44. Peringatan!

1.7K 29 1
                                    

Biar bagaimanapun dia pernah berjanji akan mengambil adiknya yang ketolol-tololan itu sebagai selir. Meskipun sekarang dia sudah beristeri, tetapi kalau Cin Ie dibandingkan kakaknya, satu seperti gadis desa yang bodohnya minta ampun, sedangkan yang satunya begitu cerdas dan cantik bagai dewi kahyangan. Perbandingannya begitu menyolok sehingga Cin Ying bagai rembulan di langit yang memancarkan cahayanya sampai jauh.

'Seandainya kedudukan Cin Ie diganti dengan kakaknya, tentu merupakan hal yang menggembirakan sekali...'

Berpikir sampai di sini, dia sendiri merasa terkejut, perlahan-lahan dia mengetuk batok kepalanya sendiri dan berkata dalam hati, 'Aku selalu merasa diriku sebagai seorang laki-laki sejati, mengapa tiba-tiba bisa mempunyai pikiran seperti itu? Kalau sampai ada orang yang mengetahuinya, mana aku ada muka lagi merebut kedudukan Bulim Bengcu?'

Dengan membawa pikiran seperti itu, cepat-cepat dia menarik nafas panjang dan menghentikan renungannya. Tiba-tiba dia melihat Ceng Lam Hong membalikkan tubuhnya dan berkata kepada orang-orang gagah yang ada di tempat tersebut.

"Wajah saudara-saudara sekalian seakan menyiratkan perasaan kurang senang. Tentu karena aku membiarkan tokoh Lam Hay tadi meninggalkan tempat ini begitu saja. Sebetulnya, ilmu silat orang itu kalian sudah saksikan sendiri, taraf kepandaiannya sudah mencapai tingkat yang tinggi sekali. Dalam Lam Hay Bun dia menjabat kedudukan sebagai Bun Bu Cuo-siang. Jabatan itu sangat tinggi, boleh dibilang hanya di bawah Tocunya sendiri. Dia juga merupakan salah satu angkatan tua yang paling setia selama mengepalai empat puluh pulau di daerah Lam Hay. Dia juga merupakan sahabat karib Bengcu lama, yakni Cin Tong. Pertemuan yang kebetulan ini sebetulnya sulit diharapkan. Tetapi aku berani menjamin kepada saudara-saudara sekalian, kelak orang ini pasti akan meninggalkan Lam Hay Bun dan bersahabat dengan pihak Tionggoan kita. Di balik semua ini terkandung sebuah rahasia besar. Untuk sesaat sulit dijelaskan dengan terperinci. Harap saudara-saudara sudi bersabar sehingga datang saatnya yang tepat serta lihat
sendiri buktinya nanti!"

Tiba-tiba seorang laki-laki tua berlengan tunggal menukas dari antara orang-orang gagah.

"Meskipun seandainya suatu hari nanti Cia Tian Lun bisa memihak kepada kita, tetapi memangnya dendam para sahabat yang sekarang sudah menjadi mayat berserakan di atas tanah ini tidak perlu dibalas lagi?"

Ceng Lam Hong mengerti saat ini emosi orang-orang gagah masih meluap-luap. Meskipun ribuan kata-kata diucapkan, tetaplah sulit membuat mereka paham. Lebih baik menghindari persoalan besar dan membuatnya sekecil mungkin. 

Oleh karena itu dia segera mengembangkan seulas senyuman yang lembut dan berkata, "Urusan ini akan kita bicarakan lagi perlahan-lahan kelak. Pokoknya suatu hari pasti ada jawaban yang memuaskan hati saudara sekalian, sekaligus dapat memadamkan api kemarahan dalam hati kalian itu."

Sepasang mata Lok Ing yang mengandung sinar romantis itu berulang kali melirik ke arah Tan Ki. Tampaknya dia seperti mempunyai banyak kata-kata yang ingin dibicarakan, namun sampai saat ini tidak ada kesempatan sama sekali. Hanya sepasang alisnya yang terus mengerut, namun sejak awal hingga akhir, dia tidak mengucapkan sepatah katapun.

Setelah Ceng Lam Hong menyelesaikan ucapannya, baru dia berkata, "Pek Bo, kita sudah boleh pergi sekarang."

Ceng Lam Hong menoleh kembali kepada Tan Ki.

"Anak Ki, kau harus berhati-hati. Mulai sekarang kau tidak boleh bertindak sembrono, apalagi sembarangan menempuh bahaya sehingga membuat orang khawatir. Sekaligus kau harus berbaik hati kepada..."

Berkata sampai di sini, perempuan setengah baya itu seakan teringat akan sesuatu hal sehingga ucapannya tidak jadi diteruskan. 

Sepasang mata Tan Ki melirik sekilas ke arah isterinya kemudian berkata, "Anak akan menurut apapun perkataan ibu, mulai sekarang tidak akan sembrono lagi."

Dendam Iblis Seribu Wajah - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang