What

3.2K 194 5
                                    

“Violet?”

Aku menoleh kearah pintuku yang masih tertutup,”Ada apa, mom?”sahutku, masih dengan hairdryer yang berada disekeliling kepalaku.

“Luke menunggumu di bawah,”

Ck, mau apa lagi sih tu anak?

“Suruh pulang aja, mom.”jawab ku dengan nada malas.

“Heh, Luke udah nunggu kamu dari tadi. Cepatlah turun, biar kita sarapan bersama.”ujar mom. Aku menghela nafasku, lalu segera berpakaian.

Setelah berpakaian, aku segera kebawah dan menemukan mom yang sedang asyik mengobrol dengan Luke.”Morning, Luke.”ucap ku, lalu tersenyum semanis mungkin.

“Morning, beb.”balas Luke yang mana membuat ku melirik kesal ke arahnya. Coba saja tidak ada mom disini, aku pasti akan menjambak rambut pirangnya itu.”Apa sih, Luke-_-“gerutu ku pelan.

Lalu mom dengan cepat menengahi rasa kekesalan ku dengan mengajak Luke sarapan bersama yang langsung di sambut sukacita oleh lelaki itu. Selesai sarapan, aku pun pamit berangkat.”Mom, aku pergi ya. Kalau ada apa-apa, telfon saja aku.”kata ku sambil mencium pipinya.

Mom terkekeh, lalu mengangguk.”Tenang saja. Luke, titip Violet ya.”ujar mom.

“Pastinya, aunty. Luke janji jagain Violet.”balas Luke dengan jempolnya,”Kita pamit ya, aunty!”

“Okay.”

Aku pun masuk kedalam mobil Luke karena well, hari ini ia membawa mobil. Lalu keadaan menjadi sangat hening dan aku sangat tidak menyukainya. Aku pun menekan tombol di radio agar mengurangi aura canggung yang ada disekitar kami.
 
Aku bersenandung kecil mengikuti alunan lagu yang terdengar. Namun tiba-tiba telunjuk panjang Luke memencet tombol off pada radio, aku pun menatapnya kesal.”Kenapa dimatikan?”tanya ku.

“Suara lo jelek.”balasnya santai dengan wajah datar.

“Suara lo tuh yang kayak bunyi lebah, seret kayak bebek kejepit.”balas ku sinis. Luke menoleh, memicingkan mata birunya.”apa hubungannya lebah sama bebek?”katanya dengan alis naik sebelah.

OH IYA

APA YA?

“Terserah gue lah.”sahut ku, sambil memalingkan wajah ku ke arah kaca jendela mobil.

“Gitu doang ngambek.”ujar Luke menggumam,”Emang muka gue nyebelin banget ya?”

Nggak sih, Cuma annoying doang apalagi kalo lo lagi ngeledek gue.

“Menurut lo aja gimana, Luke.”

Terdengar helaan nafas dari Luke. Aku menatap jalanan yang nampak seperti bayangan melalui kaca jendela, kenapa waktu terasa melambat ya? Kok daritadi nggak nyampe-nyampe?

“Terus gue harus apa supaya nggak nyebelin bagi lo?”celetuk Luke dengan suara...lembut?

Aku menengok dengan heran.”Ya jangan nyebelin deh,”jawab ku sambil menggidikan bahu.

“Nyebelin gimana, let? Perasaan gue nggak pernah nyebelin ke siapapun.”balas Luke, lalu menoleh kearah ku sebentar.

Fix. Luke emang nggak nyadar diri.

“Tau ah, pikir aja sendiri. Nggak tau gue ngejelasinnya gimana.”kata ku. Tak lama, mobil Luke pun sampai di depan gerbang kampus ku.

Aku keluar mobil, lalu melihat Luke yang juga keluar dari pintu kemudinya. Ia mendekat kearah ku, lalu mengacak rambut ku.”Lukeeeee.....”rengek ku, sambil merapikan rambut ku yang berantakan olehnya.

My Young Husband || Luke Hemmings (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang