Kiss or Touch

3.9K 171 2
                                    

Akhirnya pun Violet kembali ke kamar tadi. Ia sedikit melihat-lihat isi rumah baru yang dibeli Luke untuk tempat tinggal mereka. Semuanya terkesan simple dan cukup mewah. Bertingkat, halaman luas dengan taman belakang yang cukup untuk bermain futsal, kaca transparan yang menjadi jendela, banyak benda-benda berharga yang menjadi askesoris rumah, terlihat klasik namun menyenangkan mata.

“Gila. Ini Luke dapet duit darimana bisa beli rumah kayak gini?”ucap Violet terkagum-kagum ketika melihat isi dari kamar mandi yang ia perkirakan akan menjadi miliknya dan Luke.

Isi kamar mandi tersebut dilengkapi peralatan-peralatan mandi yang mahal. Bathub yang dipinggiran berhiaskan emas putih, shower dengan gagang perak berkilau dan kilauan benda lainnya yang mampu membuat Violet terperangah.

“HAH!”Violet memekik karena merasakan ada tangan yang memeluk pinggangnya, dan menyadari bahwa tak lain adalah Luke setelah ia mendengar suara kekehan lelaki itu.”Kamu ya!”Violet mencubit kecil lengan Luke yang ada dipinggangnya.

“Kamu nggak mau bersih-bersih dulu?”Luke bertanya, melepaskan tangannya dan berjalan ke tepi ranjang.

“Iya, ini juga mau mandi.”balas Violet. Ia berjalan ke arah kopernya diletakan, membuka benda itu, dan mengambil pakaiannya.

Violet menghentikan langkahnya ketika melihat Luke tengah tersenyum.”Apa senyum-senyum?”kata Violet terdengar sewot.

Luke mengerjapkan matanya, lalu melihat Violet dan memutar bola matanya.”Terserah aku lah. Sewot aja-_-“

“Siapa yang sewot!?”

“Udah sana, cepat masuk kamar mandi! Kalau aku khilaf jangan salahin aku.”ancam Luke dengan pupil melebar. Violet bergidik dan segera pergi ke kamar mandi.

Violet memutar keran dari air hangat pada bathub. Menuangkan sabun beraroma rose-karena hanya ada itu yang ia lihat, kemudian menanggalkan satu-persatu pakaiannya. Violet mendesah lega ketika permukaan kulitnya langsung bersentuhan dengan busa sabun yang terasa begitu lembut. Ia memejamkan matanya, menikmati aroma rose bercampur teraphy yang mulai membuat diri dan tubuhya rilex.

Saat Violet membuka matanya, ia langsung melotot karena kaget ketika melihat Luke sudah ada dihadapannya-memandang dirinya dengan wajah datar namun terlihat sesuatu.”Aaa! Luke, ngapain kamu disini?!”pekik Violet. Ia menguburkan dirinya dalam-dalam dibawah busa sabun berusaha menyembunyikan tubuh polosnya dari pandangan Luke.

“Nonton konser.”jawab Luke asal.”Ya pengen mandi lah, Let.”lanjutnya sambil mendengus.

“Heh, haruskah berdua?! Udah gantian, kamu nunggu diluar aja!”ujar Violet. Ia merasakan pipinya sudah memanas karena malu. Tentu saja, ini pertama kalinya ada lelaki melihat ia sedang mandi-yah walaupun belum melihat ia sepenuhnya telanjang. Bahkan Harry-sahabatnya pun belum pernah. Well done, congratulation for Luke.

“Aneh kamu. Aku kan mau mandi sekarang.”balas Luke, lalu tersenyum setan.

Violet menelan ludahnya, semakin mengubur dirinya, tangannya bahkan mengumpulkan semua busa sabun untuk memenuhi bagian terlarang miliknya. Namun saat itu sedang terjadi, busa sabun malah terciprat ke arah matanya membuat ia berteriak.”Aw! shit! Aarh, mata gue!”jerit Violet. Matanya tertutup rapat, tangannya memegang erat pinggiran bathub karena merasa dirinya semakin merosot kedalam dan berpotensi akan membuat dirinya akan meneguk air bathub.

“Mom! Shit! Huaaa, Luke!”

Luke yang sempat terdiam hanya memandang perempuan itu kemudian tersadar. Ia segera mendekat. Mengambil shower dan mengarahkan airnya pada wajah Violet.”Makanya sama suami itu jangan ngelawan.”ucap Luke.

