Tiba-tiba... dengan gerakan spontan, Liang Fu Yong menerjang ke tubuh Tan Ki.
Gerakannya yang tidak disangka-sangka ini membuat Tan Ki terkejut setengah mati. Dia segera dapat merasakan bahwa peristiwa malam ini agak tidak beres.
Telinganya menangkap gumaman Liang Fu Yong...
"Adik, aku membutuhkan... membutuhkan..." suaranya gugup. Nafasnya memburu. Di balik semua ini seakan terkandung sesuatu permintaan.
Hati Tan Ki semakin tercekat. Dalam waktu yang bersamaan, dia segera sadar apa yang dibutuhkan oleh Liang Fu Yong. Tiba-tiba dia berusaha menegakkan badannya, namun dia ditekan kembali oleh Liang Fu Yong. Dalam keadaan panik dia malah sulit memberikan perlawanan.
Begitu terkejutnya Tan Ki sehingga gerakannya semakin gugup.
'Datang lagi, datang lagi. Kali ini habislah...!' jeritnya dalam hati.
Dia mengerti apa yang akan dilakukan oleh Liang Fu Yong. Tetapi, meskipun sebetulnya dia merupakan seorang anak muda yang cerdas, namun menghadapi kejadian seperti ini, yang belum pernah dialaminya seumur hidup. Dia juga tidak tahu harus bertindak apa.
Tampak selembar wajah Tan Ki yang tampan menjadi merah padam saking paniknya. Kadang-kadang wajahnya berubah pucat pasi. Tetapi untuk sesaat dia tidak dapat meluapkan kemarahannya.
Perlahan-lahan Liang Fu Yong mengangsurkan wajahnya yang merah membara mendekati...
Tiba-tiba Tan Ki merasa nafasnya memburu, perasaannya menjadi tegang, sepasang tangannya entah harus diletakkan di sebelah mana. Suasana semakin panas, kalau saja ada orang lain yang menyaksikan, mereka tentunya dikira sepasang pengantin baru yang masih hijau dalam urusan tempat tidur...
"Tidak boleh... Cici, tidak boleh begini...!" teriak Tan Ki.
Tapi kalau ada yang mencuri dengar percakapan yang berlangsung di dalam kamar itu, tentu orang tersebut akan merasa heran mengapa yang mengeluarkan jeritan justru pengantin laki-lakinya.
"Adik, aku harap kau bersedia membantu, Cici benar-benar tidak sanggup mempertahankan diri lagi..." di bawahnya masih ada kata-kata yang lain, tetapi dia tidak berani mengatakannya.
Mendadak Liang Fu Yong menempelkan sepasang bibirnya di atas wajah Tan Ki. Pada saat itu juga, Tan Ki merasa seperti ada arus listrik yang menjalari seluruh tubuhnya. Dan dia langsung tergetar.
"Cici, kau tidak boleh melakukan hal seperti ini. Tidak boleh...!" seru Tan Ki panik sekali.
Kali ini bibirnya yang disekap oleh Liang Fu Yong. Tan Ki hanya merasa suatu benda yang hangat dan harum bermain di atas bibirnya. Tan Ki dicium sedemikian rupa sampai gelagapan. Ciuman itu demikian hangat dan mesra.
Benda-benda yang ada di sekitar seperti lenyap satu persatu. Meskipun dunia ini sangat luas, tetapi sepertinya hanya milik mereka berdua. Liang Fu Yong hanya digelayuti satu macam pikiran. Yaitu apa yang dikehendakinya sekarang.....
Sedangkan di pihak Tan Ki, begitu terkejutnya dia sampai tidak sanggup mengucapkan sepatah katapun.
Matanya terbelalak lebar-lebar......
Sepasang tangannya telah basah oleh keringat dingin, jantungnya berpacu cepat seperti orang yang baru saja berlari dalam jarak jauh. Segulung demi segulung bau harum yang terpancar dari tubuh perempuan itu menerpa hidungnya. Dia merasa pikirannya mulai kacau, sepasang matanya berkunang-kunang... tetapi di hati kecilnya masih terselip sedikip kesadaran.
Tegang! Romantis! Panas! Merangsang!
Suasana yang hangat memenuhi kamar itu. Sungguh saat-saat yang mendebarkan hati dan sulit melepaskan diri!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Iblis Seribu Wajah - Gu Long
ActionDunia Kangouw yang selama ini tenang dan damai tiba-tiba saja dilanda gelombang badai yang dahsyat. Seorang algojo muncul entah dari mana. Persis seperti malaikat maut yang mencabut nyawa orang-orang yang dipilihnya. Tidak ada seorang pun yang tahu...