11. Tarian Pencabut Sukma

3.7K 51 2
                                    

Ketika masih merenungkan kepandaian gadis itu, tiba-tiba telinganya menangkap suara tawa yang panjang. Ketiga senjata rahasia tadi seakan tenggelam ke dasar lautan, tidak terdengar suara sedikitpun.

Kiau Hun menjungkitkan sepasang alisnya ke atas. Mulutnya tertawa dingin.

"Gerakan saudara yang menggunakan jurus Po Hong Cut-hun (Menambal Angin Menangkal Bayangan) ternyata boleh juga!"

Orang itu tertawa terbahak-bahak.

"Terima kasih, terima kasih. Sambitan ketiga jarum perak ini juga kuat sekali!" 

Kata-kata yang diucapkannya sebagai sindiran membuat hati Kiau Hun jengkel setengah mati. Wajahnya yang cantik sampai memutih. Begitu mata memandang, dia melihat usia lawannya paling banter dua puluh tahunan. Dia mengenakan jubah berwarna putih, alisnya bagus, hidungnya mancung. Penampilannya gagah. Ketampanan maupun gayanya tidak kalah dengan Tan Ki. Tanpa dapat ditahan lagi, dia jadi memandangnya dengan termangu-mangu.

Meskipun dia tidak mengenal orang ini, tetapi Tan Ki sendiri sudah mengenalinya. Anak muda itu tidak lain adalah putra angkat Oey Kang yang menyebut dirinya sendiri Pendekar Baju Putih Oey Ku Kiong. 

Dia segera maju dua langkah dan bermaksud mengucapkan terima kasih atas pemberian obatnya, tiba-tiba anak muda itu telah mendahuluinya.

"Ayah menunggu di ruangan pendopo, harap mendapat kunjungan dari Saudara berdua."

"Bagaimana kau bisa tahu bahwa kami telah masuk ke dalam bangunan ini?" tanya Tan Ki.

"Kalau menilik dari ucapanmu, tampaknya kau menganggap Pek Hun Ceng sebagai tempat umum yang orang-orang bisa keluar masuk seenak perutnya sendiri." sahut pemuda itu.

Tanpa menunggu jawaban dari kedua orang tersebut, dia langsung membalikkan tubuhnya dan berjalan keluar.

Tan Ki memandangi bayangan tubuh orang itu yang kekar dan menyiratkan keangkuhan.

'Tampaknya orang ini mempunyai watak yang terbuka, tetapi kemarahan dan kegembiraan cepat sekali berubah-ubah. Benar-benar membuat orang sulit mendekatinya...'

Oey Ku Kiong seakan sengaja ingin menjajal kedua orang itu. Begitu mereka menyusul di belakangnya, setelah jarak diantara mereka kurang lebih empat lima mistar, tiba-tiba dia menghimpun hawa murninya dan melesat ke depan.

'Bagus, rupanya kau hendak menjajal ilmu ginkang kami!' maki Kiau Hun dalam hati.

Gadis itu segera menarik nafas dalam-dalam dan menambah kecepatannya. Tubuhnya berkelebat bagai kilat yang menyambar. Dia terus mengejar di belakang pemuda tersebut.

Angin yang berhembus membuat perhiasan di seluruh tubuhnya memperdengarkan suara gemirincingan yang tidak putus-putus.

Di bawah sorotan cahaya matahari, tampak tiga sosok bayangan yang membentuk titik hitam seakan melayang di udara. Kecepatannya bagai hembusan angin yang meniup kumpulan asap. Baru terlihat sudah membuyar. Diiringi dengan suara kerincingan yang timbul dari perhiasan di tubuh Kiau Hun, bak irama di pulau dewata.

Setelah melintasi tiga buah halaman, Oey Ku Kiong juga tidak dapat menarik dirinya lebih jauh. Sedangkan Kiau Hun dan Tan Ki juga tidak sanggup lebih mendekat. Tampaknya ilmu ginkang ketiga orang itu memang hampir seimbang.

Tiba-tiba terdengar Oey Ku Kiong mengeluarkan suara siulan yang panjang. Lengannya merentang, tubuhnya mencelat dan tahu-tahu sudah berada di tengah udara. Dengan gerakan yang indah dia mencelat ke atas tembok pekarangan kemudian menghilang dari pandangan.

Tampaknya tanpa berpikir panjang lagi Kiau Hun juga ikut mencelat ke atas tembok. Kemudian terlihat dia menggapaikan tangannya ke arah Tan Ki lalu meloncat ke bawah.

Dendam Iblis Seribu Wajah - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang