Sunday Morning(?) (WenJae)

1.3K 106 18
                                    

Reccomended Song : Sunday Morning - Maroon5

Ini yg req : dwikarunia  semoga suka~

.

Jaehyun Side

Pagi itu Jaehyun menatap keluar jendela. Memandang ke arah seseorang yang tengah terduduk di atap gedung dengan menyender pada sebuah tembok. Pandangan yang menandakan rasa penasaran tentang apa yang membuat seseorang itu lebih memilih terduduk diam di sana daripada menikmati masa muda yang menurut teman-temannya menyenangkan.

Namun, pemuda itu merasa bahwa ialah yang tidak menikmati masa muda tersebut. Hanya terduduk di meja belajar apartemennya. Menguliti buku musik dengan menghambiskan seluruh materi dalam satu malam.

Rasa bosan yang hinggap membuat Jaehyun memilih untuk menatap gadis atap tersebut. Ya, seseorang itu adalah seorang gadis. Dengan rambut corak biru yang selalu berkibar kala gadis itu tak menguncirnya. Tapi, untuk hari ini gadis itu mencepolnya.

Jaehyun menoleh ke arah kalender dan menatap tanggal hari ini.

"Minggu huh?"Gumam Jaehyun seraya menatap kembali keluar jendela.

Gadis itu tengah menenggak soda kaleng dan kembali melipat kakinya untuk kembali larut dalam lamunannya. Menatap lurus cakrawala yang sudah menampakkan matahari yang kian menanjak tinggi.

Kembali, Jaehyun menatap buku musiknya. Berfikir untuk membuat inovasi baru dari hanya sekedar duduk di kursi kecil dn terjebak di meja belajarnya hingga petang dan malam menjemput.

Introvert sekali.

Grak!

Jaehyun beranjak dari kursinya dan menutup buku musiknya, mematikan lampu belajar dan mengambil jaket serta ponselnya, keluar dari kamar sekaligus penjaranya. Menenggak segelas air putih dan memakai sepatu snaekersnya kemudian membuka pintu apartemennya dengan gerakan mantap.

Bunyi-bunyian klakson dan siulan burung hingga percakapan beberapa orang terdengar sesaat setelah ia membuka pintu apartemen.

Jaehyun tersenyum dan menutup pintu.

"Well,selamat datang pada dunia Jaehyun-ah."

.

Wendy Side

Wendy memandang ke bawah dan mendengus. Jalanan telah ramai dengan lalu lalang kendaraan dan yang membuat gadis itu kesal adalah suara-suara bising yang di keluarkan oleh si kendaraan tersebut.

Pencemaran suara,katanya.

Ia menatap tanggal yang tertera di ponselnya. Minggu. Tentu saja mengapa jalanan ramai lebih awal. Ia hendak membuka aplikasi musik dan mendengarkan lagu namun-

"Ck,aku lupa headphoneku."Decak Wendy setelah meraba-raba sekitarnya dan tak mendapatkan benda favoritnya tersebut dalam jangkauannya.

Dan karena tak ada hal yang ia harus lakukan jadilah Wendy hanya memandang bosan ke arah langit yang sesekali di lewati para burung kecil ataupun burung besar termasuk burung besar bernama pesawat. Gadis itu menghabiskan seperempat jam untuk menghitung awan di lanjutkan dengan berimajinasi tentang bagaimana jika ia bisa terbang lalu yang terakhir memandang dengan tatapan benar-benar bosan.

Ia melirik ke arah sebuah jendela yang terletak di bangunan seberang dengan gorden tersibak , menampakkan seorang pemuda yang tengah dengan serius membaca buku dengan ketebalan lumayan. Wendy meringis dan berdecak untuk kedua kalinya.

"Boring life."Desahnya prihatin dan kembali menatap langit yang perlahan terlihat begitu silau dengan matahari yang tersenyum sangat lebar.

Setelah di pikir-pikir hidupnya juga tak kalah membosankan. Menghabiskan waktu di kampus lalu kembali ke apartemen mewahnya, mengerjakan tugas lalu tidur atau menghabiskan waktu sebelum tengah malam terduduk di atap dan memandang bintang tanpa suara.

Wendy menghela nafas dan bersandar dengan nyaman. . Lalu pandanganya menuju pemuda dengan 'boring life'-nya tersebut dan menaikkan sebelah alisnya.

"Oh?Dia menghilang."Namun, tak lama ia mengalihkan pandangan tak peduli.

Ia menatap jam tangan yang menunjukkan pukul 9.

"Setengah jam sebelum acara seminar dimulai."Gumamnya.

Masa bodoh dengan seminar yang harus ia ikuti untuk kelanjutan nilainya , ia hari ini hanya butuh ketenangan. Hidupnya tengah di landa kepelikan serta kebosanan tingkat tinggi. Wendy memang baru saja pindah ke apartemen beberapa bulan lalu untuk menjauh dari rumah. Menghindari kepelikan dan kerumitan rumah tangga orang tuanya.

Ting!

From: ChanChan-yeol~

To: SWendy

'Kau belum berada di kampus?Kau lupa jika kau di tunjuk sebagai koor pelaksana dan datang lebih awal dari jam dimulainya acara Nona Son pemalas?'

"Shit!"Rutuk Wendy sambil meloncat turun dari pinggiran atap dan berlari menuju pintu atap apartemennya. Menuruni tangga dengan cepat serta mulutnya tak henti mengucapkan sumpah serapah.

Sungguh, ia benar-benar lupa dengan plakat itu padanya. Bahkan ia baru ingat kenapa banyak pesan yang masuk ke dalam ponselnya untuk menanyakan berbagai hal mengenai acara seminar tersebut.

Ia membuka pintu apartemennya kasar lalu menyambar tas selempang tak lupa headphone dan berlari keluar dari kamar.

Sampai di hadapan lift ia memencet kesal tombol lift namun matanya menatap angka di atas lift yang menunjukkan lift tersebut masih di lantai 2. Bergegas ,gadis itu menuju pintu darurat dan terpaksa menuruni tangga untuk mencapai lantai 1 dari lantai 9. Dan tadi ia sudah menuruni sebanyak 10 tangga dri atap.

Hari yang gila.

Wendy keluar dari apartemen dengan kecepatan sengit dan berbelok sengit untuk menuju lapangan parkir lalu mencari mobilnya.

Bruk!

"Holy Shit!"

.

Author View

Gadis itu menabrak lumayan keras seorang pemuda yang tengah meneteng segelas kopi hangat. Wendy merasakan bahwa bagian perutnya terasa hangat dan lumayan panas. Dengan panik ia membersihkan baju yang untungnya berwarna hitam jadi tidak terlalu kelihatan.

"Auh-Shh.. panas."Tangan Wendy mengibas-ngibas bajunya dan membersihkan kopi itu dengan tisu yang ia keluarkan beberapa detik lalu dari tak selempangnya.

Sedangkan seorang pemuda di tabrak mengalami luka ringan dengan terjatuh dengan pantatnya terlebih dahulu. Menimbulkan setruman rasa sakit yang menjalar bak listrik ke seluruh tubuhnya.

"Eughh-Akh-"Ringis Jaehyun sambil meratapi pantatnya yang berdenyut nyeri.

Ia mendongak dan mendapati seorang gadis yang sibuk dengan bajunya yang kotor karena kopinya.

Namun, ia seakan familiar dengan gadis tersebut.

"Gadis atap?"

Seakan terpanggil, Wendy menatap pemuda yang kini tengah terduduk di jalan.

"Boring boy?"

Yeah, anggap saja pertemuan mereka layaknya takdir manis.

Tunggu-

Bukankah sesuatu yang selalu terjadi tanpa di prediksi adalah ciri-ciri dri takdir?

.

Oke.

Sumpah bagian yang akhir itu , gue gk tau benar apa engga tpi kok tangan aku nulisnya gitu. Kalo ada kalimat yg lebih cocok, tulis di komen ya. Wkwkw


Ours[FINISHED]Where stories live. Discover now