Long Time - (WenHun)

1K 104 16
                                    

Reccomendation Song : How Does A Moment Last Forever – Celine Dion (OST Beauty and the Beast) It's a great song, i swear

I reccomended this song to you, to listen it. It's lovely, calm , and woah- just listen it and you'll know it (oke,english gue ngawur)

.

Typo Everywhere!

.

Enjoy!

.

Sehun tak bisa melihat lebih lama gadis itu menangis. Berusaha untuk tegar namun semua kesedihan tercetak jelas di mata dan wajahnya. Bahkan Kai berusaha untuk menopang tubuh gadis tersebut untuk tidak terjatuh.

Ia memalingkan wajah, enggan menatap wajah gadis yang cintai. Mengutuk dirinya lagi dan lagi. Ia lah pemuda brengsek yang sudah melukai gadis yang ia cintai. Membunuh gadis itu perlahan.

"Sang pria di perbolehkan mencium istrinya."Sehun menelan ludahnya kuat. Ia menahan air matanya di ujung pelupuk mata. Ia bisa melihat Wendy yang meneteskan air mata dari ekor matanya. Walaupun begitu gadis itu tersenyum.

Tapi, Sehun tahu dan sangat tahu. Di balik senyuman itu ada gadis yang sangat rapuh dan terluka. Sehun mengepalkan tangannya erat-erat. Ia tidak menginginkan gadis itu di hadapannya, ia ingin Wendy yang berada di hdapannya. Tersenyum lembut kepadanya dan mengelus rambutnya seperti ibu yang penuh kasih sayang.

Ia merindukan Wendy.

Ia mencintai Wendy.

"Sehun?"Panggilan lembut Seulgi membuatnya sadar. Lalu, Sehun mundur satu langkah membuat beberapa orang menahan nafas dan menatap mereka terkejut.

Sudah cukup ia melukai Wendy. Ini keterlaluan. Ia benar-benar tidak kuat lebih lama melihat gadisnya terluka sedangkan ia berdiri disani bersama gadis lain.

"Tidak. Aku tidak akan menciummu."Ucap Sehun. Pemuda itu menatap ke arah Wendy yang menatapnya.

"Aku tidak ingin melukainya lebih jauh."Gumam Sehun penuh kepedihan.

Seulgi menunduk menahan kekecewaan. Lalu ia menatap mengerti. Ia memang tidak akan pernah mendapatkan hati seorang Oh Sehun. Seulgi menatap Wendy yang menatap mereka berdua dengan tatapan kosongnya.

Tiba-tiba Sehun turun dari altar dan berjalan menuju pintu keluar gereja. Ia sudah muak dengan semuanya. Sudah cukup ia di permainkan oleh orang tuanya. Sudah cukup. Ia tidak akan membiarkan orang tuanya mengambil semua yang ia cintai.

.

Seulgi datang dengan membawa senampan sarapan ke ruang kerja Sehun. Pemuda itu sibuk memandang sebuah lukisan dengan pandangan yang tak bisa Seulgi baca.

Lukisan yang berisikan seorang gadis yang tengah menatap lautan. Tersenyum tenang dan damai seolah-olah dirinya adalah gadis yang bahagia. Seulgi mengamati bagaimana jemari Sehun meraba wajah di lukisan tersebut penuh tatapan rindu dan terluka. Tiba-tiba jemari itu berhenti dan kepala Sehun menoleh ke arah Seulgi.

"Ada apa?"

"Aku membawakanmu sarapan."

Sehun terdiam lalu kembali menatap lukisan tersebut lekat.

"Taruh saja di meja."

Gadis itu mengangguk dan meletakkan di meja lalu berhenti untuk memandang sosok Sehun dari belakang. Punggung kokoh itu kini merunduk, jemari bergetar Sehun menyentuh lukisan, mengelus halus rupa cantik gadis yang berada di dalam lukisan.

Melakukan itu adalah hal yang selalu Sehun lakukan. Seulgi selalu mendapati Sehun menatap lukisan tersebut tanpa henti, seakan hidupnya tergantung pada lukisan tersebut.

Ours[FINISHED]Where stories live. Discover now