“Mom yakin? Violet sama Luke nggak papa kok nemenin mom dirumah.”kata ku, lalu menoleh pada Luke.”Ya kan, sayang?”aku tersenyum mengode padanya yang malah menampakan wajahnya seperti anak ayam yang kehilangan ibunya.
“H-ha? Oh, iya mom.”jawabnya, akhirnya.
“Nggak papa, Vio. Kasian kan Luke udah beli rumah buat kalian tinggal berdua, buat kalian habisin waktu bersama.”jawab mom yang secara halus menolak penawaran ku.
Iya, jadi sekarang aku sedang menawar pada mom agar aku dan Luke tinggal dirumah ku saja. Alasan pertama, karena mom hanya sendiri jika aku ikut Luke dan kedua, Luke tidak akan berlaku seenaknya jika ada mom.
“Yah, tapi mom kan rumah kita jauh banget.”aku memelas.
“Vio, kamu ini ya. Kamu tuh udah nikah, wajib buat ngikut sama suami. Kamu tanggung jawab Luke sekarang jadi kamu nurutin perkataannya.”ujar mom menasehati. Aku melirik pada Luke, ia memandang ku seperti besar kepala.
Aku pun menghela nafas. Menyerah dengan kekeras kepala mom. Padahal aku begini juga khawatir dengannya. Terlebih lagi sekarang mom sering sakit-sakitan.”Yaudah deh. Mom bisa kok ngunjungin kita, nanti Vio sering-sering juga kesini.”kata ku lalu memeluk mom erat.
“Iya honey.”
Luke pun tersenyum dan melangkah maju untuk memeluk mom. Setelah itu, aku dan Luke keluar rumah sambil membawa beberapa barang milik ku yang akan dibawa.
“Bye, mom.”
Aku pun menatap ke arah depan setelah mobil luke membawa kami keluar dari pekarangan rumah ku.”Huaaa, gue pindahh....”tangis ku seketika pecah.
Luke sontak menghentikan mobilnya hingga badan ku sedikit terhempas ke depan.”Eh, kamu ngapain nangis?”ujar Luke heran, wajahnya terihat panik.
Aku menarik tubuh Luke dan meletakan kepala ku di atas pundaknya. Aku bisa merasakan air mata ku mengalir dengan deras bersama aliran ingus ku yang mulai meleleh turun.”Sedih, Luke. Nggak nyangka aja aku udah nikah.”kata ku dengan suara terjepit, aku pun kembali mengeraskan tangisan ku.
Luke menepuk kepala ku.”Namanya juga hidup, Let. Kita kan tetap satu benua sama mom, sama mama. Satu kota pula. Cuma jauh jarak jalannya aja.”ujarnya.
Aku menarik ujung flannel Luke dan menggosokannya ke hidungku, sesekali aku menarik ingus ku agar keluar.”Tetep aja sedih. Kamu kok santai gitu mukanya?”aku mendongak. Luke menurunkan pandangannya,”Nggak kok. kamu aja yang nggak tau. Laki-laki itu mahluk tanpa ekspresi, Let.”ujarnya.
Aku terdiam.
Luke tiba-tiba menarik wajah ku hingga aku menatapnya.”Udah jangan nangis. Jelek tau, ingus kamu kemana-kemana.”katanya meledek.”masa baju aku kamu gosokin ke ingus kamu?”
Aku mendengus.”Bodo, Luke. Yang penting bisa keluar.”
Luke terdengar terkekeh. Ia mulai menjalankan mobilnya kembali. Selama perjalanan, hanya ada keheningan menyelimuti kami. Aku pun mengantuk karena mendengar alunan lagu klasik di radio.
.
AUTHOR’S POV
Luke menghentikan mobilnya tepat di depan halaman rumah barunya yang luas. Ia menengok kesamping, mendapati Violet yang sudah terlelap.”Dasar sapi.”gumam Luke. Ia turun dari mobil lalu membuka pintu mobil samping, menyelipkan tangannya diantara pundak dan lekukan lutut Violet. Kemudian menggendong perempuan itu masuk kedalam rumah.
Luke memutar handle pintu dengan sebelah tangannya, mendorongnya masuk dan berjalan ke arah ranjang berukuran king size yang terdapat disudut kiri kamar. Luke tersenyum tipis memandang Violet yang sudah berbaring di atas kasur tanpa terganggu sedikit pun. Ia pun bergegas keluar untuk mengambil barang-barang miliknya yang masih berada dirumah momnya.
Beberapa menit kepergian Luke, Violet terbangun dan menemukan dirinya dalam keadaan bingung di atas kasur. Ia duduk dan menengok keseliling. Asing. Itu yang ia rasakan.
“Napa gue bisa disini?”gumamnya, lalu menggaruk kepalanya.
Ia pun turun dari ranjang. Keluar kamar dan mulai berkeliaran didalam rumah sampai ia melihat sosok wanita sekitar kepala empat nampak sibuk melakukan sesuatu diruang memasak.
“Permisi?”ucap Violet.
Sosok wanita itu berbalik. Ia sedikit terkejut namun tersenyum ramah kemudian.”Oh, anda sudah bangun nyonya.”ucapnya.
Violet mengerutkan keningnya, mulai heran.”Hm, apa aku sedang bermimpi atau sekarang aku benar-benar berada ditempat asing yang membuat ku kebingungan?”ujarnya.
Wanita itu tersenyum simpul.”Perkenalkan, nama saya Mary. Saya asisten rumah tangga keluarga Hemmings, saya disuruh nyonya Liz pindah dan bekerja untuk tuan Luke. Tuan Luke tadi mengatakan bahwa ia akan pulang kerumah sebentar untuk mengambil barang-barang miliknya.”ucapnya panjang lebar. Mengurangi kebingungan yang dialami Violet.
Violet pun mengangguk paham.”Oh, begitu.”jawabnya. Ia mendekat ke arah Mary.”Apa yang kau lakukan?”tanyanya lalu melirik ke arah talenan yang ada di depan Mary.
“Saya akan memasak makan malam.”
“Boleh aku membantu mu?”tanya Violet dengan senyuman semringah. Membuat Mary menggeleng.”Tidak usah, nyonya. Lebih baik anda berisitirahat dan saya akan melakukan pekerjaan saya.”
“Yah, padahal aku ingin membantu mu, Mary.”
“Lain kali saja, nyonya. Tuan Luke bisa memarahi saya nanti.”ucap Mary lalu terkekeh kecil melihat wajah majikannya itu.
.Next kan?;*
Update tiap malam minggu
Jangan lupa vomment gengz;)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Young Husband || Luke Hemmings (COMPLETED)
FanfictionPerjodohan terjadi ketika Violet harus menikah dengan seorang lelaki pilihan ibunya. Menciptakan perbedaan yang justru membuat keduanya berusaha saling melengkapi. Namun semuanya menjadi sulit ketika Violet tau bahwa kehidupan Luke tidak senormal ya...