Tanpa terasa tubuh Mei Ling bergetar. Dia benar-benar terkejut sekali. Meskipun pada, dasarnya dia adalah seorang gadis polos yang tidak pernah mempunyai pikiran licik, tetapi dia tetap merasa bahwa apa yang dikatakan Lok Ing terlalu gila-gilaan. Di dunia ini mana ada orang yang menutup dirinya sendiri di dalam sebuah kuburan raksasa dan menemani sesosok mayat selama hidupnya?
Rencana yang gila dan luar biasa ini, memang merupakan suatu peristiwa yang hampir tidak pernah ditemui sejak dulu sampai saat sekarang ini. Namun justru dari rencananya ini, Mei Ling dapat mengetahui sampai di mana dalamnya perasaan cinta Lok Ing terhadap suaminya!
Setelah tertegun beberapa saat, akhirnya Mei Ling menarik nafas panjang.
"Cici, aku sungguh kagum kepadamu."
"Kau tidak merasa marah kepadaku?"
Mei Ling menggelengkan kepalanya, bibirnya mengembangkan seulas senyuman yang getir tanpa mengucapkan sepatah katapun. Tampangnya sungguh mengenaskan, mengandung kesenduan yang tidak terkirakan. Sudah pasti, dia merasa sakit dan menyesal atas nasib Tan Ki yang malang.
Melihat gadis itu berdiam diri sekian lama, akhirnya Lok Ing juga menarik nafas panjang. Perlahan-lahan dia membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi.
Mei Ling segera berteriak.
"Kau mau ke mana?"
"Aku tidak ingin melihat dia bersedih menjelang kematian. Setelah nafasnya putus, aku akan kembali lagi mengurus mayat membangun makam..." mulutnya menjawab pertanyaan Mei Ling, namun dia terus melangkah dengan tidak menolehkan kepala sekalipun.
Mei Ling merenung sejenak. Tiba-tiba tubuhnya berkelebat dan dia langsung mengejar ke depan.
"Cici...!" panggilnya.
"Ada apa?"
"Ketika kau membangun makam nanti, bisakah kau menyediakan tempat yang agak besar sedikit saja?"
Lok Ing jadi tertegun mendengar kata-katanya.
"Untuk apa?"
"Aku juga ingin tinggal di dalam makam itu!"
Mendengar ucapannya, Lok Ing langsung mendongak menatap langit dan tertawa lebar.
"Bagus sekali, berarti tambah satu orang lagi yang menemani Tan Ki!"
Sembari bercakap-cakap, mereka berjalan semakin jauh, akhirnya bayangan merekapun tidak kelihatan lagi.
Beberapa saat kemudian...
Terdengar suara keluhan dari mulut Tan Ki. Lambat laun matanya membuka, dua bola matanya yang telah pudar sinarnya langsung mengedar ke sekeliling. Tiba-tiba dia melonjak bangun.
Dia merasa ada segulung hawa panas yang mengalir dalam perutnya lalu berpencar ke seluruh urat nadi di tubuhnya. Tanpa dapat ditahan lagi keringat terus menetes saking panasnya. Dia tidak tahu Lok Ing telah mencekokinya obat dalam jumlah yang banyak sehingga menimbulkan keadaan demikian. Sekarang ini, dia hanya merasa aneh.
Begitu matanya memandang, dia melihat tiga sosok bayangan saling berkelebat dan bertarung dengan sengit. Hal ini merupakan pertarungan antara jago-jago kelas tinggi yang jarang terlihat. Sepasang telapak tangan Yibun Siu San yang kosong menghadapi dua jago kelas satu dari Si Yu. Apabila ingin meraih kemenangan dalam waktu yang singkat, tentu bukan merupakan hal yang mudah.
Perlahan-lahan Tan Ki mengedarkan kembali pandangan matanya dan menatap ibunya yang masih dalam keadaan pingsan terkulai di atas tanah. Setelah memperhatikan sejenak, di dalam hatinya tiba-tiba muncul perasaan kagum yang dalam. Dia merasa manusia hidup di dunia ini, apabila dapat merasakan kasih sayang seorang ibu, tentu merupakan peristiwa yang paling membahagiakan. Tetapi setelah dipikirkan kembali, tanpa terasa dia tertawa getir. Dirinya merupakan calon orang mati, meskipun dapat merasakan kebahagiaan, tetapi tetap saja tidak dapat menyelamatkan keadaannya yang sudah di ambang ajal. Kalau kebahagiaan yang sejenak akan meninggalkan penderitaan yang tidak terkirakan bagi ibunya, untuk apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Iblis Seribu Wajah - Gu Long
AksiDunia Kangouw yang selama ini tenang dan damai tiba-tiba saja dilanda gelombang badai yang dahsyat. Seorang algojo muncul entah dari mana. Persis seperti malaikat maut yang mencabut nyawa orang-orang yang dipilihnya. Tidak ada seorang pun yang tahu...