"Mau kemana, mom?"
Violet menengokan kepalanya dari arah layar televisi, dan melihat momnya yang terlihat ingin pergi."Tempat Julie. Mom bisa pulang agak malam, kamu diem dirumah aja ya."ujar sang mom. Violet menyipitkan matanya,"Kok malem? Aku kan sendiri dirumah terus kalo—"
"Eyt, jangan manja Vio. Kamu bisa minta temenin Selyn atau Harry sampe mom pulang kalau kamu takut."sela momnya dengan nada memaksa."
"Yasudah, mom pergi dulu ya."Violet menatap punggung momnya yang perlahan menghilang dibalik pintu."Hati-hati, mom!"
Violet menatap layar televisi didepannya yang kini entah mengapa menjadi tak menarik lagi baginya. Cukup lama Violet terdiam hanya memandang kosong kedepannya, ia lalu melihat kearah jam dinding yang kini menunjukan pukul 8 malam. Hm, sudah 45 menit berlalu semenjak ia ditinggal sendiri.
Membuang rasa bosan, Violet mengambil ponselnya dan membuka aps sosial media miliknya. Hanya ada beberapa notification yang masuk, itu pun tidak penting. Tiba-tiba mata Violet melebar saat matanya tak sengaja menangkap sebuah nama yang...
"LOUIS NGE-LIKE PHOTO GUE?! OH MY GADDDD....."teriaknya histeris. Matanya berbinar melihat nama itu terpampang jelas dilayar ponselnya.
Sedikit informasi, Louis Tomlinson adalah sosok lelaki yang membuat Violet tergila-gila dari masa high school dulu. Tapi sayangnya, Violet berbeda Universitas dengan Louis. Satu hal yang tak bisa dilupakan Violet dari dulu tentang Louis, yaitu ketika ia terjatuh akibat bola basket yang waktu itu Louis mainkan. Dan...selebihnya tanyakan saja pada yang bersangkutan.
"Gila! Apa Louis suka sama gue ya?"Violet bersedekap dada, dan mulai berkhayal. Namun sedetik kemudian, rasa bahagia itu berubah. Violet melihat keselilingnya, dimana hanya dirinya kini. Ia pun mulai merasa takut.
"Anjir, kok jadi nyeremin gini?"gumamnya, ia pun berisiniatif menelpon Selyn agar datang kerumahnya. Namun sayangnya, ponsel perempuan itu tidak aktif. Lalu Violet kembali menelpon Harry dengan harapan kalau lelaki itu akan mengangkatnya.
"Hallo?"
"Kenapa, Vio?"suara Harry terdengar diseberang sana, membuat Violet menghela nafas lega."Harry, kerumah gue plies. Gue takut sendiri."ujar Violet dengan nada ketakutan.
"Sorry banget nih, Vio. Gue nggak bisa, gue lagi sibuk banget ini. Banyak skripsi gue yang ketunda dan gue harus nyusul buat nilai gue."cerocos Harry dengan nada yang juga terdengar panik.
"TERUS GUE GIMANA, HAR? SELYN PONSELNYA MATI! LO TAU KAN KALO GUE PARANOID? TEMENIN GUE....."
"Kalo gue bisa juga gue bakal dateng, bego!"Harry balas memekik dengan nada kesal diseberang sana,"Demi apapun, walau gue sayang sama lo Violet tapi gue juga nggak mau nggak lulus tahun ini!"
"Tapi---"
"Gue sibuk, by!"
Sambungan terputus, membuat Violet histeris. Ia berlari kedalam kamarnya sambil membanting pintu, masuk kedalam selimut lalu mengaktifkan flashlight dari ponsel miliknya. Air matanya perlahan menumpuk dikelopak matanya, dan sedetik kemudian tangis Violet pecah.
...................................................
LUKE'S POV
Aku memutuskan untuk pergi kerumah Violet. Karena well, tadi ia menelpon ku seperti ada maling dirumahnya. Kalau saja itu benar, maka aku tidak akan mau menolongnya. What? Kau pikir aku mau mengeluarkan tenaga ku malam-malam seperti ini? No way. Aku tiba tepat didepan halaman rumahnya, dan mulai mengetuk pintu.
"Violet!"panggilku, sambil terus mengetuk. Karena tak ada sahutan, aku pun mendorong kenop pintu yang ternyata tak dikunci.
"Bodoh."umpatku pelan. Ya bagaimana tidak? Ini sudah malam, dan perempuan itu tidak mengunci pintu rumahnya. Bagaimana kalau ada maling sungguhan? Bisa-bisa sudah mati dia.
Aku ditambah keheranan saat melihat televisi yang masih menyala diruang tamu, namun dimana Violet? Aku memutuskan untuk naik kelantai dua, dimana kamar Violet berada.
Aku masuk kedalam kamarnya yang dipenuhi warna biru langit yang sangat cerah. Seluruhnya isinya nampak rapi ditempat sampai mataku menangkap sebuah gundukan besar dibalik selimut tepat diatas ranjang.
Terdengar pula suara kecil yang bagiku sangat aneh. Aku menepuk gundukan itu,"Let?"kataku.
"Luke?"
"Lo kenapa?"tanyaku aneh.
Yaiyalah, ngapain coba dia gitu?-_-
Perlahan selimut itu menurun hingga aku bisa melihat sebagian kepala dan mata Violet yang sangat merah. Ia tiba-tiba menyingkap selimut itu dan meloncat kearahku.
Aku terkejut. Melihat Violet yang kini sesegukan sambil memelukku dengan sangat erat."Gue takut, Luke! Gue sendirian dirumah!"ujarnya, lalu memukul lenganku.
Kasian ugha
Aku pun hanya mendiamkan Violet yang memelukku, sesekali aku mengusap rambutnya pelan. Nggak papa dipeluk Violet yang penting enak, hehehe..
"Udah."aku melepaskan pelukan Violet, lalu menatap matanya yang sembab karena kupikir ia terlalu banyak menangis."Lo nggak malu apa? Sampe segitunya nangis."kataku. Violet memonyongkan bibirnya,"kan gue takut! Gue paranoid tau!"ujarnya.
Aku terkekeh,"yaudah. Pangeran udah ada disini kan? Jadi lo nggak usah nangis kayak gitu, jelek tau."candaku. walaupun memang benar, Violet jelek banget sekarang. Rambutnya kusut, matanya bengkak, bibirnya bengkak, hidungnya besar merah kayak jambur air. Parah guys.
"Rese lo, Luke."ujarnya, lalu memukul lenganku.
Aku menaikan alisku,"Rese? Ya gitu gue pulang aja deh."aku berbalik, lalu melangkahkan kakiku hendak keluar kamarnya. Lalu kurasakan sebuah tangan mungil menarik lenganku.
"Jangan!"Violet memekik histeris, ia menghadang jalanku sambil merentangkan tangannya seperti menjaga agar tidak pergi kemana-mana."Lo mau bunuh gue, hah?!"
Waduh galak amat mba
"Mending lo cuci muka sana, muka lo kayak kolor kusut."
"Babi lo."
......................................................
VIOLET'S POV
"Luke,"
"Apa? Minta duit?"
Aku menengok,"gue juga punya duit kali, apaan sih lu."ketus ku, Luke terkekeh lalu tiba-tiba mengambil tanganku.
Eh apa nih
"Apaan lo megang-megang?"kataku, sambil melirik telapak tangan Luke yang besar itu sedang asoy mengusap tangan ku.
"Yeu, nggak papa kali. Gue kan calon suami lo,"ujarnya seetengah menyengir.
"Iyain aja deh buat lo, Luke."
.........................................
"Let! Ada pilem Fifthy Shades Of Grey nggak?"
Aku memutar bola mataku.
"Nggak ada lah!"
Dasar Luke kampret. Apa ia ingin menonton pilem laknat itu bersama ku malam ini? Hell no. oke, akan kuceritakan bagaimana bisa Luke manusia raksasa setengah penguin setengah alien itu bisa berada dirumah ku malam ini. Jadi ceritanya, mom pergi ketempat aunty Julie dan katanya pulang bisa larut malam, dan tentu saja aku sebagai orang yang paranoid tidak bisa ditinggal selama itu dirumah, apalagi malam hari. Dan Luke akhirnya yang menemani ku. Kenapa tidak Selyn? Ponselnya tidak aktif. Harry? Sibuk. Dan aku tak punya pilihan lain, selain menghubungi Luke daripada aku mati dengan konyol dirumah ini.
Keputusan menyuruh Luke menemani ku membuat ku menyesal. Serius guys, lihat saja saat ini. Ia seenaknya saja menyuruh ku untuk memesan makanan delivery lalu menyuruh ku membuat jus mangga untuknya. Kalau saja aku tak ingat dosa, sudah kucampuri minuman ini dengan racun tikus, atau sianida. Namun sepertinya aku terlalu banyak memiliki sisi malaikat, jadi pikiran itu tidak akan kulakukan. Hehe.
"Lo apaan deh punya pilem nggak keren amat."Luke datang kearah ku yang masih dengan senang hati membuat jus untuknya."pilem lo kebanyakan roman picisan, emang mata lo nggak bisa sakit huh?"cerocosnya.
Aku menatapnya kesal."Berisik banget sih lo, Luke."balas ku, lalu menyodorkan jus mangga yang baru saja selesai kubuat. Ia mengambilnya dengan wajah ragu,"Nggak ada racun, kan?"
"Kalo gue bisa, pasti gue buat kapan-kapan."
"Galak amat lu. Tadi aja nangis."
"Lo yang nyebelin tau, darah tinggi gue."
"Bawa santai aja kali, lo ja yang pake urat melulu."
PlakAku menampar jidat Luke hingga menimbulkan bunyi. Luke mengerang sambil menutupi jidat putihnya yang ditumbuhi satu jerawat itu. Ia menatap ku tajam,"Tau sakit nggak?"
Aku menggeleng.
"Jangan mancing sisi liar gue ya, lo."ujarnya dengan nada seduktif.
Dih
Siapa juga yang mancing-mancing sisi liar lo
"Emang kenapa? Lo bakal berubah jadi power ranger? Oh, atau penguin?"aku lalu tergelak sendiri.
Lucu juga gengz
Luke liarnya kayak penguin masa
Iya, penguin yang mukanya mirip ayam itu
Eh?
Lalu aku membayangkan yang berdiri didepan ku saat ini adalah seekor penguin raksasa dengan jambul kuning dikepalanya.
Hahahaha
Luke tiba-tiba mendorong tubuh ku hingga belakang ku terantuk dengan meja makan, ia mengambil kedua tanganku yang ia buat silang lalu menghempasnya kebelakang hingga menaikan tubuhku keatas meja makan.
WAH
LUKE MAU NGAPAIN GUA?
"LUKEEEEE!!!"teriak ku saat jari-jari tangan Luke menggelitik bagian pinggang ku dengan nafsu."Hah..hahahahahaha...l-lu..lu-keeee!!!!"
Anjir bisa mati gue nih
Mana posisi kita bedua beginian lagi
Astaga emak
Aku berusaha untuk berontak namun kekuatan Luke jauh lebih besar. Liat saja, tanganku disilang dan ia tahan dengan tangan kirinya diatas kepalaku, tubuhnya menahan kaki ku yang bergerak tak karuan sementara tangan lainnya asik menggelitik tubuhku.
"Luke stop!"
"Bilang dulu kalo gue tampan dan lo suka sama wajah gue!"
Weh dasar taik kamu maz
"Nggak mau!"
"Yaudah. Nikmatin aja sentuhan gue."ujarnya dengan seringai mesumnya. Aku menengang saat satu jari Luke masuk kedalam kaus ku."Luk—ahhahahahaha!!"
Anjir pinggang gue sakit
Perut gue juga
Tubuh ku merinding seketika saat tangan Luke menyentuh perut ku, dan mulai naik.
Astaga aset gua dalam bahaya!
"OKAY FINE!"pekik ku sebelum tangan Luke benar-benar akan mengenai bagian dada ku. Luke menyeringai.
"Muka lo...muka.."
Yaolo muka gue taro dimana ini
Malu kali gue ngakuin malah tambah besar kepala nanti ni anak
"Violet, kenapa tv ng—"
Aku dan Luke reflek menoleh dan terkejut saat melihat mom yang tiba-tiba saja datang, ia memasang wajah sama terkejut dan sedikit shock. Mampus.
"Okay. Mom akan ke kamar saja,"ujar mom dengan salah paham atas yang ia lihat, ia pun berlalu begitu saja.
Aku mendorong Luke menjauh, berdiri tegak sambil meringis karena punggung ku terasa sakit."Lo sih, Luke! Pasti mom ngira yang macam-macam!"semprot ku, lalu mencubit pinggangnya.
"Tenang aja kali, mom lo pasti ngerti anaknya."Luke tertawa pelan, lalu mengambil gelas jusnya dan pergi begitu saja.
Aku medengus, mengikuti Luke yang kini sudah duduk disofa sambil menonton pilem Frozen. Aku duduk disebelahnya dan menonton pilem itu.
"Let it go.....let it go...can hold it back anymore....let it go...let it go...turn away and sla—"
"Eh, berisik lu. Suara jelek nggak usah nyanyi dong, malu-maluin aja."potong Luke, ia menatapku dengan dahi berlipat. Aku balas merengut tak terima."Yeu, suka-suka gue lah. Yang punya mulut siapa? Lagian lo juga nggak bayar denger suara gue, so no comment."kataku.
Luke menatap ku datar.
Tiba-tiba mom datang. Ia tersenyum padaku,"Vio, kamu nggak ngajak Luke tidur? Ini sudah cukup larut,"
Ngajak...Luke tidur?
Tidur yang kayak gimana...
"Eh, nggak usah aunty. Luke juga mau pulang."sahut Luke.
Sukur deh lu ga bilang iya
"Jangan. Malam ini kamu nginep aja dirumah aunty aja, mata kamu merah banget, pasti ngantuk kan? Bahaya nanti kalo dijalan."celoteh mom.
Yelah mom
Maksa banget deh buat luke tidur dirumah kita
Dia kan punya rumah sendiri
Rumahnya gak kena musibah lagi
"Tapi-"
Mom kembali menyela."Tenang aja, aunty udah kasih tau sama mom kamu. Katanya biarin aja kamu nginep karena udah kemaleman. Besok juga libur kan?"ujar mom bersikeras.
Yaudin dah gue
Apa kata emak aja
Tapi jangan salahin gue kalau gue khilaf
Khilaf kalo gue tiba-tiba makan rambut Luke sampe dia longor terus dia nangis lalu kesedak terus mati
"Iya deh."jawab Luke akhirnya, ia terlihat malas untuk melawan mom.
Ih Luke ih
"Luke sekamar aja sama Violet, yah. Soalnya dirumah ini hanya ada dua kamar, nggak papa kan?"kata mom.
Ogah gue sekamar sama Luke
Yang ada gue khilaf gimana
Yang ada gue malah di Belah dur-oh salah, hehehe
"Nggak papa sih, tergantung sama Violet'nya."Luke terkekeh kecil.
Yeu bilang aja lo seneng, biar lo puas ngeganggu gue kan? Dasar busuk kamu maz
"Ih, masa sekamar mom?"kataku, dengan nada hendak menangis.
"Masa diruang tamu?"ujar mom dengan nada mulai sinis,"nggak papa, Vio. Masa sama mom? Kamu sama mom, yang ada mom yang jatuh dari tempat tidur."
Ah mom kebiasaan, bocor mulu deh aib gue
"Udah, mom mau tidur. Night."
"Night aunty..."balas Luke dengan tersenyum lebar, yang membuatku mendengus jijik. Luke menengok kearah ku lalu menaik-nurunkan kedua alisnya,"Yuk, bobo."
What the hell-__-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Young Husband || Luke Hemmings (COMPLETED)
FanfictionPerjodohan terjadi ketika Violet harus menikah dengan seorang lelaki pilihan ibunya. Menciptakan perbedaan yang justru membuat keduanya berusaha saling melengkapi. Namun semuanya menjadi sulit ketika Violet tau bahwa kehidupan Luke tidak senormal ya...