33. Pengemis Muda & Hwesio Hitam

2.3K 36 0
                                    

Meskipun kata-kata yang diucapkannya sangat sungkan, tetapi begitu pembicaraannya selesai, orangnya tiba-tiba mendesak maju dua langkah. Lengan kirinya digerakkan perlahan-lahan. Dengan jurus Dewi Merak Mengembangkan Sayap, dia melancarkan sebuah serangan.

Terdengar deruan angin kencang yang langsung menerpa ke dada Goan Siang Fei.

Meskipun serangannya ini menggunakan jurus yang sederhana, tetapi karena tenaga dalamnya sangat kuat maka pengaruh yang ditimbulkannya pun cukup hebat. Apalagi ilmu yang dipelajarinya adalah tenaga Kang yang keras, sehingga baik kecepatan maupun daya serangannya sangat dahsyat. Ternyata jurus itu bukan jurus yang dapat dianggap enteng.

Goan Siang Fei masih berdiri dengan tenang, seakan tidak tergugah oleh serangannya yang keji dan ganas itu. Ketika angin pukulannya yang menderu-deru sudah hampir mendesak ke arah dirinya, tiba-tiba dia seperti seekor kelinci yang terkejut dan cepat-cepat mencelat ke belakang. Lengan kanannya mengibas, seiring dengan gerakan tubuhnya yang menghindari serangan lawan, dia juga membalas sebuah serangan.

Kedua orang ini merupakan tokoh yang sudah punya nama di daerah kekuasaannya masing-masing. Ilmu silatnya tinggi sekali. Meskipun masing-masing baru mengerahkan sebuah jurus serangan, dan mendesak maju lalu mencelat mundur dalam waktu yang hampir bersamaan, tetapi gerakannya sama-sama cepat sehingga membuat pandangan mata orang-orang yang melihatnya jadi berkunang-kunang. Begitu pandangan terbiasa kembali, kedua orang itu sudah berganti posisi.

Setelah mencelat mundur, keduanya tidak mengucapkan sepatah katapun. Kembali sebuah serangan dilancarkan. Pukulan dan totokan berkelebat ke sana ke mari, masing-masing mengerahkan segenap kemampuannya dan mencari kesempatan yang baik untuk merobohkan lawannya.

Serangan mereka semakin lama semakin gencar. Pukulan mereka semakin lama semakin cepat. Terdengar suara pukulan yang menderu-deru, pengaruhnya terasa sampai jarak lima langkah. Keduanya tidak mau kalah kuat. Setelah bertanding kurang lebih sepuluh jurus, bayangan tubuh keduanya sulit lagi dibedakan.

Tan Ki memperhatikan sejenak. Tiba-tiba dia merasa perutnya kembung, wajahnya merah padam, bibirnya menyunggingkan senyuman yang tersipu-sipu. Kemudian dia berkata dengan suara lirih.

"Ling Moay, aku ingin membuang air kecil sebentar, nanti aku kembali lagi."

Selesai berkata, dia tidak menunggu jawaban dari Mei Ling, kakinya terus melangkah ke depan. Meskipun tampaknya dia hanya berjalan dengan wajar, tetapi langkahnya cepat sekali. Baru saja Mei Ling ingin mengatakan sesuatu, bayangan Tan Ki sudah tidak kelihatan lagi.

Tampaknya anak muda itu seperti ingin berlari dari tanggung jawabnya dengan meninggalkan panggung pertandingan tersebut. Dia merasa hatinya pengap sekali dan tidak menemukan sesuatu yang dapat dilampiaskannya. Perasaannya seakan enggan sekali serta tidak tertarik untuk melakukan apapun.

Sebetulnya hal ini disebabkan oleh pikirannya yang rumit. Persoalannya adalah karena dia mempunyai identitas diri yang lain, yakni Cian bin mo-ong. Tidak ada orang yang tahu bahwa dalam setengah tahun ini dia sudah membunuh dua puluh tujuh tokoh kelas tinggi baik dari golongan lurus maupun sesat. 

Hal ini membuat nama Cian bin mo-ong menjulang tinggi dan menggemparkan dunia persilatan. Gerak-geriknya sangat misterius dan datang perginya seperti angin. Dia malah dianggap sebagai raja iblis yang pertama kali menggetarkan nyali setiap orang selama ratusan tahun ini. Sekarang ini, dia merasa keadaan dirinya yang dianggap sebagai manusia keji, mana pantas bila menjabat sebagai Bulim Bengcu?

Pikiran yang saling bertentangan dengan hati kecilnya ini membuat Tan Ki merasa serba salah. Apalagi kalau membayangkan ilmu silat yang dikuasainya sekarang ini. Karena sudah berhasil menggabungkan ilmu Tian Si Sam-sut dengan Te Sa Jit-sut, sehingga pengaruhnya kuat sekali, dia percaya ilmu silatnya sekarang sudah cukup berimbang dengan jago kelas satu di dunia Bulim. Tetapi untuk memperebutkan kedudukan Bulim Bengcu, dia masih belum mempunyai keyakinan seratus persen. 

Dendam Iblis Seribu Wajah - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang