Around

1.5K 132 33
                                    


"That was Annabelle, babe!"

"No its not, Luke."

"But, I told you about the lamp! Its fuckin scared me!"

Aku memutar bola mataku mendengarnya. ini sudah keberapa kalinya semenjak beberapa jam lalu Luke yang membahas kalau adanya hantu di kamar yang kami tempati. Sebenarnya tidak seburuk yang kalian bayangkan. Luke mengatakan kalau ia terbangun dan mendadak dipanggil alam ke kemar mandi dan lampu disana hidup mati sebanyak tiga kali persis seperti adegan horor mainstream yang bisa kalian temukan di film. Tentu saja, Luke dengan rusuh membangunkanku dengan wajah paniknya yang menurutku menggemaskan walau aku kesal dibuatnya.

"And dont forget about 3 AM! Annabelle bangun jam segitu!"ujar Luke dengan pelototannya.

Masa?

"Kamu aneh aja deh, itu kan Cuma—"perkataan terpotong ketika Luke menggigit sandwich yang sedang kumakan. Aku menatapnya jengkel.

"Nggak buat Annabelle. Mereka nyata."ia menekan semua kalimatnya membuatku mendengus kasar.

"Bodo amat."aku meneguk susu digelasku, melirik ke arahnya yang sedang mengerucutkan bibirnya sebal."sama hantu aja takut."

"Aku nggak takut, Cuma nggak suka karena bisa bikin spot jantung."balas Luke sambil melipat tangannya di depan dada."kalau aku mati mendadak gimana?"

Aku hanya tertawa geli mendengarnya."Ya kamu bakal jadi temennya Annabelle nanti. Jadi Annaluke."

Luke menatapku jijik dan terlihat seperti ingin mencekikku."Dih, awas kalo kamu diganggu juga nanti aku nggak bakal nolongin ya."ia memalingkan wajahnya sok imut.

Ia kemudian berdiri tegak lalu melepaskan pakaiannya menyisakan bokser. Luke memasang kaca mata hitamnya lalu menenggak air minumnya sebentar. Aku hanya memakan makananku, menatapnya juga dengan tak minat.

"Sayang, kesana yuk!"ujar Luke sambil menunjuk laut di depan kami.

"Nggak mau!"

Namun bukannya Luke kalau ia akan menyerah begitu saja. Ia makah menyiparti wajahku dengan air dari botol minumnya dengan diriku yang sedang berbaring santai di atas kursi panjang dengan krim sunblock di beberapa bagian tubuhku.

"Luke!"aku memelototinya."aku malas nyebur!"

"Yaudah, aku yang bakal nyeburin."

Sebelum aku berkata, Luke sudah mengangkatku dan dengan agak berlari membawa kami berdua ke tepi pantai sementara aku berontak di dalam gendongannya. Lalu dalam detik kemudian dengan kata yang tepat Luke melemparku ke air—menyeburkanku tanpa rasa bersalah. Aku kesal setengah mati dan memukul lengannya."Gila!"

"Kan tadi siapa yang ngajeng pengen kesini"ujar Luke dengan pandangan sebal.

Aku melemparnya dengan segumpal pasir yang baru saja ku raup dengan tangan kananku. Lemparanku mengenai pipi kiri Luke dan ia pun menengok tak percaya ke arahku.

"What the.."ia melotot."Violet!"

Aku menyengir. Berdiri dari posisi jongkokku di dalam air dan mulai berlari-berenang ke tepi menghindar Luke yang ternyata sudah berniat untuk mengejarku. Tebak saja kalau saat ini kami berada di salah satu pantai di dekat pusat kota.

Aku menahan nafas ketika kedua tangan Luke menangkap pinggangku. Ia membalikkan tubuhku dan aku bisa melihat seringai kecil dari wajahnya. tubuhnya terbakar menjadi merah karena paparan sinar matahari, rambut pirangnya mengkilap dengan basah yang berantakan sedangkan senyumannya bahkan lebih menggiurkan daripada sesuatu yang bisa meleleh.

My Young Husband || Luke Hemmings (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang