Last Dance For You (WenBin)

1.1K 105 2
                                    


Reccomended Song : Travis Garland – Rocket (Pusher Love Girl)

Ada salah satu reader yang pernah req dan akhirnya ketemu. Mata gue bener wkwk

This is made for you as your request hope you like it!

.

Ia melirik malas Hanbin yang memilih untuk menggoda para gadis yang juga dengan senang hati melayani pemuda tersebut. Lihatlah, bahkan pemuda itu tak merasa bersalah sama sekali padanya. Wendy mendengus kesal dan berusaha kembali untuk fokus pada bacaannya. Sebuah buku novel fiksi yang kini menjadi terlihat membosankan.

Gadis itu kesal dan cemburu.

Tentu saja.

Kekasih mana yang tidak cemburu kala pasangannya memilih untuk menghabiskan prom night bersama gadis lain alih-alih dirinya yang notebene pacarnya. Dengan geram Wendy menutup novelnya dengan debum keras sebelum mendorong kursinya ke belakang dengan keras tanpa ingin menoleh ke arah pemuda yang duduk di sebelahnya beserta gadis-gadis penggodanya. Wendy melangkahkan kakinya keluar dari kelas dan berniat menuju kantin.

Cukup sudah hati dan matanya di uji. Ia bukan gadis dengan hati sekeras baja untuk menyaksikan kekasihnya sendiri bermesraan dengan gadis lain selain dirinya.

Mereka sudah menjalin hubungan serius bernama 'pacaran' tersebut setahun lalu. Hanbin yang memulainya, mendekati Wendy yang merupakan gadis terpintar serta lumayan populer di sekolah. Pemuda itu pun tak kalah terkenalnya dengan tampang serta kekuasaan.

Wendy tak percaya jika Hanbin menyatakan perasaannya pada pertengah musim gugur lalu. Mengajaknya bertemu setelah ia usai dengan kelas seninya di lapangan basket yang mulai sepi.

Pernyataan cinta yang sederhana namun manis. Hanbin menyatakan perasaannya dengan tulus sebelum mencium kening Wendy yang tiba-tiba menghantarkan getaran listrik dan rasa shock berlebihan pada Wendy yang membuatnya tak bisa berkata-kata untuk sesaat. Rumor yang sampai di telinga Wendy memang benar adanya jika Hanbin diam-diam menyimpan perasaan lebh padanya. Wendy yang belum terlalu faham dengan cinta hanya menerima Hanbin dengan mudahnya.

Dan kini gadis itu menyesalinya.

"Cih, dasar pemuda gila."Gerutu Wendy sambil memeluk novel tebalnya melangkah menuju kantin. Langkahnya penuh hentakan kesal dan di setiap detik gadis itu berdecak dan menyumpahi 'pacarnya' tersebut.

Hanbin memang memperlakukan Wendy dengan baik, sangat baik malah. Layaknya pasangan romantis lainnya. Date, makan malam bersama bahkan ia dengan tak sungkannya memperkenalkan diri di hadapan kedua orang tuanya. Sikapnya tak berubah sampai sekarang hanya saja Hanbin memang dasarnya di kelilingi gadis-gadis semenjak ia masih single dan belum bersama Wendy.

Langkah Wendy terhenti kala sebuah tangan meraih lengannya, membalik tubuhnya dengan sentakan lembut. Kini Wendy merasakan sebuah lengan bertengger di pinggangnya.

Hanbin.

Wendy menatap tajam pemuda yang kini tersenyum jahil ke arahnya.

"Cemburu?"Bisik Hanbin di telinganya. Alih-alih tersenyum malu Wendy hanya mendengus tak suka dan melepaskan lengan Hanbin dari pinggangnya untuk lalu berdiri agak jauh dari pemuda tersebut.

Masih dengan senyum yang sama Hanbin terkekeh.

"Tidak."Tegas Wendy akhirnya, ia mengeratkan pelukannya pada novel.

Ya!Aku cemburu! Ingin rasanya Wendy meneriakkan itu dari mulutnya namun bisa-bisa ia menjatuhkan harga dirinya sebagai gadis yang selalu memilih diam dan tenang disaat Hanbin menggodanya. Namun bukan Hanbin namanya jika pemuda itu menyerah menggoda Wendy.

Ours[FINISHED]Where stories live. Discover now