Justru di saat pikiran Tan Ki masih melayang-layang dengan terkesima, dia mendengar Yibun Siu San kembali membuka suara, "Anak Ki, sebaiknya kau turun dari panggung untuk beristirahat agar tenagamu dapat pulih kembali sebagai persiapan untuk melakukan pertandingan lagi malam nanti."
Tan Ki mengiakan dengan suara lirih, dia membalikkan tubuhnya dan meloncat turun dari panggung tersebut.
Pada saat itu, para hadirin yang tadinya berkumpul di sana sudah mulai bubar, yang tinggal hanya Mei Ling, Liang Fu Yong, kakak beradik Cin Ying dan Cin Ie yang paling mengkhawatirkan keadaan Tan Ki. Mereka masih menunggu di bawah panggung.
Lok Hong beserta cucunya Lok Ing beserta Oey Ku Kiong dan Kiau Hun entah mempunyai rencana apa. Saat ini mereka berdiri pada jarak sepuluh depaan dan terbagi dalam dua kelompok yang berhadap-hadapan. Mereka saling berbisik dengan rekan masing-masing, mata mereka berulangkah melirik ke arah Tan Ki Kalau bukan sedang memperhatikan gerak-geriknya, tentu mereka sedang membicarakan ilmu silatnya yang mengejutkan ketika berlangsungnya pertandingan tadi.
Hati Tan Ki saat ini bagai digelayuti berbagai masalah yang rumit. Dia tidak melirik sedikitpun. Perlahan-lahan dia berjalan melalui hadapan mereka. Tetapi setelah melangkah kurang lebih belasan tindak, tanpa sadar dia menolehkan kepalanya melihat sekilas ke arah kedua gadis itu. Tampak wajah Lok Ing mengembangkan senyuman yang dingin dan sinar matanya memancarkan perasaan rindu. Sedangkan Kiau Hun malah membelalakkan matanya lebar-lebar dan di dalamnya terkandung sinar kemarahan.
Diam-diam hati Tan Ki merasa geli, dia menggelengkan kepalanya sambil menarik nafas panjang. "Hati kaum perempuan memang paling sulit di duga..."
Karena kedua perempuan itu memang mempunyai watak dan perasaan yang berbeda terhadap dirinya. Yang seorang mengira dirinya keracunan hebat dan sebentar lagi akan mati, malah dia sudah mengambil keputusan bahwa setelah dirinya mati, akan mencari suatu tempat yang tenang dan membangun sebuah makam raksasa lalu menutup dirinya dari dalam dan menemaninya seumur hidup... Tetapi dia tidak tahu bahwa kedua jenis racun di dalam tubuh Tan Ki saling menyerang di mana akhirnya daya kerja keduanya menjadi musnah. Bahkan dia telah mencekoki anak muda itu dengan obat penyembuh luka dalam, dalam jumlah yang banyak dengan maksud agar dia dapat mempertahankan kehidupannya sementara. Siapa sangka obat-obatan itu justru menambah kekuatan tenaga dalamnya setelah racunnya hilang sehingga dia dapat memenangkan pertandingan dengan gemilang di atas panggung.
Meskipun Kiau Hun juga sangat mencintai Tan Ki, tetapi dia malah memilih jalan yang salah. Tanpa berpikir panjang, dia rela mengorbankan kesuciannya dan akhirnya diterima menjadi selir Tocu Bu Sin To dari Lam Hay. Dianggapnya dengan demikian derajat maupun kedudukannya akan terangkat lebih tinggi. Di samping itu dia juga mempermainkan cinta kasih Oey Ku Kiong yang tulus dengan memperalat anak muda itu menuruti kemauannya.
Berpikir sampai di sini, Tan Ki menarik nafas panjang sekali lagi. Tiba-tiba langkah kakinya dipercepat dan menghambur pergi. Karena sampai sekarang ini, dia masih belum tahu apa yang harus dilakukannya menjelang pertandingan nanti malam apabila dia bertemu lagi dengan Kiau Hun.
Hatinya kacau, pikirannya melayang-layang. Sejak semula dia memang sudah tidak menaruh perhatian terhadap pemandangan yang indah di sekitarnya. Angin yang sejuk berhembus dari depannya. Tetapi anak muda ini malah seakan lupa di mana dirinya berada.
Tanpa terasa, dia sudah berjalan ke arah balik bukit tersebut. Begitu pandangan matanya dialihkan, dia melihat batu-batuan berserakan, pepohonan tumbuh dengan subur. Suara kicauan burung sayup-sayup masuk ke dalam telinganya.
Tiba-tiba saja perasaannya menjadi segar. Suasana tempat ini sunyi dan tenang, dipadu dengan keindahan alam yang masih murni dan jarang terinjak kaki manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Iblis Seribu Wajah - Gu Long
AksiDunia Kangouw yang selama ini tenang dan damai tiba-tiba saja dilanda gelombang badai yang dahsyat. Seorang algojo muncul entah dari mana. Persis seperti malaikat maut yang mencabut nyawa orang-orang yang dipilihnya. Tidak ada seorang pun yang tahu...