What is this

3.4K 148 0
                                    


Kita akan bersama selamanya

Apa kamu yakin?

Tentu saja. Sejauh apapun jarak memisahkan kita, aku atau pun kamu bakal ketemu lagi.

Kalau misalnya aku tidak bisa?

Kenapa tidak bisa? Kamu ragu sama aku?

Bukan itu. Aku hanya..tidak yakin kalau semuanya bisa berjalan dengan baik seperti harapan ku.

Seburuk apapun itu aku akan menemani mu. Ingat perkataan ku, Violet.

Mata Violet terbuka lebar seketika. Ia mengerjapkan matanya lalu mengusap dadanya dengan nafas ngos-ngosan. Ia mendudukan dirinya dan menyandar pada bagian atas ranjang.

“Apa itu tadi?”gumamnya. Violet masih menetralkan detak jantungnya seolah ia baru saja lari marathon. Ia bermimpi. Mimpi yang terasa aneh dimana di dalamnya ada Luke. Dan lagipula, kenapa ia harus bangun dalam keadaan seperti itu? Bersimbah keringat dan jantung yang seperti dipompa layak ia baru saja bermimpi buruk.

“Morning, Let.”

Violet melirik. Ia melihat Luke baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut yang sedikit basah.”H-hai.”balas Violet, membuat Luke yang asik bercermin menengok.

“Ada apa? Kamu mimpi buruk barusan?”tanya Luke heran. Ia melangkah mendekat dan duduk dipinggiran ranjang.

“Hm..enggak kok.”jawab Violet pelan. Ia lalu tersenyum.”Mom udah pulang?”katanya. Luke menganggukan kepalanya.

“Kamu nggak turun sekolah?”

“Turun kok. tapi masuk pelajaran kedua aja, jam 9.”jawab Luke sambil menatap layar ponselnya.”Kamu kuliah nggak? Kalau iya biar barengan nanti.”

Violet nampak menimbang lalu mengangguk.”Iya deh.”

.

“Kayaknya aku agak telat jemput kamu soalnya nanti ada penyuluhan disekolah.”Luke menampakan layar ponselnya di depan wajah Violet.

“Nggak papa.”jawab Violet dengan nada malas.

“Kamu kenapa? Kok males gitu mukanya?”tanya Luke. Violet mendongak lalu mendengus.”Capek aja.”

Luke tiba-tiba menyengir.”Perasaan kita nggak ngapa-ngapain deh tadi malem. Oh atau dalem mimpi kamu—“

“Heh!”Violet memelototi Luke, membuat Luke langsung mengatupkan bibirnya lagi.”Okay, just kidding.”

“Udah sana pergi.”ucap Violet sambil mendorong Luke.

Luke mengerucutkan bibirnya dengan lucu.”Napa sih?”

“Jangan lama-lama disini nanti ada yang liat terus curiga sama kita berdua.”jelas Violet sambil melihat sekelilingnya. Luke memutar bola matanya.”Yaudah deh. Kiss dulu.”ujarnya, lalu mendekatkan wajahnya.

“Luke, jangan macem-macem deh!”Violet memulas kecil pinggang Luke hingga lelaki itu berjengit kesakitan.”Jahat kamu, beb.”ringis Luke.

Melihat itu, Violet makin gemas ingin mengacak wajah Luke atau tidak menjambak rambutnya. Namun pada gerakan tiba-tiba, Luke menarik Violet dan mengecup pipinya kilas.

“Hehehe, dah Let!”

Luke menyengir tak berdosa lalu segera masuk kedalam mobilnya sementara Violet ternganga.”Ihhh!!”tersadar, perempuan itu menghentakkan kakinya sambil menggosok pipi yang baru saja dicium nekat oleh Luke.

“Dasar pirang kampret.”gumam Violet kesal.

Violet memasuki bangunan kampus dengan perasaaan gugup. Entah mengapa, namun rasanya aneh ketika pertama kali ia bangun di pagi hari kali ini. Ia seolah merasa bahwa ia kembali memulai hidup dari awal. Terlebih lagi, sekarang ia sudah menyandang status Hemmings dibelakang namanya tanpa diketahui publik.

Namun tanpa disengaja, Violet bersilisihan dengan Harry. Lantas saja lelaki itu langsung menarik lengan Violet bersamanya.

“Harry! Lo ngapain sih?!”pekik Violet kesal. Ia menghentakkan tangan Haary hingga terlepas dari lengannya.

Harry menatap Violet tajam hingga membuatnya bungkam. Lalu dalam beberapa detik pandangan lelaki itu melembut.”Sekarang lo jelasin sama gue tentang tadi malem.”ucap Harry dengan nada tegas.

Violet menghela nafasnya. Ia sudah mengira bahwa Harry akan membahas tentang ini.”Kenapa sih, Harr?”

.


VIOLET’S POV


Aku menatap Harry dengan menuntut. Namun ia malah membuang wajahnya membuat ku kesal.”Kenapa lo ngotot banget nanyain masalah tadi malem?”tanya ku.

Harry menoleh dan menatap ku datar.”Karena lo nggak ngasih jawaban waktu gue udah nanya. Dan mau tau apa lagi? Karena gue sahabat lo yang berusaha nggak jadi orang lain yang sama sekali nggak tau apa-apa tentang lo.”jawabnya sinis.

“Dia cuma adek gue, Harr. Anak sepupu adik ipar aunty gue.”jawab ku asal.

“Kenapa kalian nggak mirip?”


“Yaiyalah. Kan dia anak sepupu dari adik ipar aunty gue. Mereka semua pirang, karena beda gen.”

Harry masih menatap ku dengan curiga. Dan aku balas menatapnya dengan yakin karena aku takut Harry tak akan percaya. Soalnya ia adalah lelaki tipe tidak mudah percaya dan tidak mudah dibohongi, dan jika ia tau dia dibohongi...aku rasa ia akan mengamuk.

“Lo yakin? Soalnya gue liat lo tadi malem kayak nge’date pake baju serasi gitu. Mana lo kayak dandan, parfum lo semerbak pula.”Harry kembali menaikan sebelah alisnya, melemparkan pertanyaan berharap akan ada sesuatu yang salah dariku.

“Mana ada. Tadi malem itu gue habis maken malam keluarga dan dia minta temenin ke mini market.”balas ku.

“Masa sih?”ujar Harry dengan nada tak percaya yang kentara.”terus kenapa tu anak nyolot banget sama gue? Terus dia kayak—“

“Har, please. Gue udah bilang kita nggak ada apa-apa. Terserah lo deh mau nuduh gue kayak gimana lagi.”kata ku sebal lalu berlalu pergi.

Apa-apaan dah sikiting nyebelin banget?

Kepo banget sama hidup gue

Emang sih sahabat gue tapi gue nggak bisa ceritain semua yang gue alamin bahkan sama mom gue sendiri

Harusnya Harry ngerti

“Vio!”

Langkah ku terhenti saat merasakan tangan Harry menangkap lengan ku. Aku berbalik.”Apa lagi? Mau nanya apa?”kata ku malas.

“Hm, nggak. Udah jangan gitu dong. Iya, gue minta maaf. Gue salah karena udah maksa apalagi kayak barusan. Maafin gue ya..”ujar Harry memelas. Aku hanya meliriknya.

Harry mengusap pungung tangan ku.”Vio, maafin Haary please...”ujarnya sambil tersenyum seperti anak kecil membuat ku geli dan lantas tertawa.

“Iya. Gue maafin kok.”

“Yes! Yuk temenin gue!”Harry menarik tangan ku.

“Eh..mau kemana?”

.

Keadaan cukup hening menyelimuti ruangan yang kini hanya ada aku dan Selyn. Yup, ia hanya menemaniku yag baru saja menyelesaikan catatan tugas yang harus dikerjakan.

“Tadi malem kan gue kencan nih sama Niall, terus dia ngajak gue ke party temen dia masa.”celetuk Selyn.

“Terus lo mau?”tanya ku.

Selyn mengangguk cepat.”Iyalah! gue juga mau temenan sama temen dia, Vio. Apalagi temen-temen dia itu keren semua.”Selyn bersedekap dada.”kapan-kapan gue mau ngajak lo ah, biar kita jalan bertiga.”ujarnya.

Aku mendengus. Lalu mencubit pelan tangan Selyn.”Bego. Masa gue jalan sama lo berdua? Kira apaan deh.”kata ku sebal.

“Yeu, nggak papa kali.”balasnya.

Nggak papa pale lo udang

Jadi kambing congek lah gua kalo begitu

Aku menenguk coke yang ada ditanganku sambil menatap kosong ke depan.”Violet, kabar adek ganteng gimana?”ucap Selyn tiba-tiba hingga membuat ku reflek menengok ke arahnya.

“Napa lo nanyain dia?”

“Ya mau tau aja. Dia tadi nganter lo, kan?”tebak Selyn lalu menyengir. Aku memicingkan mata ku lalu menghiraukannya.

Ini juga anak satu malah bahas si pirang itu

“Gimana malem kalian?”

Aku menengok.”Lo ngomong apaan sih, Sel?”tanya ku heran. Selyn memutar bola matanya namun tersenyum misterius. Ia mendekat ke arah ku.”Gue tau, Vio.”katanya.

Aku memucat. Anjir, Selyn tau apaan?

“Tau apa??”tanya ku terdengar panik.

Selyn mengambil tangan ku dan menyentak jari manis ku sambil menyeringai. Aku ikut melirik ke arah jari ku, dimana disana terpampang dengan jelas cincin pernikahan ku.”Ini apa? Hayo..lo nggak mau ngaku, heh?”ujarnya. Mata ku terbelalak.

Alamak ini gimana si Selyn bisa tau!?

“L-lo..tau g-gue udah n-nikah?”tanya ku pelan dengan hati-hati.

Selyn mengangguk antusias.”Iya! gue tau karena mom lo kasih tau gue tadi malem. Gue ketempat temen aunty Wanda buat jemput dia, eh malah ada mom lo disitu. Dan..yeah dia kasih tau gue.”katanya.

Aku mengerjapkan mata ku. Entah mengapa aku merasa gugup dan takut tiba-tiba. Kenapa pula pernikahan sembunyi-sembunyi ini terasa seperti permainan petak umpat yang membuat perasaan ku seperti dikejar oleh sesuatu.

Eh?

“Lo nggak akan kasih tau ke siapapun, kan?”aku menatap Selyn datar.

“Awalnya mau kasih tau Harry, tapi nggak jadi. Tenang aja, rahasia lo sama adek ganteng aman ditangan gue.”ujar Selyn lalu tersenyum.

Aku menghela nafas.”Janji ya?”

“Iya, janji. Eh, btw bisa lo ceritain kenapa lo bisa jadi sama dia?”Selyn menghadap ke arah ku dengan senyuman miringnya. Aku menatapnya sebal.

“Jadi waktu itu....”

.

Hei guys...

Eilopyu


My Young Husband || Luke Hemmings (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang