Double Up deh sekali sekali 😂
Padahal ini tabungan hari liburku nanti (?)Selamat membaca ya!
***
"Katakan, sejak kapan rumah kita menjadi tempat penampungan?"
Aku mendelik tajam kearah laki-laki menyebalkan yang baru muncul dari lantai dua dengan bertelanjang dada, memakai celana tidur satin abu-abu dan juga jubah satin berwarna senada dengan celananya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Katakan, kemana semua celana teddy bear yang selalu kau kenakan dulu?" Sindirku membalas sindirannya.
"Ck! Kalian, ini sudah malam. Emily sudah tidur. Jangan berisik." Omel kakak iparku yang tak lain dan tak bukan adalah istri dari kakakku, kak Alle. "Kau habis dari mana, Kel? Kau habis minum?" Tanyanya sambil mengendus tubuhku.
"Kau minum? Wah. Apa yang akan daddy lakukan pada anak kesayangannya yang satu ini kalau ia tahu?" Kak Kenneth secara tidak langsung baru saja menandatangani surat bunuh dirinya.
Aku mencibir, "hanya Red wine. Itu juga hanya 2 gelas. Aku tidak mabuk." Belaku menuai dengusan kak Kenneth.
"Lalu kenapa kau kesini malam-malam?" Tanya kak Kenneth seakan mengusirku. Bahkan aku belum 10 menit duduk di sofa ruang tamunya. Sangat tidak bersahabat sekali.
"Uangku hanya cukup membawaku kemari." Jawabku ketus. "Dan aku menyesal kenapa aku tidak jalan kaki saja ke Penthouse tadi."
Aku jadi menyesal kabur dari pesta perayaan itu. Aku melupakan isi dompetku yang menipis karena taksi pertamaku sebelum ini.
"Miskin." Cibir kak Kenneth membuatku melotot menatapnya. Ia lalu tertawa bahagia seakan senang sudah berhasil memancing emosiku.
Kak Alle yang memang selalu berjiwa malaikat di keluarga kami berdiri menengahi kami dan menepuk pelan dada kak Kenneth hingga kak Kenneth mengaduh tetapi masih juga tertawa.
"Jangan kelewatan pada Kelly!" Omelnya lalu menatapku, "kau bermalam saja disini, Kel. Aku akan menyediakan baju ganti dan besok aku akan meminta Alexis menjemputmu."
"Kau memang yang terbaik, kak." Aku tersenyum manis pada kak Alleira lalu menatap sini laki-laki di belakangnya, "tidak seperti seseorang." Sambungku.
Kak Alle kembali berdecak dan menggeleng.
Mungkin kak Alle yang juga ikut tumbuh bersama kami semenjak kecil, apa lagi sekarang sudah menjadi bagian dari keluarga yang sebenarnya, sudah merasa maklum denganku dan kak Kenneth.
Kak Kenneth memang menyebalkan, tetapi kalau dibutuhkan, kak Kenneth selalu bisa di andalkan. Mungkin itulah yang tidak orang lain tahu. Dia bisa berubah menjadi seorang sahabat yang menasehati, orang tua yang bawel setengah mati, juga musuh yang minta di hukum mati.
Seperti sekarang.
Lamunanku disadarkan oleh suara kak Kenneth di hadapanku. "Sudah, sudah malam kau segera istirahat. Besok aku yang akan mengantarmu pulang ke rumah."
"Bukannya kau ada rapat besok pagi?" Kak Alle mengernyit menatap kak Kenneth bingung.
"Masih ada waktu untuk mengantar Kelly pulang. Kau tenang saja." Kak Kenneth tersenyum lebar ke arah kak Alle, lalu tanpa tahu malu, kak Kenneth langsung mencium kak Alle.
"Ewwww! Get a room, brother!" Spontan aku menutup kedua mataku dan berdecak kesal.
Kak Kenneth tertawa semakin kencang, "get a boyfriend, Sister." Balasnya lalu kembali tertawa kencang kemudian baru berhenti saat terdengar suara tangisan Emily dari wireless audio yang tegeletak di meja ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelly [#DMS 5]
RomancePernah merasakan rasanya mencintai teman masa kecilmu, namun kalian hanya berakhir dalam sebuah status pertemanan, bahkan persaudaraan? Pernah merasakan rasanya mencintai seseorang yang tidak pernah kau temui, namun kemudian laki-laki itu berubah me...