23. Racun Ganas

2K 32 3
                                    

Kata-katanya terhenti. Dari wajahnya yang cantik tersirat penderitaan yang tidak terkirakan. Di bawah cahaya rembulan, tampak wajahnya pucat pasi. Air mata telah membasahi pipi yang mulus. Tampangnya sungguh mengenaskan.

Tampak dia tertawa getir dan berkata lagi :

"Aku tidak seperti Locianpwe yang dapat membebaskan diri dari ikatan duniawi dan mencapai kebebasan hati yang sempurna. Aku selalu merasa bahwa manusia hidup di dunia ini kecuali mencari kesenangan pribadi, hanya mendambakan cinta kasih saja. Apalagi percintaan di antara sepasang muda mudi, begitu ajaib dan anehnya sehingga sulit diuraikan dengan kata-kata. Tetapi cinta seperti ini demikian suci dan tulusnya, di dalamnya tidak terkandung sedikitpun niat jahat. Seperti apa yang Boanpwe alami sekarang ini. Seandainya Boanpwe benar-benar mencintai Tan Ki, maka seharusnya aku berpikir demi masa depan serta kebahagiaannya..."

Tian Bu Cu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Kau dapat mengerti maksud ucapan Pinto dan langsung menyatakan persetujuan sendiri. Meskipun Tan Ciok San sudah meninggalkan dunia ini dengan membawa dendam kesumat, tetapi di alam baka dia pasti bisa mengetahui dan merasa berterima kasih sekali terhadap ketulusan hatimu kepada putranya. Aih, sekarang waktu sudah larut sekali. Pinto akan kembali ke Bu Tong San untuk menenangkan hati." tiba-tiba dia berhenti berkata, seakan ada suatu masalah besar di dalam hatinya dan dia harus memikirkan sejenak.

Kemudian tampak dia tersenyum simpul dan mengeluarkan sesuatu dari dalam lengan bajunya yang longgar. Kemudian melanjutkan kembali kata-katanya dengan perlahan-lahan, "Liang Kouwnio, ke marilah. Menjelang kepergian Pinto ini, tidak ada sesuatu yang dapat Pinto hadiahkan. Barang ini biar sementara kau simpan dahulu, kau boleh mencari kesempatan yang baik dan berikan kepada si pengemis tua Cian Cong. Juga, ketika aku masuk secara diam-diam ke dalam gedung keluarga Liu tadi, aku menemukan suatu rahasia yang menggetarkan hati..." tampak dia mendekati telinga Liang Fu Yong dan membisikkan beberapa patah kata kepadanya.

Ceng Lam Hong bersembunyi di balik pohon yang jaraknya kurang lebih sepuluh depa. Dia hanya dapat melihat mimik wajah Liang Fu Yong yang berubah hebat mendengar bisikan Tian Bu Cu. Tampaknya dari sedih dia berubah menjadi marah. Di antara perasaan marah juga terselip rasa takut akan sesuatu yang mengerikan.

Hal ini membuktikan bahwa urusan yang diberitahukan oleh Tian Bu C u pasti gawat sekali. Tetapi karena jauhnya jarak di mana dia bersembunyi, dia jadi tidak dapat mendengar apa yang dibisikkan oleh Tian Bu Cu sehingga Liang Fu Yong demikian tercekat hatinya.

Ceng Lam Hong sedang menduga-duga apa kira-kira urusan yang mereka bicarakan, tiba-tiba dia melihat Liang Fu Yong tergesa-gesa menerima benda yang disodorkan oleh Tian Bu Cu dan memasukkannya ke dalam saku pakaian lalu berkata, "Kalau begitu, Boanpwe pergi sekarang juga!" dia membalikkan tubuhnya. Dengan gerakan mengerahkan ginkang sepenuhnya, dia langsung menghambur ke arah kota Lok Yang. 

Gerakannya bagai sebatang anak panah yang dibidikkan. Dalam sekejap mata bayangannya sudah ditelan oleh kegelapan malam.

Menunggu sampai bayangan Liang Fu Yong tidak terlihat lagi, orangtua yang mendapat julukan salah satu dari dua tokoh sakti di dunia ini juga meninggalkan tempat itu. Ternyata sampai saat ini, dia masih juga tidak tergerak oleh segala kerisuhan yang terjadi di dunia Kangouw dan memilih hidup tenang di pegunungan Bu Tong San. Meskipun dia sadar bahwa saat ini banyak pihak yang hendak menyerbu ke daerah Tionggoan dan kemungkinan besar bisa terjadi pertumpahan darah besar-besaran.

Pada saat itu juga, kembali terlihat sesosok bayangan wanita yang melesat ke arah kota Lok Yang.

Rupanya Ceng Lam Hong yang bersembunyi di belakang pohon, tiba-tiba saja mendapat naluri bahwa apa yang dibisikkan oleh Tian Bu Cu ada kaitannya dengan diri Tan Ki, putranya. Semacam perasaan cinta kasih serta perhatian yang besar dari seorang ibu langsung memenuhi hatinya. Dia terus berpikir bahwa ada kemungkinan apa yang dikatakan Tian Bu Cu ada hubungannya dengan keselamatan anaknya. Oleh karena itu, begitu Liang Fu Yong dan Tian Bu Cu meninggalkan tempat itu, dia juga segera menghambur ke arah kota Lok Yang, yakni gedung keluarga Liu.

Dendam Iblis Seribu Wajah - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang