Prolog

31.8K 1.5K 184
                                    

Setiap orang di dunia ini, siapapun kau, pasti mempunyai seseorang yang berharga di hatinya. Seseorang yang selalu ada di pikiranmu, tidak peduli entah itu siang atau malam. Seseorang yang selalu ingin kau lihat. Seseorang yang selalu ingin kau ajak bicara. Seseorang yang selalu kau sebut di dalam doa dan harapanmu. Seseorang yang selalu kau pikirkan sebelum tidur. Seseorang yang berhasil membuatmu tersenyum sendiri setiap waktu. Seseorang yang sempurna di matamu, seburuk apapun dia di mata orang lain.

Ketika kau beradu pandang dengannya, kau mungkin merasa ada sensasi menggelitik yang menukik perutmu. Ketika kau bersamanya, kau mungkin tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa. Ketika kau ingin bicara dengannya, kau mungkin merasa lidahmu kelu dan bibirmu tertutup rapat. Ketika dia mengirim sebuah pesan singkat padamu, kau mungkin melompat kegirangan. Ketika kau melihatnya bersama orang lain, kau mungkin merasa ada sesuatu yang menusuk dadamu.

Kau tidak mengerti, perasaan apa ini. Yang jelas, perasaan itulah yang membuatmu bahagia, tapi perasaan itu juga yang membuatmu terluka. Rasa itu semakin tumbuh seiring berjalannya waktu. Kau berjuang melakukan segala cara agar dia tertarik padamu. Sebuah rasa yang mampu membuat pemiliknya buta dan berpikir diluar logika.

Kata orang-orang, rasa seperti itu dinamakan 'cinta'.

Mencintai seseorang itu tidak salah. Mencintai seseorang itu manusiawi. Mencintai seseorang itu normal. Tapi satu hal yang harus kau tahu saat mencintai seseorang, sebesar apapun rasa cintamu pada orang itu. Jangan terlalu percaya. Jangan terlalu berharap. Jangan terlalu sayang. Jangan terlalu cinta. Karena kau harus ingat, semua yang berlebihan juga bisa membuatmu terlalu sakit.

Layaknya diriku. Aku membuat seribu bangau kertas, hanya untuknya, berharap dia akan luluh dan akan kembali ke hidupku, lagi. Aku selalu berdoa, meminta kepada Tuhan untuk memberikan akhir yang bahagia untukku. Bahagia bersamanya. Aku percaya Tuhan akan mengabulkan doa setiap hamba-Nya. Aku percaya Tuhan akan mengembalikan dia kehidupku.

Tapi sepertinya aku salah. Mungkin aku bodoh, mencintai dan menunggu seseorang yang memang bukan untukku. Mungkin aku gila, berani menyalahkan Tuhan dan bertanya pada bintang yang temaram, mengapa hidupku begitu menyedihkan. Aku membenci dia, yang selalu kunanti tapi berakhir sia-sia. Namun kemudian seseorang berkata padaku, tidak perlu menyalahkan Tuhan, aku juga tidak boleh membenci dia, karena dia pernah membahagiakanku, dulu. Orang itu juga berkata, sampai kapan pun perasaan tidak akan pernah bisa disalahkan. Aku hanya harus percaya bahwa Tuhan akan menggantikan yang lebih baik untukku, karena Tuhan memberikan apa yang aku butuhkan, bukan apa yang aku inginkan.

Jadi, aku memendam perasaan ini sampai sekarang. Membiarkan rasa sesak dan sakit menghimpit dadaku. Membiarkan tetes air mata membasahi pipiku. Membiarkan teman-temanku bertanya, ada apa denganku. Membiarkan harga diriku jatuh karena masih mencintainya, walaupun hal itu termasuk membohongi diri sendiri. Aku tidak bisa menyalahkannya meski aku ingin. Aku tidak bisa menyalahkannya saat dia mengutarakan perasaannya didepanku. Bukan, kata-kata itu bukan untukku.

Tapi untuk temanku.

Hai, kenalan dulu yuk biar mesra :* Aku baebaesohye, kalo nama itu terlalu susah sebut saja aku Beauty :v Ini adalah karya pertamaku, semoga kalian suka ya :D Itu baru prolog, kalo pengen lanjut comment aja. Maunya sih puitis, tapi entah kenapa jadi acakadul macam tu :'v Oh iya, bagi yang baca cerita ini harap vote dan comment, kalian bebas memberi kritik dan saran disini, karena aku juga masih amatiran. Jangan lupa vote dan comment ya, oke :)

23 Juli 2016

~baebaesohye

Senbazuru✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang