Tampak bayangan merah berkibar-kibar tertiup angin, kemudian terlihat Mei Ling menghambur ke arah mereka. Hati Tan Ki masih merasa marah karena menganggap Mei Ling menipu cinta kasihnya. Mendengar ucapannya, dia langsung mendengus dingin.
Tetapi dia menghentikan juga langkah kakinya.
Ketika melihat Liang Fu Yong yang ada di samping Tan Ki, Mei Ling jadi tertegun sesaat. Dia juga menghentikan langkah kakinya.
"Ah... Liang Cici, kau juga ada di sini?"
Liang Fu Yong tersenyum lembut. Dia segera menggandeng tangan kiri Mei Ling.
"Mengapa kau tiba-tiba bisa berpikir ke tempat ini dan mencari ke mari?"
Mei Ling menarik nafas panjang. Dia menunjuk ke arah Tan Ki dan berkata.
"Cici tidak tahu, dia masih belum mengerti kesulitan yang kuhadapi, malah menganggap dirinya demikian hebat dan pergi dengan keadaan tersinggung. Tadinya aku juga ingin bersikap keras kepala seperti dirinya. Biar untuk sementara lihat siapa yang lebih keras dan tidak mau memperdulikan dirinya. Tetapi semakin dipikirkan, aku merasa semakin tidak benar. Kalau sampai terjadi hal yang tidak diinginkan, bagaimana? Oleh karena itu aku segera keluar mencarinya. Maksudku ingin meminta maaf sekalian menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya. Tetapi hampir sepanjang malam aku mencari ke mana-mana. Mana aku tahu kalian ada di sini, justru Cin Cici yang memberitahukan kepadaku."
Sejak tadi Tan Ki berdiri di samping dan mendengarkan dengan tenang. Berbagai kedukaan yang dialaminya membuat perasaannya seakan menjadi kebal. Tampangnya kaku dan tidak bergerak sedikitpun seperti sebuah patung.
Tiba-tiba Mei Ling melihat penampilan Tan Ki yang lain daripada biasanya. Tanpa sadar hatinya jadi tercekat. Dia segera melepaskan diri dari pegangan Liang Fu Yong dan merentangkan sepasang lengannya lalu menghambur ke dalam pelukan anak muda itu.
"Tan Koko, mengapa kau tidak berbicara sedikitpun?"
Di bawah cahaya rembulan yang redup tampak wajahnya yang cantik menyiratkan perasaan khawatir. Matanya menyorotkan sinar kasih sayang yang dalam. Bibirnya menyunggingkan senyuman lembut. Dipadu dengan pakaiannya yang berwarna merah menyala, sehingga penampilannya semakin anggun dan wajahnya semakin cantik jelita.
Tiba-tiba Tan Ki merasa hatinya berdebar-debar. Tanpa terasa dia menyurut mundur dua langkah. Tangan kanannya terangkat dan menghempaskan sepasang lengan Mei Ling yang ingin memeluk dirinya. Dorongannya mengandung tenaga yang cukup besar.
Hatinya sedang, diselimuti perasaan malu dan rendah diri. Tiba-tiba saja dia merasa dirinya tidak pantas bersanding dengan gadis yang cantiknya seperti bidadari ini. Perasaan yang kuat ini berkecamuk dalam bathinnya. Gerakannya ini dilakukan dengan refleks.
Tenaga yang digunakan cukup besar. Sedangkan Mei Ling tidak menduganya sama sekali. Begitu terdorong otomatis tubuhnya berputaran dua kali lalu terjatuh di atas tanah.
Setelah mengulurkan tangannya mendorong Mei Ling, Tan Ki baru merasa bahwa dirinya tidak pantas memperlakukan Mei Ling sedemikian rupa. Dia langsung maju dua langkah dan mengulurkan tangannya.
Tetapi ketika dia baru mengulurkan tangannya untuk memapah bangun gadis itu, tiba-tiba dia menyurutkan tangannya kembali. Tanpa terasa kakinya malah mundur lagi tiga langkah. Dia mendongakkan kepalanya dan menatap langit dengan terkesima.
Di dorong mendadak sedemikian rupa oleh Tan Ki, Mei Ling benar-benar merasa di luar dugaan. Untuk sesaat dia menjadi tertegun. Pukulan bathin yang besar benar-benar membuat hatinya terluka. Malah di saat kejadian itu baru berlangsung, dia kaget seakan tidak percaya dan lupa akan sakit hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Iblis Seribu Wajah - Gu Long
ActionDunia Kangouw yang selama ini tenang dan damai tiba-tiba saja dilanda gelombang badai yang dahsyat. Seorang algojo muncul entah dari mana. Persis seperti malaikat maut yang mencabut nyawa orang-orang yang dipilihnya. Tidak ada seorang pun yang tahu...