Setelah merasa baikan, Violet menatap Luke sebal.”Gara-gara kamu!”

“Lah, aku? Siapa suruh kamu merosot gitu sambil ngumpulin busa kayak tadi?”sahut Luke tak terima.”kamu ngira aku mau lihat kamu telanjang, ya?”

“EH, LUKE LO MAU NGAPAIN?!’Violet nyaris berteriak saat melihat Luke melepaskan flannel miliknya, membuat ia shirtless. Violet mendadak rabun melihat pemandangan alam tersebut.

“Mandi.”jawab Luke polos. Tangannya pun turun ke arah celana jeans ketat yang ia kenakan, melepaskan ikat inggang dan membuka resleting.

“Yatuhan...”gumam Violet. Ia kemudian berdoa dalam hati, berharap tuhan akan melindungnya saat ini dari Luke yang berkemungkinan akan---hm.

Luke sudah berdiri di depan Violet hanya dengan boxer berwarna hitam miliknya. Violet nyaris tak berkedip, matanya tertuju ke arah dada lelaki itu lalu turun ke arah paha Luke yang putih dan jenjang tanpa cela.”Aku nggak akan naked. Nanti kamu serangan jantung.”celetuk Luke. Ia tersenyum bocah ke arah Violet. Kemudian masuk kedalam bathub, bergabung dengan Violet.

.


VIOLET’S POV

Astajim

Ya lord

Aku terus mengumpat dalam hati ketika Luke kini sudah berada di depanku, didalam bathub bersamaku. Ada rasa menggelitik diperut ku dan seluruh tubuh ku tersa memanas.

Yatuhan, jari kaki Luke dipinggang ku!

Aku melihat Luke yang hanya tersenyum tanpa dosa, sementara aku sedang susah payah mengontrol wajah ku.”Jangan dekat-dekat!”aku memelototinya ketika melihat gerakan Luke yang seperti ingin lebih merapat pada ku.

Gila, ini bathub udah penuh gegara badan gue sekarang Luke malah nyesekin-_-

Nggak nyadar badan dia raksasa gitu apa

“Yee, ini aku kejepit.”ujar Luke. Ia menghiraukan perkataan ku dan terus mendekatkan dirinya padaku.

“Kamu yang bikin sempit!”balas ku sebal.

Luke nampak menjulurkan tangan kirinya ke atas, tangannya nampak menggapai sesuatu yang terdapat pada tempat kotak. Aku pun iri dalam hati karena jujur aku tak akan bisa melakukan hal seperti itu. Luke nampak fleksibel. Dan aku? Ha, aku hanya sepundaknya -_-

Ternyata Luke mengambil sebuah shampo. Ia membuka tutupnya dan menumpahkannya pada telapak tangannya lalu mengusapnya pada rambutnya. Sontak bau musk menguar dipermukaan hidung ku.

“Let, keramasin dong.”kata Luke.

“Heh?”aku kaget.”kamu bisa sendiri.”tolak ku.

Anjir maksud Luke ini apaan?

Namun ternyata Luke tak menyerah. Ia keluar dari bathub, dan aku segera menjauhkan diriku ketika ia hendak duduk disamping ku. Ia menyodorkan botol shampo itu.”Nih, nggak usah nolak.”ucapnya.

“Ini gimana caranya?”kata ku setengah kesal. Ingin sekali memukul wajah Luke dengan botol shampo ditangan ku.

“Kamu duduk nyenderan dan aku bakal pindah kedepan kamu biar enakan.”ujarnya.

Wah gila

Kalo begitu mah aset gue keliatan

Dada gue keluar dari busa

“Aku nggak akan nengok kebelakang kalo kamu ngira kayak gitu.”sahut Luke yang seperti baru saja membaca pikiran ku. Aku pun menghela nafas ku.

Luke sedikit bergeser hingga ia di depan ku ketika aku sudah menyilakan kaki ku dibawah sana hingga aku kini berubah posisi menjadi duduk. Aku mulai mengusap kepala Luke dengan shampo dan mengeramasinya dengan pelan.

Lembut. Rambut Luke teras lembut dan halus ditangan ku, dan aku pun tiba-tiba bersemangat mengeramasi rambutnya.”Yang bener yang, kamu kayak ngacak-ngacak kepala ku aja deh.”Luke menegur, namun aku menghiraukan.

Aku begitu gemas dan aku rasanya jarang bisa melampiaskannya langsung pada Luke selain mengata-ngatainya.”Pengen gue gigit ih.”gumam ku. Luke memutar kepalanya dan secara reflek aku menutup matanya.

Kupikir Luke akan berteriak kesakitan karena busa shampo ditangan ku, namun sepertinya ia juga sudah menutup matanya sebelum aku menutupnya dengan tangan ku.

“Aku bilang jangan nengok!”

“Sorry, itu reflek. Kamu juga katanya tadi pengin gigit kepalaku.”balas Luke dengan nada polos.”Bilang aja modus.”cibir ku. Aku mengembalikan kepala Luke ke arah depan untuk membelakangi diri ku.

Diam-diam aku tersenyum. Entah mengapa tapi hati ku merasa sedikit senang? Atau mungkin karena aku sedang memegang kepala Luke? Entahlah. Yang nyata, aku bisa merasakan detak jantung ku yang sedikit tidak normal. Sedikit berolahraga didalam sana namun terasa tidak nyata.

“Ah..”

Tangan ku berhenti bergerak, aku menatap rambut pirang Luke aneh.”Kamu barusan mendesah, Luke?”tanya ku.

“H-ha? Eh, enggak kok.”jawab Luke dengan gelengan kepala.

“Kirain. Awas kamu mikir yang macem-macem.”peringat ku.

“Iya sayang...”

“GELI!”kata ku sambil bergidik. Luke tertawa pelan, lalu ia menangkap lengan ku yang berada di atas kepalanya.”Udah. Sekarang giliran kamu.”ucapnya.

Aku membeku.”Nggak usah deh. Aku bisa sendiri.”tolak ku lalu tertawa hambar.

“Nggak. Kamu harus nurut, sekarang biarin tangan orang ganteng bekerja.”ujar Luke merengek. Aku menimbang. Lumayan sih dikeramasin kayak lagi disalon gitu kan. Tapi...aku takut.

“Janji kamu nggak yang aneh-aneh, kan?”tanya ku. Luke mengangguk.”Tenang, Let. Aku nggak bakal mesum kok.”aku sontak tersenyum miring ketika mendengar nada bicara Luke yang terdengar ssangat patuh.”Yaudah. aku balik badan dulu ya.”

Dengan secepat mungkin aku berdiri dan kembali duduk diantara busa sabun, membelakangi Luke.”Udah? aku balik ya.”

Aku menggigit bibir bawah ku gugup. Namun sedetik kemudian aku merasakan jari-jari Luke mulai bergerak dirambut ku.”Ini apple nggak papa, kan?”ucap Luke terasa begitu dekat dengan telinga ku. Aku mengangguk patah-patah.”Nggak papa, aku suka apple.”jawab ku pelan.

Sialan jantung gua

“Rambut kamu bagus.”celetuk Luke,”Tau nggak, dari dulu aku pengen banget megang rambut kamu. Nggak tau kenapa.”lanjutnya.

Astaga mama

Luke jangan ngomong terus

Nggak tau apa jantung gue lagi mengap-mengap ini

Aku merinding seketika saat merasakan tangan Luke menyapu halus punggung ku yang dengan bebas terekspos di depan matanya.”Punggung kamu juga.”ujar Luke seperti bisikan namun aku masih dapat mendengarnya dengan jelas.

“Luke..”

“Oh, maaf! Hehe, nggak sengaja. Serius.”Luke menjawab dengan nada sedikit panik dan terdengar gugup. Aku hanya mengangguk.

Kok gue merasa kehilangan waktu Luke nggak nyentuh punggung gue lagi?

Beberapa menit kemudian Luke pun beranjak keluar dari bathub terlebih dahulu dan disusul aku setelah dirinya sudah keluar dari kamar mandi. Selesai aku berpakaian, aku keluar dan menemukan Luke sudah santai diatas kasur dengan celana pendek hitam dan kaus tanpa lengan bertuliskan santa cruz dengan warna senada. Ia nampak sibuk dengan ponselnya. Aku berjalan ke arah cermin lalu menyisir rambut ku yang masih basah.

“Violet.”

“Hm?”aku melirik Luke melalui cermin di depan ku.

“Kebawah yuk. Kayaknya Mary udah selesai masak.”ujarnya. Aku melihat ia meletakan ponselnya di atas nakas.

“Kamu duluan aja. Aku nyusul.”

“Okay. Two minutes.”katanya.

.
.
.

My Young Husband || Luke Hemmings (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang