Molly

3.3K 163 0
                                    

VIOLET’S POV


Aku terbangun karena silau matahari yang menilik masuk ke dalam pupil ku. Menengok kesamping, dan menemukan wajah Luke yang begitu dekat dengan wajah ku. Wajah Luke nampak damai, aku bisa melihat begitu jelas setiap inci yang ia miliki. Rambut pirangnya nampak mengkilat akibat sinar matahari, bulu matanya nampak lentik, bibirnya yang mengatup rapat dan semuanya yang nampak tanpa cela membuat hati ku tersenyum kecil. Rasa gemas membuat tangan ku bergerak ke arah wajahnya, menyentuh pelan pipinya yang terasa halus.

Tiba-tiba Luke membuka matanya. Mata birunya langsung menatap ku hingga aku membeku karena cukup terkejut. Ia tersenyum miring.”Udah puas mandangin?”ucapnya dengan suara yang begitu serak.

Suara terseksi yang pernah gue denger, sumpah

Aku mengerjapkan mata ku, merasakan panas disekitar pipi.”E-enggak kok.”jawab ku tergagap. Luke balas memutar bola matanya.”Morning kiss.”ucap Luke sambil mendekatkan wajanya padaku.

“Ih! Nggak mau!”tolak ku.

“Heh, apa-apa nggak mau!”

“Pokoknya aku nggak mau!”aku menatapnya kesal. Namun Luke lebih gesit, ia menarik wajah ku dan mencium kilas pipi ku membuat ku memekik tak terima.

Aku menatapnya marah. Aku bangkit dari atas kasur, berkacak pinggang di depan Luke yang hanya menyengir dibalik guling yang menutup sebagian wajahnya.

Aku pun masuk kamar mandi. Meninggalkan Luke yang merengek padaku. Selesai mandi, aku segera berpakaian. Aku melirik ke arah Luke yang masih asoy tiarap di atas kasur.

“Kamu nggak sekolah, heh?”tanya ku sambil menyisir rambut ku.

“Hmph nhnthi bharngh khamhu..”

“Hah?”

Namun Luke tak menyahut. Aku keluar kamar dan menuju dapur, dan menemukan Mary yang sibuk menata sarapan diatas meja makan. Ia tersenyum ke arah ku.”Morning, nyonya.”

“Morning, Mary. Oh, kamu bisa panggil Violet aja kok.”ucap ku dengan yakin. Mary menatap ku ragu.”Maaf, nyonya. Tapi anda majikan saya,”katanya.

“Hm, gara-gara Luke?”aku menatapnya sekilas sambil berdiri disampingnya, membantunya mengambil piring.

Emang si Luke gitu amat sih?

“Yaudah deh. Kamu bisa kok manggil pake nama kalo nggak ada Luke, biar kita lebih enak kalo ngomong.”ucap ku.

WOOF WOOF


“Eh?!”

Aku melotot kaget ketika melihat seekor anjing berwarna hitam berlari ke arah ku dan menerjang ku hingga aku hampir terjungkal kebelakang. Menaiki tubuh ku dan menjiilat sebagian wajah ku seperti sebuah es krim. Aku memekik dan mendorong wajah anjing kampret itu dariku. Mary juga nampak susah ingin membantu ku.

Berhasil lolos, aku berdiri tegak sambil mengusap wajah ku.”Gila lo! Dasar anjing kurang ajar!”sumpah ku, menunjuk anjing itu yang tengah duduk menatap ku dengan lidah yang menjulur keluar-seperti meledek ku.

Awalnya aku ragu, takut anjing itu akan menjilat ku lagi namun karena penasaran aku dengan berani mendekat ke arahnya. Aku tersenyum masam.”Hei anjing, jangan kau jilat aku atau aku akan memukul kepala berbulu mu itu.”ucap ku, sambil mencoba mengusap kepalanya.

WOOF WOOF

Aku melihat ke arah kalung dilehernya yang berwarna biru.”Molly? nama mu Molly, huh?”kata ku, dibalas gonggongan dari anjing bernama Molly ini-kurasa.”Okay, Molly. Apa yang kau lakukan disini? Siapa pemilik mu?”tanya ku-seperti orang gila karena-aku berbicara dengan seekor binatang yang hobi menjulurkan lidah ini.

Molly menggonggong kemudian berputar-putar lalu menggosokan kepalanya ke tanganku. aku mendengus melihat tingkahnya. Well, sebenarnya aku suka dengan binatang. Tapi aku lebih menyukai kucing dari anjing, sama halnya aku lebih menyukai anak gajah dibanding penguin. Atau gorila dibanding Luk-eh?!

“Oh c’mon dude. Pergi dari rumah ini.”aku berkacak pinggang pada Molly yang sedang menggonggong ria sambil berlari-berputar diruang dapur. Aku mendekat ke arah Molly lalu mencoba mengiringinya agar keluar dari rumah dengan cara menendang kecil pantatnya.

Masa bodoh lah sama dirimu Molly

Molly terdengar mengerang padaku membuat ku berhenti menendang pantatnya.”Okay, Molly. Aku hanya menolong mu agar kau segera keluar dari rumah ini, okay?”ucap ku frustasi menghiraukan tatapan mata Molly yang terlihat marah.

Mary tiba-tiba bersuara, wajahnya nampak ragu.”Nyonya, sepertinya saya mengenal anjing itu. Seperti anjing milik—“

“Aku tak perduli dengan pemiliknya, Mary. Aku hanya ingin mengusir anjing kampret ini.”potong ku dengan nada sewot, masih berusaha mengiring Molly. Kepala ku mendadak pusing akibat mendengar gonggongan Molly yang terlalu banyak. Setiba dihalaman belakang, saat aku hendak mengangkat Molly dan melemparnya keluar dari pagar, anjing itu malah berlari seakan menghindari ku.

“Molly!”teriak ku marah.

WOOF WOOF WOOF

Wah nyolot nih anjing

“Awas ya kalo dapet bakal gue gesek anu lo!”ancam ku.

Aku berlari ke arah anjing itu. Saat aku berhenti sejenak karena lelah, tiba-tiba suara Luke menggema dari arah belakang ku. Aku menengok, melihat wajah Luke yang nampak syok.”MOLLY!?”

My Young Husband || Luke Hemmings (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang