24. Hasrat Maksiat

2.2K 36 0
                                    

"Tan Koko, jangan kau tidak percaya perkataanku ini. Hal ini memang kenyataan. Aku toh sudah bersedia menikah denganmu dan berarti menjadi istrimu seumur hidup. Mana mungkin aku mengarang cerita yang bukan-bukan di malam pengantin?"

Berkata sampai di sini, dia berhenti lagi. Kemudian tampak dia menarik nafas panjang-panjang. Di antara cahaya lilin yang melambai, tampak mimik wajahnya yang menyiratkan penderitaan yang dalam. Sinar matanya seakan memohon belas kasihan dari Tan Ki. Dia menatap suaminya itu lekat-lekat. 

Kemudian dia berkata, "Tan Koko, biarpun hatimu merasa curiga dan tidak percaya. Tetapi aku mohon kalau kau mempercayai aku kali ini saja. Kita tidak bisa melakukan hubungan ini..."

Perlahan-lahan sepasang alis Tan Ki menjungkit ke atas.

"Dalam dunia ini banyak kejadian aneh dan janggal dan bukan hal yang dapat terpikir atau terbayangkan olehku. Tetapi biar bagaimana aku tidak percaya ada hai seperti ini. Seseorang telah kesalahan, minum racun, namun tidak akan terjadi apa-apa. Justru setelah melakukan hubungan intim dengan lawan jenisnya, racun itu akan tersalur ke tubuh lawan. Ini benar-benar cerita paling aneh yang pernah kudengar. Aku rasa, ketika kau mengarang cerita ini, tentunya kau menemukan banyak kesulitan. Sayangnya ceritamu ini tidak bermutu, aku sama sekali tidak dapat menerimanya karena memang tidak masuk akal sama sekali." sahutnya dingin.

Suara sahutannya ini datar sekali. Sama sekali tidak mengandung kegusaran. Tetapi justru seperti sebatang jarum yang tajam bukan kepalang dan mencucuki hati Mei Ling.

Perasaan pedih langsung menyelinap di dalam hati gadis itu. Air matanya jatuh bercucuran. Dia menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Tidak, Tan Koko. Jangan kau salah paham terhadap diriku..."

Tan Ki tertawa dingin.

"Tutup mulutmu! Karanganmu yang sensasional itu mungkin dapat menakuti orang lain, tetapi tidak mengelabui sepasang mataku yang tajam ini. Kalau kau memang tidak mempunyai perasaan apa-apa terhadapku, mengapa kau menerima lamaranku dan bersedia menjadi isteriku?"

Tampaknya semakin berbicara, hati Tan Ki semakin panas. Baru saja selesai berkata, tiba-tiba lengannya bergerak dan terdengar suara. Plakkk! Tahu-tahu dia sudah menempeleng pipi Mei Ling.

Gerakannya begitu cepat dan tidak terduga-duga sama sekali. Bahkan Mei Ling tidak mempunyai kesempatan untuk menghindarkan diri. Tiba-tiba saja pipinya terasa panas dan perih. Tanpa dapat dipertahankan lagi kakinya tergetar mundur satu langkah.

Air mata langsung berderai bagai air sungai yang deras. Mimpipun dia tidak mengira kalau Tan Ki dapat turun tangan memukulnya. Untuk sesaat dia sampai tidak ingat lagi rasa perih di pipinya. Dia berdiri dengan termangu-mangu.

Kemudian terdengar suara Tan Ki yang dingin bagai es.

"Perempuan yang pandai bersandiwara!" dia langsung membalikkan tubuhnya dan melangkah keluar dari kamar tersebut.

Mei Ling melihat bayangan punggungnya yang angkuh dan kekar keluar dari kamar itu.

Hatinya menjadi tergetar. Dengan panik dia berteriak, "Tan Ki Koko, kau masih belum mengerti hatiku yang sebenarnya...!"

Tan Ki mendengus satu kali.

"Mungkin benar apa yang kau katakan. Tetapi ketahuilah, aku memang tidak berniat untuk memahami hatimu!"

Mei Ling langsung menangis dengan suara meratap.

"Tan Ki Koko, kau seharusnya memaklumi perasaanku, aku benar-benar mencintaimu!"

"Tidak usah bicarakan lagi, aku tidak ingin mendengarnya!" sahut Tan Ki datar.

"Apakah kau tidak sudi mendengarkan penjelasanku?"

Dendam Iblis Seribu Wajah - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang