

Tak kuasa, Wendy meraih Sehun ke dalam pelukannya.

Sehun menyesal. Ia adalah pria ter brengsek di dunia. Kenapa ia sebodoh ini?Melepas seseorang yang sudah menjadi bagian jiwanya karena alasan yang sangat simpel. Ia menyia-nyiakan seseorang itu.

Pria itu memeluk tubuh mungil Wendy erat. Mencium aroma gadis itu untuk terakhir kali, memeluk tubuh yang selalu ia peluk itu untuk terakhir kali, dan menciptakan memori terakhir untuk dirinya ingat sebelum mereka berpisah secara permanen.

Seluruh pandangan kini tertuju pada mereka berdua. Bahkan kedua orang tua Wendy hanya menatap gadis sulungnya sedih. Melepas hal berharga bukanlah hal mudah.

"Berjanjilah untuk hidup lebih baik. Dan carilah penggantiku untuk mengurusmu. Jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri. In-Ini adalah pilihan kita bukan?Kita saling menjaga satu sama lain."Bisik Wendy lembut di telinga Sehun. Pria itu mencium pundak Wendy dan menangis disana.

Sungguh, tangisan pria itu membuat Wendy semakin susah untuk melangkah. Ia tak akan pernah bisa melepas Sehun. Ia lebih memilih menderita dan tetap bersama Sehun daripada meninggalkan pria itu sendiri.

Wendy membawa melepaskan pelukan dan menatap wajah sembab Sehun. Gadis itu terkekeh dan mengusapkan kedua jempol di kedua pipi Sehun, menghilangkan jejak air mata pria itu. "Kau tampan dengan jas hitam dan dasi kupu-kupu itu."Bisik Wendy dengan wajah jenaka.

Tak lama, Sehun tergelak dan mendekatkan wajahnya ke hadapan Wendy. Menyentuhkan kedua hidung mereka dan saling memandang manik mata satu sama lain.

"Kau sangat cantik dengan gaun pengantin."Senyum Wendy mengembang dan kini ia merangkulkan kedua tangannya tepat melingkar di leher Sehun.

Dan kedua lengan Sehun kini bertengger nyaman di pinggang Wendy. Alunan musik dansa mengiringi mereka. Satu malam yang singkat sebagai hadiah perpisahan. Satu memori indah dan menyakitkan yang akan menjadi salah satu kenangan hingga masa tua.

Seakan tak peduli dengan tatapan heran semua orang, mereka tetap menikmati detik per detik yang tersisa sebelum perpisahan nyata itu di mulai. Biarlah semuanya berjalan selayaknya, biarlah semua mengalir dan mengalun lembut. Semuanya akan baik-baik saja selama mereka tetap percaya satu sama lain walaupun akan banyak tumpukan tembok yang membatasi mereka.

Wendy mengusapkan tangannya menyentuh rambut hitam Sehun berlanjut dengan menyentuhka jari-jari lentik itu mulai dari dahi hingga bibir. Gadis itu tersenyum haru dan mencium pipi Sehun untuk terakhir kali.

Sama halnya dengan Wendy, Sehun mengusap rambut hitam terkepang milik Wendy dan dilanjutkan dengan menyentuh dahi hingga bibir. Namun , kini Sehun mendaratkan bibirny di bibir plum Wendy. Wendy mengatupkan kedua matanya dan menahan tengkuk Sehun untuk waktu yang lama, gadis itu enggan melepaskan ciuman hangat yang menjadi hak terakhir Sehun lakukan.

Sehun melepaskan ciumannya namun Wendy masih tetap memejamkan matanya. Pria' itu tersenyum dan berbisik."Selamat tinggal, amour.I promise to find you ini another life.-"

"-Saranghae."

Wendy merasakan hembusan nafas Sehun menerpa pipinya. Gadis itu masih enggan membuka mata, karena ia tahu Sehun akan melepaskan rangkulan pad pinggangnya dan berpaling darinya. Berjalan dengan punggung tegak namun rapuh yang perlahan hilang di telan kerumunan.

Gadis itu menangis dan membuka kedua kelopak matanya.

Sehun hilang. Pria itu sudah benar-benar pergi. Dari hidupnya. Namun tidak dari hatinya.

Jemari Wendy meraba telinganya dan mendapatkan setangkai bunga daisy berwarna merah. Melihat itu Wendy menitikkan kembali air matanya dan tangis gadis itu bertambah deras kala ratusan memori tentang bunga itu bersama Sehun terputar.

Flashback-

Gadis itu menatap antusias ke arah seorang pemuda yang kini tengah berfoto dengan puluhan gadis-gdis lain. Namun, gadis itu tetap menunggu sampai pemuda itu menyelesaikan sesi fotonya. Berjam-jam hingga ia merasa rasa pegal sudah menghinggapi kakinya yang memaki high heels.

Memutuskan untuk duduk. Wendy meletakkan buket bunga itu di sampingnya.

Tep.

"Kau datang?"Sebuah suara rendah menyapa indra pendengaran Wendy. Gadis itu dengan cepat mendongak dan tersenyum lebar. Tak ingin bertele-tele, Wendy mengangkat buket itu dan menyerahkannya ke Sehun.

Sehun memandang buket bunga itu heran.

"Untuk apa kau membawakan aku buket bunga dengan isi yang-Eugh. So girly."Ejek Sehun sambil menatap buket bunga itu enggan.

Senyum Wendy surut dan mentap Sehun dengan pandangan rasa bersalah.

"E-ugh?Be-benarkah?Aku tidak tahu bunga kesukaanmu dan aku hanya memilihnya. Maafkan aku Sehun-ah."Wendy mengambil kembali buket bunga tersebut dan membungkuk 90 derajat ke arah Sehun.

Gadis itu mendongak dan mendapati wajah datar Sehun. Dengan tidak enak hati, gadis itu berbalik dan pulang ke rumah dengan lesu.

Grep.

"Tunggu-"

Wendy berbalik dan menatap tangan Sehun yang memegang lengannya. Tiba-tiba Sehun menarik buket bunga tersebut dan melihat-lihat isinya dengan alis yang naik dan turun. Mendapatkan apa yang ia cari, Sehun menarik sebuah bunga dan menatap Wendy dengan senyuman tipisnya.

"Kemarilah."Ucap Sehun sambil meraih lengan Wendy untuk berdiri tepat di hadapannya.

Tangan Sehun terulur ke arahnya dan pemuda itu mengkaitkan setangkai bunga daisy merah di telinga kanannya. Kemudian pemuda itu tersenyum puas.

"Gadis polos sepertimu cocok sekali dengan bunga mungil itu."

Ucapan Sehun entah mengapa membuat Wendy bersemu.

.

Gadis itu menghapus kasar seluruh air matanya. Persetan dengan make upnya yang sudah hancur berantakan. Ia memandang lekat ke arah yang ia yakini dimana Sehun menghilang dari pandangannya.

Senyum lemah terukir di bibirnya.

"Nado,Sehun-ah."

Dan gadis itu berbalik.

.

Untuk yg req , maaf ya blom bisa. Karena waktuny ga ada dan juga ide suka stuck. Kalo udh selesai bkal di updet dan di tag yg nge req.

Ditunggu vomment-

XOXO,Nans~

Ours[FINISHED]Where stories live. Discover now